HAI! HAI! KANGEN GAK?ABSEN DULU PAKE NAMA KOTA KALIAN DUNG🖤
Happy reading luvv.
*****
Asya ada di depan rumah Gisella. Ia memandangi rumah dua lantai tanpa pagar dalam sebuah perumahan yang kini terlihat sepi. Asya datang ke sini karena Gisella belum juga membalas pesannya. Nomor gadis itu juga tidak aktif.
Asya khawatir.
"Kamu siapa?"
Asya tersentak.
Gadis itu menoleh kala mendengar suara seorang pria dari belakangnya. Asya tersenyum sopan saat menemukan Ayah Gisella. Mereka memang belum pernah bertemu, tapi Asya mengenalinya karena pernah melihatnya dalam wallpaper ponsel Gisella.
"Saya Asya, Om. Temannya---"
"Berani sekali kamu datang kemari?!" bentakan pria itu membuat Asya seketika terkejut, pria dewasa itu menunjuk wajahnya dengan murka. "Kamu tidak punya malu, hah?!"
Teriakan Ayah Gisella memancing tatapan orang-orang yang lewat.
"Om!" Darren sedikit berlari, ia masih mengenakan seragam sekolah. Laki-laki itu baru memarkirkan motornya dan langsung menarik mundur Ayah Gisella dari Asya.
Ayah Gisella menatap Asya marah. "Gadis ini orangnya kan?! Dia yang menyebabkan Gisella kecelakaan!"
"Kece-lakaan?" Asya tergugu.
"Om tenang, ya," ucap Darren. "Biar aku yang ngomong sama Asya. Om masuk aja. Sella pasti nunggu Om di rumah sakit."
Akibat bujukan Darren, akhirnya Ayah Gisella masuk ke rumahnya dan meninggalkan mereka berdua. Sebelum benar-benar masuk, ia sempat melayangkan tatapan kebencian pada Asya.
Sementara Asya hanya mampu menunduk dan memainkan jarinya. Ia benar-benar tidak tau apapun.
"Darren."
"Ikut gue. Jangan ngomong di sini."
Asya mengangguk.Gadis itu berjalan di belakang Darren sambil menatap punggungnya. Cara bicara Darren tadi berbeda dari biasanya. Jauh lebih dingin. Asya bisa merasakan perbedaannya.
"Naik."
Tanpa banyak omong, Asya segera naik ke boncengan motor laki-laki itu.
"Darren, Gisella kenapa?" tanya Asya saat mereka sudah lumayan jauh. Darren membawa gadis itu ke taman terdekat.
"Gisella kecelakaan sewaktu lagi di jalan mau ke rumah lo."
"Gisella sekarang di rumah sakit mana? Aku mau cek keadaan Gisella, aku---"
"Menjauh dari Gisella," ucap Darren dingin.
"Maksudnya?""Jangan temuin Gisella lagi, Sya. Gue nggak mau dia dalam bahaya kalau masih ada lo di sekitarnya."
Asya tidak mengerti.
Darren maju satu langkah mendekat.
"Lo tau penyebab ini semua kan?"
Asya menggeleng pelan.
Darren berdecih. "Gue nggak percaya pernah ketipu sama muka polos lo. Gue bener-bener kecewa."
Asya menatapnya semakin tidak paham. "Kamu ngomong apa Darren? Aku nggak ngerti."
"Stop pura-pura polos!" seru Darren. "Gue udah tau hubungan asli lo dan Alga!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGASYA ; STEP BROTHER
Teen Fiction(TELAH TERBIT DAN TERSEDIA DI GRAMEDIA) Sejak orang tuanya meninggal, Asya hanya tinggal berdua bersama Alga, kakak tirinya. Asya selalu di manja sejak kecil, Asya harus mendapat pelukan sebelum tidur, Asya tidak bisa sendirian. Berkebalikan dengan...