Tiga puluh satu

54 4 0
                                    

Vote!!!
Mohon kerjasamanya...

Happy reading...

☁️☁️☁️

Beberapa minggu setelah kejadian di parkiran dan kini Nota resmi di angkat menjadi Danton Pramuka yang di mana ia Ketua Pramuka di ekskul atau pun di luar ekskul pramuka.

Dan yah, sebagimana masalah itu datang pastinya ada kecanggungan yang muncul entah dari mana, membuat kata asing akan sangat mudah sekali untuk masuk sesuka hati nya.

Ah, jika kalian berfikir itu antara Mezan dan Nota itu salah besar. Bagaimana pun juga Nota tak melihat tanda-tanda Mezan akan menduakannya, bahkan setelah kejadian itu Mezan selalu setia untuk menunggu Nota di segala kesibukannya di dunia pramuka.

Alih-alih menunggu di parkiran, kini ia mengajak semua temannya untuk latihan di sekolah bukan lagi di lapangan biasa ia latihan bersama teman-temannya untuk menunggu Nota selesai dengan pekerjaannya.

“capek-capek buat fasilitas lapangan sendiri, malah milih lapangan sekolah yang minim fasilitas” celetuk Ari melemparkan bola volley nya ke sembarang arah.

“kalau menurut lo fasilitas sekolah minim protes ke sekolah bukan ke gue!” ucap Mezan sedikit berteriak.

“susah memang bicara sama orang bucin” gumam Geo yang terdengar Mezan.

“lo semua pada goblok atau gimana sih? Dari pada ngomongi gue bucin noh ambil semua fasilitas di lapangan kita bawa ke sekolah!” kesal Mezan karena teman-temannya tak ada yang berfikir seperti itu tau nya hanya menyudutkannya saja.

“lah iya, ngapa ga ke pikiran anjir” ucap Gilang baru tersadar.

“kepikiran sesaat sih, tapi takut izin ke lo nya zan” ucap Ari pelan membuat Mezan bingung.

“kenapa harus izin ke gue?” ucap Mezan terkekeh.

“selama ini lo yang selalu berkorban untuk volley kita zan, lo yang selalu gantiin porperti kita kalau ada yang rusak, lo yang beliin ini itu untuk mengembangkan kemampuan kita-kita, gue rasa ga bisa kalau gue langsung mindahin fasilitas yang sebagian besar lo yang punya itu sesuka hati kita” jelas Ari membuat mereka semua yang di lapangan mengangguk.

Mezan terkekeh sebentar karena penjelasan Ari yang menurut nya sangat keliru itu, “gue ga mau latihan kita terbatas seperti di sekolah ri, maka dari itu gue buat lapangan di luar sekolah untuk mengembangkan diri kita dan bukan berarti semua yang gue beli itu punya gue, gue beli itu untuk kita semua, agar kita sama-sama belajar”

“gue ga mau latihan kita ke ganggu karena ada fasilitas yang udah ga sesuai tetapi masih kita pakai, kalian masih inget sama kejadian Net sekolah tumbang hanya karena kesenggol Rian?” ucap Mezan membuat beberapa dari mereka menahan tawa.

“tetapi bukan berarti gue meremehkan sekolah karena ga mampu memperbaiki fasilitas kita, hanya saja bukan ekskul kita saja yang mereka urus dan yah seperti kalian lihat ekskul volley di sekolah kita memang belum manarik perhatian kepala sekolah, apa lagi tahun kemarin kita gagal menjadi juara satu antar sekolah” ucap Mezan panjang lebar.

“udah-udah entar lo pada langsung ambil aja beberapa yang di butuhkan untuk latihan kita selama di sini” ucap Mezan yang di angguki mereka.

“aaaa Mezan, lo yang terbaik deh” ucap Ari yang kini menghampiri Mezan dengan tangan ia rentangkan.

“gaaaak! Anjir ulat bulu ngapa ada di badan gue, lang tolong lepasin ulet bulu ini dari gue!!!” teriak Mezan saat Ari dan Geo memeluknya erat sementara yang lain hanya menyaksikan dengan tawa.

Mereka Mezan dan Nota(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang