Empat puluh empat

30 4 0
                                    

hii
jangan lupa vote!!!

happy reading...

️☁️☁️

Terimakasih untuk jarak, karena mu manusia bisa menghargai waktu yang sangat berarti ini. Walau kau sangat di benci, percayalah, karena mu manusia tidak gengsi untuk menyuarakan isi hati. Dan semoga tak menyesali jika tak menyuarakan ini. Bagaimana pun itu semesta bersama mu.

Untuk mu yang tengah rindu, untuk mu yang menantikan dia dengan sangat, untuk mu yang sudah bersabar menjalani jarak jauh ini. Semoga dengan pertemuan singkat ini, kamu manfaatkan dengan baik. Terimakasih sudah bertahan dengan hubungan berjarak ini. Semoga penantian ini terbayarkan yah?.

“rindu. Reaksi apa yang akan lo pada keluarkan kalau ada yang bilang seperti itu” pertanyaan itu keluar dari bibir Tari membuat Anggia dan Vida menatapnya.

“lagi sibuk juga masih aja kepikiran tugas bahasa Indonesia lo!” ketus Anggia lalu membanting pelan kursi yang berada di pegangannya.

“masih lusa lagi tar, sekarang fokus sama acara ini dulu. Keburu Tata pulang nih” cecar Vida lalu melanjutkan kegiatannya.

“lagian bu Elda bikin tugas aneh banget, harus banget gitu mendeskripsikan bagaimana rindu itu? Udah tau jomblo, malah di suruh buat begituan” oceh Tari yang tak di hiraukan Vida mau pun Anggia.

“rindu? Lo bisa tanyakan pada orang yang merasakannya” ucap Nota yang baru saja pulang dari sekolah.

“buset taa, lama bener lo. gimana lancar ga danton barunya?” tanya Anggia menghampiri Nota yang berada di pagar di ikuti Tari dan Vida.

“aman kok, minggu depan gue udah bisa menyerahkan tugas gue” balas Nota membuat ketiga temannya lega.

“btw, gue sepertinya harus bertanya sama lo ta” celetuk Tari tiba-tiba.

“soal?” tanya Nota bingung.

“soal rindu yang hanya orang itu yang merasakannya” balas Tari membuat Anggia dan Vida menatapnya tajam.

“ets, lo pergi bersih-bersih gih. Takut telat acaranya okey?” Anggia dengan segera membawa Nota kedalam guna menghindari pertanyaan Tari yang sangat tidak rindu-friendly itu.

“lo mau gue jadiin tari-panggang? Ha?!” ucap Vida kesal lalu melanjutkan kegiatannya sebelum emosinya menjadi-jadi.

“emangnya salah yah? Kan emang lagi rindu orangnya” gumam Tari yang masih terdengar Vida.

“pantes jomblo” gumam Vida menatap Tari kesal.

☁️☁️☁️

Semesta sedang kasih. Terlihat langit terang betaburan bintang itu sangat membahagiakan penduduk bumi yang sangat menyenanginya.

Halaman kecil itu kini di sulap menjadi tempat party kecil-kecilan, atas permintaan sang sahabat akhirnya acara ini terlaksanakan. Mari rayakan perjalanan kecil ini, kamu bisa hidup di dunia ini juga butuh perjuangan bukan?.

Tampak seorang gadis yang di baluti gaun berwarna biru bercorak itu memasuki halaman rumah, tempat di mana acara b’day party di laksanakan. Sorakkan terdengar riuh, padahal ia hanya mengundang teman terdekatnya dan beberapa tetangga, ternyata hanya itu halamannya pun hampir terisi penuh membuat acara sederhana itu tampak ramai.

HAPPY BIRTHDAY NOTALIS!!” seru mereka kompak membuat nota tersenyum bahagia. Ia tak menyangka akan mendapatkan sambutan yang begitu meriah, apa lagi terdapat seruan tak terduga pada malam ini.

Mereka Mezan dan Nota(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang