Telah satu minggu berlalu sejak Jisung menjalankan misinya bersama Minho. Sejujurnya, Hyunjin justru semakin meneror si manis dengan pertanyaan mengapa dirinya berakhir menjalin hubungan dengan Minho, namun Jisung mengabaikannya.
Keduanya nampak semakin sering menempel baik di sosial media maupun di real life, tentu saja agar teman-teman kampusnya tak mencurigai mereka. Untungnya seiring berjalannya waktu, Hyunjin seolah lelah diabaikan oleh Jisung yang sibuk mengumbar kemesraannya dan mulai menghentikan pesan-pesannya.
Jisung rasa ia berhasil.
Selain itu, orang-orang di kampus menyukai hubungan mereka berdua. Mereka benar-benar cocok dilihat dari luar. Minho yang awalnya bersikap cuek dan dingin seperti es seolah berhasil dilelehkan oleh Jisung yang manis dan ceria. Sebuah hubungan yang didambakan semua orang, dan image baik Jisung membuat semua orang gemas dengan hubungan mereka. Oh, bahkan Minho sudah memiliki panggilan sayang untuk Jisung. Katanya sih, untuk meyakinkan orang-orang.
"Hannie, nama yang sangat cocok untukmu."
Mereka adalah pasangan yang sempurna.
Orang-orang itu hanya tak tahu bahwa semua ini adalah skenario.
Jisung hanya terkekeh mendengar orang-orang membicarakan dirinya dan Minho, kira-kira bagaimana reaksi mereka jika Jisung dan Minho berpisah nantinya? Pasti semuanya akan kecewa.
Omong-omong, Minho sungguh-sungguh dalam melakukan permintaan Jisung. Ia tiba-tiba menjadi seorang kekasih yang peduli dan perhatian pada Jisung --sebelumnya memang sudah perhatian, sih. Tetapi kali ini berbeda! Minho benar-benar menjadi garis terdepan ketika Jisung berada dalam kesulitan bahkan sesimpel belum sarapan.
Hari itu Jisung bangun terlambat dan membilas tubuhnya dengan terburu-buru. Meskipun ia belum sepenuhnya merapikan diri, si manis segera turun dari kamarnya dan berpamitan pada ibunya ketika mendengar suara mobil Minho telah sampai.
Ketika Jisung memasuki mobil, hal pertama yang ia dapatkan adalah sepotong cheesecake dan sebuah pudding.
"Kau terlambat membalas pesanku, kupikir kau akan kesiangan dan melewatkan sarapan. Jadi aku membeli sedikit camilan dalam perjalanan kemari," begitulah ucapan Minho ketika Jisung menanyakan makanannya.
Oh, mengapa Minho bertindak sejauh ini? Bahkan mereka sedang tak di kampus.
Jika begini terus Jisung bisa benar-benar jatuh hati padanya.
Yah, itu hanyalah segelintir perhatian kecil yang Minho berikan padanya. Saat ini bahkan Minho tengah bersantai di rooftop seperti biasa sembari membaca buku, membiarkan Jisung tidur diatas pahanya dan mengambil foto Minho dari sudut pandangnya untuk diunggah pada sosial media seperti biasa.
"Minho," panggil Jisung sembari memainkan tali hoodie milik Minho.
"Hm?"
"Sebenarnya, yang menggangguku saat itu adalah orang yang kau temui di bar, Hyunjin."
Minho mengangguk," apa ia masih mengganggumu?"
"Dua hari belakang ini tidak. Kurasa ia sudah lelah," ucap Jisung. "Kau tahu? Yang mengetahui bahwa aku pergi ke bar dan bertindak liar hanyalah Hyunjin dan Seungmin. Sepertinya Hyunjin marah karena tiba-tiba aku membawamu, itu artinya aku sudah menunjukkan sifat asliku dan ia membenci fakta itu."
"Ibu dan ayahku bahkan tak mengetahuinya, haha. Aku takut mereka kecewa padaku, maka dari itu aku menyembunyikan kebiasaan buruk ini bahkan dari orang-orang sekitarku. Aku hanya percaya pada Hyunjin dan Seungmin, dan sialnya Hyunjin malah menyukaiku," sambungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAMCATCHER [Minsung] ✔
Fanfiction[Completed] Malam itu, Jisung tak menyadari bahwa salah seorang temannya telah bersimpuh darah dengan senyuman kepuasan menghiasi wajahnya. "Apa yang kau lakukan pada wanita itu?" "Tidak ada." "Bukankah terakhir kali dia bersamamu kemarin? Bagaimana...