25 || Ugal-Ugalan

260K 15.5K 6.8K
                                    


Harusnya kemarin double update tapi baru tembus komen sekarang🤌🏻

Sumpah aku suka banget nuliss cerita ini. Kek stress aku tuh hilang selama nulis mereka, aku naksir berat sama cerita ini. Semoga kalian juga merasakan betapa cegilnya aku selama nulis ini😭😭👊🏻👊🏻

****

Mobil Alga terparkir rapih di parkiran sekolah. Asya bersiap untuk turun namun Alga menarik lengannya lebih dulu untuk mendekat. Secepat Asya menoleh, secepat itu pula Alga mencium pipi kirinya. "Morning kiss."

Asya buru-buru keluar dengan muka bersemu merah. Semalam Alga menciumnya dengan gila. Asya pingsan karena kehabisan nafas. Jadi kali ini Asya akan menghindar agar tidak terjadi sesuatu yang serupa.

Asya berjalan tenang dengan memegang kedua tali ranselnya. Di belokan menuju kelas, Asya merasakan tarikan kuat di tasnya hingga ia terpaksa berbalik. Nafasnya segera tertahan begitu berhadapan dengan wajah tampan Alga yang begitu dekat.

Melihat reaksinya membuat Alga tersenyum samar lalu bersuara rendah. "Istirahat. Gue tunggu di atap."

Alga yang membungkuk, langsung berdiri tegap setelah mencuri ciuman di pipi kanan Asya. "Tanggung."

Asya masih mematung bahkan saat Alga sudah pergi dan menghilang dari pandangannya. Untung saja koridor saat ini masih sepi sehingga tidak ada yang menyaksikan wajah bodohnya. Asya memegang kedua pipinya bekas bibir lembut pria itu mendarat.

"Cil. Mikirin utang?" sapa Darren dengan gaya sengaknya. Ia merangkul kepala Asya yang pendek dan memitingnya iseng. "Masih pagi udah kesambet aja lo!"

Asya memukul-mukul lengan Darren karena laki-laki itu memutar dirinya kesana-kemari dengan sengaja mentang-mentang tubuhnya jauh lebih besar. Tingkat keusilan Darren sudah di level akut.

"Darren jancok!"

Tawa Darren pecah. "Bahasa dari mana lo?"

"Dari tukang kebun aku. Tiap arit rumputnya mental dia bilang gitu."

"Lo merhatiin tukang kebun?" tanya Darren tidak habis fikir. "Bocah gila. Makin hari makin gila."

"Ehmm."

Gisella dengan ransel kuning itu melintas begitu saja tanpa mengatakan apapun selain terbatuk kering.

Darren melepaskan kepala Asya lalu menyeret kerah belakang bajunya. "Ayo ke kelas."

****

Saat istirahat Asya tidak datang ke atap sekolah setelah memikirkannya selama jam pelajaran. Asya memilih menghabiskan waktunya di perpustakaan agar Alga tidak menemukannya.

Setelah berganti dengan pakaian olahraga, Asya bergabung ke lapangan dengan teman-teman kelas lainnya. Sekarang adalah jam olahraga, salah satu pelajaran yang Asya suka. Karena selalu di rumah, ia jarang beraktifitas berat. Itu sebabnya Asya selalu penasaran dengan hal apapun bahkan kegiatan yang menurut orang membosankan. Karena Asya belum pernah merasakannya. Ia selalu penasaran dengan segala hal.

"Bang Aji! Bang Ethan!"

Asya tengah fokus pemanasan dengan teman-teman perempuan lainnya di jogging track, namun begitu mendengar suara Bondan itu ia langsung menoleh ke arah sana.

ALGASYA ; STEP BROTHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang