17

800 93 15
                                    

"Darahmu terlalu berharga, Han Jisung. Mana mungkin aku membiarkanmu begitu saja?" ucap Jeongin sembari tersenyum manis pada pemuda yang tengah dirantai pada sebuah kursi itu.

"Kita bahkan baru saja bertemu dan kupikir kau orang yang baik," ucap Jisung. Ia tak menyangka seseorang yang baru saja mencerahkan harinya ternyata menusuknya seperti ini.

"Seharusnya kau tak pernah percaya pada orang baru," Jeongin berjalan mengelilingi bangku yang digunakan Jisung.

Sungguh, pemuda Han itu lelah sekali dengan segala hal yang menimpanya dalam beberapa hari terakhir ini. Mengapa semua orang bertindak seenaknya pada dirinya? Mengapa harus dirinya yang menghadapi nasib seperti ini? Apa yang telah dilakukan oleh Jisung hingga membuatnya menahan takdir yang pahit ini sendirian?

Segala penyesalan karena telah lahir ke dunia dan amarah akan takdirnya yang menyedihkan telah menguasai isi hati Jisung.

Setidaknya Felix dan Changbin tak terlibat.

Yah, meskipun dirinya tak aman saat ini, Jisung tak ingin melihat kedua temannya menjadi korban juga. Padahal niat awalnya menginap adalah untuk menambah pengamanan dengan Changbin yang pandai berkelahi. Siapa yang menyangka bahwa Jisung akan segera dibawa secara diam-diam tepat setelah ia menyimpan tas di kamarnya?

Apakah Minho akan menyelamatkanku?

Bukankah Minho sudah hafal dengan aroma darah Jisung? Bukankah mimpi Minho dapat memberikan petunjuk mengenai masa depannya?

"Berarti.. semua yang kau katakan adalah omong kosong?" tanya Jisung lirih.

Jeongin berhenti tepat di belakang Jisung dan memegang kedua bahunya, mendekatkan wajahnya pada telinga kanan si manis dan berkata, "hm? Tidak juga. Dan aku punya sedikit kejutan untukmu."


Cklek!


Mata Jisung membola melihat seseorang yang baru saja memasuki ruangan tersebut.




















"Minho?"

















DREAMCATCHER [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang