10

1K 100 13
                                    

Warning!

Chapter ini mengandung adegan dewasa, silakan skip hingga tanda (***) jika merasa kurang nyaman.

⚠️⚠️⚠️


Jisung telah melepas seluruh kancingnya beberapa saat yang lalu membuat Minho meninggalkan banyak bercak merah pada tubuhnya. Oh, entah apa saja yang Minho lukis di atas kulit sang tupai hingga sang empunya meremang melihat begitu banyak tanda kepemilikan di sana.

Lucu sekali bagaimana Minho seketika bergerak begitu buas setelah ia bersedia memberikan tubuhnya.

Jisung membiarkan Minho menarik celananya turun, membuat bagian selatannya terekspos begitu saja. Apakah Jisung merasa malu? Big no! Pengaruh alkohol yang kuat sekali membuat si manis justru dengan percaya diri melebarkan kakinya.

"Tell me once again, Hannie. What do you want from me?" tanya Minho.

"I want you, baby."

"Where?"

"I want you inside me.."

Terkutuklah Jisung dengan segala kalimat nakal yang ia lontarkan dengan wajah polos dan mata bulat itu. Tidakkah ia tahu Minho tengah menahan hasrat untuk tak mengasari si manis dalam pengalaman pertamanya?

Minho menundukkan kepalanya, mengecup paha dalam Jisung dan menjilatnya sensual sembari menatap pemuda Han itu dengan tatapan tajamnya.

Astaga, pemandangan macam apa ini. Jisung rasanya rela mati demi melihatnya setiap hari. Mengapa Minho terlihat begitu sexy ketika memanjakannya seperti itu?

Sekali lagi Minho menciptakan bercak kemerahan dengan menghisap dan menggigit kecil paha dalam Jisung, ia bahkan menggesekkan giginya hingga si manis merasa geli.

"Haahh.." Minho membuang nafas setelah menghirup dalam-dalam aroma paha tersebut. Apakah menghirup bagian paha adalah kegiatan kesukaan kedua setelah lehernya? Jisung terkekeh melihatnya.

Minho memandang senggama si manis, nampaknya sudah kelaparan namun Minho tahu pasti jika ia terburu-buru Jisung akan kesakitan. Maka sebelum masuk kedalam intinya, pemuda berparas tampan itu memasukkan jari telunjuknya secara perlahan.

"Akh.." ringis Jisung ketika merasakan benda asing memasuki tubuhnya.

"Tahan sedikit, Hannie. Ini tidak ada apa-apanya dibanding milikku."

Bergerak sedikit guna memperlebar senggama si manis, Minho pun memasukkan jari keduanya. Menggerakaannya secara menggunting agar Jisung tak begitu merasa perih saat adik kecilnya masuk nanti.

"Haa.." Jisung merasa sedikit tak nyaman, namun ia membiarkan Minho terus melanjutkan kegiatannya. Tentu saja ia tahu hal yang dilakukan Minho adalah demi Jisung sendiri, ia harus siap menerima benda kecil terlebih dahulu sebelum Minho benar-benar menerkamnya.

Sedikit demi sedikit, Jisung mulai terbiasa. Bahkan tiga jari Minho telah berhasil masuk seutuhnya. Baiklah, mungkin ini saatnya Minho menggunakan pelumas yang telah ia siapkan khusus untuk malam bersama Jisung.

Sejak kapan ia menyiapkannya?

Ayolah, Minho sangat mengerti Jisung. Ia tahu persis si manis akan mabuk dan meminta hal-hal seperti ini setelahnya.


Sleb!


"AKH!"

Minho mengusap surai Jisung lembut, "maaf, Hannie? Sakit, ya?"

Jisung mengangguk lemah, namun ia masih bisa menahannya. Setidaknya Minho memperlakukannya dengan lembut, meskipun satu hentakkan ini berlebihan baginya yang baru pertama kali.

DREAMCATCHER [Minsung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang