Extra part I

27 6 5
                                    

hii..
pada kangen ga?
hahaha,
spesial part untuk dia..

happy reading...

☁️☁️☁️

Pada salah satu musim penghujan, awan abu-abu yang tampak bentar lagi menumpahkan isinya tak mengubris salah satu penduduknya. Pada pohon yang terletak di pinggir jalan kota, tampak seorang pemuda dengan payung di tangannya mengawasi salah satu gadis yang kini sedang asik memilih beberapa buku di toko buku lama.

Pada angin yang tampak menunjukkan wujudnya, surai rambut pada gadis itu terlihat berlalu lalang di wajahnya, sangat cantik. Ah, rindu sekali ia pada gadis itu.

Juna dengan seragam yang masih melekat di tubuhnya, nekat mendatangi Nota yang jaraknya hampir empat jam. Tak ada niat lain selain melihat gadis itu harus baik-baik saja, dirinya tak ada keberanian untuk masuk ke hidup Nota lagi, cukup untuk yang kemarin.

Bohong kalau dirinya tak menginginkan Nota, bohong kalau ia tak mengharapkan Nota, tetapi ia tak boleh egois. Apa lagi jarak nya dan Nota kini sudah jauh. Ia yakin, trauma itu ada di benak Nota. Dan ia tak mau menambahkan trauma itu, kini tugasnya hanya memastikan Nota baik-baik saja, walau tanpa dirinya.

Bumi sedang mendukung rasa resah nya, rintik kan hujan mulai turun membuat Juna khawatir melihat Nota yang panik. Ingin sekali rasanya ia membawa Nota pergi dengan payung hitamnya. Tetapi itu semua tak terjadi, ingat kan ia bahwa ini adalah pertemuan terakhirnya dengan Nota. Setelah ini mari serahkan pada semesta, pada pertemuan-pertemuan berikutnya, entah ada atau tidak tetapi semoga senang mu selalu ada.

Terlihat seorang lelaki menghampiri Nota dengan payung merah. Syukur lah, setidaknya biarkan Nota mengenal laki-laki lain yang lebih baik. Tolong bahagia selalu yah, ingatkan Nota bahwa masih banyak yang sayang padanya, mau dekat atau pun jauh, rasa itu tak pernah pudar.

"udah?" tanya seseorang menghampiri Juna dengan payung beningnya.

"hujan, ngapain nyusul?" balasnya tanpa melihat lawan bicara.

Geo melirik café tempat menunggunya tadi, "kesian liat lo galau sendirian, mending gue temenin"

"sialan lo" maki Juna membuat Geo terkekeh.

"udah dapet pengganti yah?" tanya Geo melihat Nota dengan seorang lelaki yang kini memunggungi mereka.

"ga semudah itu, tetapi semoga. Katanya ga baik terus-terusan kecewa" ucap Juna sedikit terkekeh, menertawai dirinya.

"eee kata Jake itu mah. Ayo balik" ajak Geo membuat Juna mendesah kecewa.

"boleh nyapa ga sih?" ucap Juna frustasi.

"janji lo mau gue puterin?" ucapnya mengangkat ponselnya, siap memutar rekaman itu.

"sialan lo" maki Juna melempar payung yang sedari tadi tergulung itu.

"cih, guna nih payung apa sih?!" ucapnya kesal melihat Juna yang hampir basah kuyup itu.

"bersahabat dengan hujan ga salah kan?" gumam Juna yang masih terdengar Geo dan hal itu membuatnya muak.

Sementara di sebrang sana, gadis dengan dua buku di tangannya yang sedari tadi menoleh ke belakang dan melihat interaksi itu, terkekeh.

"kalau kangen samperin" ucap Lana yang setia memegangi payung untuk mereka berdua.

"mengacaukan rencana seseorang? Itu terdengar jahat" ucap Nota lalu menatap aspal karena arah pandang Geo kearahnya.

"tetapi menyakiti diri sendiri itu lebih jahat" ucap Lana membuat Nota terkekeh.

Mereka Mezan dan Nota(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang