Ada PROMO AGUSTUS!
Per judul short story hanya 17ribu aja. Per volume (5 judul) hanya 70ribu aja.
Klik link WA di bio ya!
Promo berlaku sampai 16 Agustus 2023!
Jangan sampai ketinggalan!
***
Aku menoleh dengan cepat saat ponsel Tian berdering nyaring. Nama 'Sayang' dengan emotikon hati tertera di layarnya. Benda itu segera kuraih sambil menatap Tian di depan sana tengah menempelkan ponselku ke telinganya.
"Keluar. Kita makan di sini aja. Kamu pasti laper kan nunggu 2 jam di mobil?"
HAH? Itulah yang tercetus dari bibirku saat menerima panggilan masuk itu dan mendengar kalimat Tian.
"Buruan, Sayang. Atau mau aku jemput ke sana?"
Aku menelan ludah. Tanpa pikir panjang aku keluar dari mobil, lalu menatap Tian yang kini juga menatapku. Dia melambai sambil tersenyum. Aku menoleh pada papi dan mami yang juga tengah menatapku. Mereka berdiri tak jauh dari Tian berada.
Dengan sekuat tenaga aku mencoba bersikap biasa saja. Aku melangkah mendekati Tian dan segera meraih uluran tangannya untuk aku genggam. Aku merasa kembali diberikan kekuatan. Apalagi bisa aku rasakan bagaimana sorot mata mami padaku.
"Bisa-bisanya kamu bohong sama Mami ya, Myesha. Kamu ini anggap Mami apa, hah?"
Buset. Semburan panas dari kalimat mami membuatku kembali menelan ludah.
"Sayang, jangan di sini. Besok aja mau ngomelin anak manja kamu itu."
Papi memeluk pinggang mami dan terkekeh. Sedangkan ekspresi mami masih saja tajam ke arahku. Aku hanya bisa mencebikkan bibir.
"Pulangnya hati-hati, Om, Tante."
Papi mengangguk sebagai balasan kalimat Tian. Papi membawa mami segera menuju mobil saat kendaraan itu berhenti tak jauh dari depan lobi hotel.
"Kenapa bisa?" Aku berbisik penuh penekanan pada Tian.
"Kita ke dalam. Aku lapar."
Aku berdecak. Jadi, yang sebenarnya lapar itu dia bukan aku. Alibinya saja bilang aku kelaparan menunggunya. Dasar licik.
Tian membawaku masuk ke salah satu VIP room. Aku duduk berhadapan dengan Tian dan dua orang pelayan segera menyajikan menu di atas meja. Aku tidak membayangkan Tian akan memesan menu sebanyak ini.
"Ini Mami kamu yang pesan. Katanya kamu makannya banyak."
Aku mendengkus. "Jelasin semuanya. Jangan bikin aku bingung."
"Makan dulu."
Tian mulai menyantap makan malamnya dan aku juga ikut. Aku harus menghabiskan menu-menu lezat ini agar kuat mendengarkan penjelasan Tian yang bisa saja membuatku terkejut nantinya.
Entah berapa lama kami menghabiskan waktu untuk menikmati makan malam kali ini. Karena tadi panik, aku jadi mengabaikan penampilanku. Kini baru tersadar dan aku merengek pada Tian.
Tahu bagaimana reaksi pacarku itu? Dia hanya tertawa dan geleng-geleng kepala.
"Tetap cantik kok."
"Halah."
Tian meneguk air minum di gelasnya dan aku segera melipat kedua lenganku di atas meja. Aku menatap serius padanya dan dia hanya berdeham saja sambil memanggil pelayan untuk membereskan meja kami.
Tak lama kemudian dua orang pelayan datang kembali setelah tadi pelayan lainnya membereskan peralatan makan di atas meja. Kali ini mereka menyajikan makanan penutup. Aku melenguh karena menu-menunya begitu menggoda.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHORT STORY NEW
Romance[MATURE 21+] Semua cerita hanyalah karangan penulis saja. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat atau kejadian, itu hanyalah ketidaksengajaan. Harap bijak dalam memilih bacaan sesuai usia. Follow dulu jika ingin mendapatkan notifikasi update. Start, 0...