Kalian sangat rajin yaa, aku minta 7k komen dikasih lebih. Love gosong untuk kalian semua dariku🖤🖤🖤Vote dulu sebelum baca! Penuhin tiap paragraf dengan komentar, aku selalu baca semuanya. Komen kalian itu mood booster aku setelah uang hehe uang terbaik! Tapi kalian lebih terbaik!🖤🖤🖤
****
"Heh," seorang perempuan memanggil Asya yang baru saja melewatinya. Renata, ia memandang Asya dengan galak. "Gue liat kemarin lo di club sama Alga. Habis itu lo kemana? Ngapain aja?"Asya hampir jujur. Namun, ia kembali mengatupkan mulutnya sebelum berbicara dengan nada riang. "Aku? Ngapain lagi? Seneng-seneng dong! Kak Alga beliin aku semua yang aku mau. Baik banget, ya?"
Renata langsung naik pitam. "Lo morotin Alga?!"
"Enggak. Lagian Kak Alga pake sabuk. Aku mana bisa lakuin itu."
"Hah?" Renata bengong sejenak sebelum melotot tajam. "MOROTIN BEGO! BUKAN PLOROTIN!"
"Lo jangan coba-coba deh manfaatin kebaikannya Alga," ucap Renata dengan tangan terlipat. "Jangan mentang-mentang dia kasian sama lo. Jadi lo bisa bebas minta ini-itu sama dia."
"Kalau sampe gue liat lo berani mecem-macemin Alga. Abis lo sama gue!" Renata menggorok lehernya dengan jari, memandang Asya setajam mungkin.
"Kak Renata suka sama Kak Alga?"
"Pake nanya lagi. Jelas suka lah! Gue duluan yang naksir Alga. Gue duluan yang kenal dia. Lo orang baru jangan coba-coba nyaingin gue. Lo kalah sebelum lakuin apapun!"
"Gue kenal Alga hampir tiga tahun. Gue tau semua tentang dia. Bahkan sekarang, dia ngasih gue kesempatan buat ambil hatinya," gadis itu tersenyum bangga. "Tinggal selangkah buat gue dan Alga bersatu."
Entah mengapa Asya merasa ubun-ubunnya panas tiap mendengar kata demi kata dari mulut Renata. Ia mendengkus kecil. Melengos ke kanan dan tidak sengaja melihat sosok Alga dari kejauhan.
"Kak Renata," panggil Asya. "Bisa pegang rambut aku? Tadi pagi aku coba contidioner baru. Lembut banget."
"Eh iya? Merk apa?" Renata antusias jika membahas hal apapun yang berhubungan dengan perawatan tubuh. Ia menyentuh rambut panjang Asya yang memang terasa lembut.
"Aduh!!!" Asya mengaduh keras-keras membuat mata Renata membulat. Asya menjerit lebih keras memancing tatapan orang-orang. "ADUH!!!"
"Lo kenapa, anjir?!" seru Renata.
Alga yang melihat itu menatapnya geli. Laki-laki itu mendekat kemudian menarik lengan Renata dari rambut Asya, wajahnya sudah panik melihat Alga.
"Alga, gue---"
"Jahil," ucap Alga menatap Asya lalu menjitak pelan keningnya. "Jangan lakuin lagi."
Renata merasa lega. "Tuhkan Al. Apa gue bilang?! Ini bocah harus di jauhin. Lo liat sendiri sifatnya kan?"
"Kenapa harus gue jauhin?" balas Alga dengan satu alis terangkat.
"Pokoknya jauhin aja. Firasat gue jelek sama cewek ini!"
"Gimana cara jauhinnya kalau dia ada di atap yang sama dengan gue?"
"Hah?!" Renata melebarkan matanya. Otaknya mencerna tiap kata itu seraya menatap Alga yang pergi dengan merangkul Asya.
Setelah menjauh dari Renata. Asya melepaskan tangan Alga dari bahunya kemudian berjalan lebih dulu meninggalkannya. Ia melengos ke samping saat Alga tiba-tiba sudah kembali berjalan di sisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALGASYA ; STEP BROTHER
Teen Fiction(TELAH TERBIT DAN TERSEDIA DI GRAMEDIA) Sejak orang tuanya meninggal, Asya hanya tinggal berdua bersama Alga, kakak tirinya. Asya selalu di manja sejak kecil, Asya harus mendapat pelukan sebelum tidur, Asya tidak bisa sendirian. Berkebalikan dengan...