Dua

177 10 4
                                    

Happy reading....

️☁️☁️☁️

Pukul 17:35 para penghobi bola besar itu sedang bermain dengan bola besar berwarna kuning,biru,putih.

Bola tersebut melambung ke atas setelah mendapatkan pukulan dari gilang, sorakan dari Tania pun membuat lapangan menggelegar.

"dan bam!, kena kan lo" ucap Tania merasa
puas.

"gilang gila!"

"lebih tepatnya bulol sih" ucap geo merangkul ari.

"mau muntah gue liatnya" ucap juna setelah melihat Tania berlari ke arah gilang lalu memeluknya.

"istirahat" ucap mezan lalu berjalan mendekat rian yang berada di pinggir jalan.

"lo kenapa?, diem-diem baek" ucap geo setelah menenggak habis sisa air minumnya.

Rian tersadar, lalu menyimpan kembali yang ada di tanganya.

"ah, ga ada, jadi siapa yang menang kali ini?"

"noh, mati-matian ngelawan mezan demi Tania, untung ari agak bego" ucap geo membuat ari menimpuk kepala geo dengan botol minumnya.

"kalung apa yang ada di tangan lo tadi" ucap mezan membuat mereka semua menatap rian.

"ha-, kalung apa ga ada" ucap rian mengelak.

"lo beli kalung?" ucap Tania.

"buset lo beli kalung untuk apa yan?"

"lo beli kalung di pasar malam kemarin itu yah?"

"Lo ke pasar malam Yan?"

"lo beli kalung untuk nembak cewek?"

"lo baru tebar pesona sekali langsung mau nembak cewek?"

"seyakin itu lo, kalau pesona lo kuat, sampai-sampai berani langsung mau nyatain perasaan lo?" ucap ari membuat  yang lain tertawa.

"apa sih ini gue dapat dari cewek yang nabrak gue tad-" ucap rian membuat mereka menghentikan tawa mereka.

Rian menepuk mulutnya berulang kali, membuat ari mengambil alih tangan rian dan membawanya kebelakang tubuhnya.

Ari merangkul rian,"kalau kata kita sih-" ucap ari melirik yang lain lalu tersenyum jail.

"JODOH!" ucap mereka bersama membuat rian kesal lalu melepaskan rangkulan ari.

"eh, lo ga tau apa dongeng-dongeng yang ceritanya menceritakan seorang putri meninggalkan barangnya agar sang pangeran datang mencarinya" ucap geo membuat ari menggelengkan kepalanya.

"kisah yang begitu manis belum tentu berakhir dengan yang manis pula" ucap gilang.

"maka dari gue selalu ngikis  mental lo" ucap Tania membuat gilang menggelengkan kepalanya pasrah.

"udah sesi curhatnya?, balik udah sore" ucap mezan lalu membereskan barang-barangnya.

"gue luan, kasian bocil gue bau asem" ucap gilang mengadeng tangan Tania.

Mereka Mezan dan Nota(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang