Dia akan menghabisi seluruh keluarganya jika telah sepenuhnya mendapatkan dirimu. Pergilah dari dirinya sebelum semuanya terlambat.
Jisung merobek kertas memo yang sekali lagi berada dalam lokernya. Padahal loker itu menggunakan kode, ia tak tahu siapa orang yang berhasil membukanya karena hanya dirinya dan Minho yang mengetahui kode tersebut, tak mungkin juga Minho yang melakukannya. Atau mungkin? Ia tak begitu peduli sejujurnya.
Yah apapun itu, Jisung tak ingin memikirkannya lagi. Tak peduli bagaimana Minho akan menggunakan dirinya.
Tetapi ia tak bisa bohong bahwa saat ini ia sungguh takut.
Si manis tak tahu siapa yang mengirimkan pesan itu padanya, yang jelas sekarang ia sepenuhnya ragu pada Minho. Pemuda Lee itu pernah berkata bahwa kakaknya berusaha mencelakainya, namun sekarang yang dikatakan penulis pesan itu justru sebaliknya. Ia tak tahu siapa yang harus dipercaya tetapi demi apapun Jisung masih takut pada Minho yang menguasainya.
Kemana ia harus pergi sementara tak ada seorangpun yang bisa ia percaya?
"Ck, sial," Jisung berdecak memikirkan apa yang harus dilakukannya. Ayolah, bukankah pergi ataupun tidak akan tetap sama pada akhirnya? Ia akan tetap mati.
Sudahlah, percuma saja ia lari.
Disaat dirinya tengah pasrah, Jisung memandang loker Minho. Sang pemilik saat ini tengah melaksanakan kelasnya dan membiarkan Jisung berkeliaran selama masih ada di sekitar kampus. Mungkin saja beberapa vampire sudah berkurang jumlahnya hingga Minho dapat meninggalkan si manis sejenak.
Ia mengetahui kode loker itu. Apa mungkin Minho menyimpan sesuatu disana, siapa yang tahu? Jadi ia memilih untuk membukanya tanpa tahu apakah akan ada suatu petunjuk yang menuntunnya menuju kebenaran.
Matanya memicing memandang sebuah tas kecil yang belum pernah dilihatnya. Isi loker itu nampak normal dengan beberapa buku dan jurnal, hanya tas itu yang asing di mata Jisung. Tanpa pikir panjang ia pun mengambilnya, membuka resletingnya dan menemukan sebuah notebook kecil di dalamnya.
Ada beberapa lembar uang dan struk bekas belanja, namun Jisung lebih tertarik dengan buku kecil itu. Ia menyimpan kembali tas kecil Minho dan menutup lokernya, memilih untuk mengorek isi buku tersebut di taman.
Membuka lembaran pertama, Jisung seolah melihat catatan rangkuman hasil tulisan tangan Minho.
"Vampire banyak dijumpai di Korea bagian Barat, tetapi asal-usul mereka tak diketahui. Keberadaannya pertama kali diungkap pada tahun 1824," ucap Jisung sembari membaca deretan kata dalam notebook tersebut.
Mereka berbahaya. Mereka membunuh dan meminum darah manusia. Namun seiring berjalannya waktu, jumlah mereka berkurang banyak akibat perburuan serempak yang dilakukan secara diam-diam oleh pemerintahan Korea.
Jisung membalikkan lembaran halaman tersebut. Tak begitu peduli dengan sejarah vampire. Ada hal lain yang lebih diperlukannya.
"Kekudusan.." gumamnya memandang judul catatan tersebut.
Hidup berdampingan dengan manusia, membuat sebagian dari mereka kehilangan akal sehatnya. Vampire bukanlah makhluk hidup dan tak ditakdirkan untuk menikah dengan makhluk yang benar-benar hidup.
Mereka bodoh, manusia itu akan mati. Ditambah lagi hasil pernikahan mereka akan membawa bencana setelah menginjak usia 19 tahun.
Aroma darahnya yang menyengat akan mengundang siapapun untuk menyerangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DREAMCATCHER [Minsung] ✔
Fanfiction[Completed] Malam itu, Jisung tak menyadari bahwa salah seorang temannya telah bersimpuh darah dengan senyuman kepuasan menghiasi wajahnya. "Apa yang kau lakukan pada wanita itu?" "Tidak ada." "Bukankah terakhir kali dia bersamamu kemarin? Bagaimana...