Lima puluh satu

30 6 0
                                    

hii..

sebelumnya mau bilang makasih untuk para pembaca akuu..
big thanks guys!!
karena sudah mau ramai kan cerita kecil ini.
betah selalu yaa...
dan jangan lupa tinggalkan jejakk<3

happy reading...

☁️☁️☁️

Puncak komedi hidup adalah ketika kita berfikir bahwa orang yang kita percaya ga mungkin menyakiti kita.

Kita boleh marah tetapi bukan berarti kita melampiaskan itu ke semesta. Jangan salahkan semesta tetapi salahkan ekspetasi kita. Sudah hukum alam kalau ekspetasi kita tidak pernah sesuai.

Nota dengan langkah berat melangkahkan kakinya menuju kelas. Matahari dengan cuaca cerahnya tidak mempengaruhi rasa lemasnya untuk melewati hari yang penuh kejutan ini. Yah, karena kita tidak tau kejutan apa lagi yang akan ada di depan sana.

Untungnya jam masuk pertama mereka kosong di karenakan salah satu guru mereka yang melahirkan, membuat Nota lega akan itu. Setidaknya biarkan pikirannya jernih untuk pagi yang amat berisik ini.

Sial, belum juga Nota duduk di bangkunya, tangannya sudah di tarik oleh Vida menuju belakang sekolah. Dengan langkah lemas ia hanya mengikuti arah Vida menariknya tanpa banyak tanya, ia hanya kesal. Bisa kah itu sepulang sekolah saja, ia benar-benar tidak siap untuk mendengar kata itu lagi.

“minum” ujar Anggia setelah mendudukkan Nota di salah satu bangku yang tersedia di sana.

“lo udah sarapan?” tanyanya. “nih, sarapan. Kecewa juga butuh tenaga untuk nangis” lanjutnya tanpa menunggu balasan dari Nota.

“kecewa juga butuh waktu untuk mencerna semuanya” balas Nota lemas menatap bubur yang Anggia berikan.

“gue ga mau nilai ujian lo terganggu karena ini, jadi harus kita tuntasnya ini segera” ucap Vida menatap Nota intens.

“kita bentar lagi ujian ta, kita bentar lagi lulus. Dan gue mau ketika kita lulus lo bisa lembaran baru” Anggia menggenggam tangan Nota erat.

“tapi kak Mezan ga ada bilang apa-apa” ucap Nota membuat Vida dan Anggia gemas sendiri.

“ga ada selingkuh yang ngaku Ta kalau ga kita sendiri yang bongkar” ujar Vida membuat Nota menatapnya.

“gue bingung” ucap Nota menatap kedua temannya pasrah.

“apa yang lo bingungin ta?” heran Anggia.

“lo tau chat kak Mezan yang waktu itu lo nginep? Ada yang mau kenalan sama gue?” tanya nya ke Vida membuat nya mengangguk paham, sementara Anggia menatap keduanya bingung.

“tadi malam gue dapet chat dari kak Mezan kalau orangnya minta nomor gue dan lo tau siapa yang ngechat gue, cewek njir. Dan itu yang buat gue lama balas chat lo vid, gue kira awalnya yang chat gue itu selingkuhannya tapi setelah baca chat dari lo gue bingung sama semua nya, apa lagi itu Tari” jelasnya membuat mulut Anggia dan Vida terbuka lebar.

“ha?!” kompak mereka berdua.

“lo tau dari mana sih kak Mezan selingkuh sama Tari?” tanya Nota heran.

“entah lah gue juga ga yakin sebenernya dan lo tau ternyata Tari sama kak Rian sepupu-an. Sumpah gue ga tau, selama gue pacaran sama kak Rian bahkan selama kita temenan mereka ga ada bilang kan?” ucap Vida membuat Nota dan Anggia terkejut.

“sumpah mereka sepupu-an? Ga mirip bjir” ucap Anggia membuat Nota menghela nafas.

“emang sepupu-an harus mirip?” ujarnya malas.

Mereka Mezan dan Nota(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang