Chapter 5

80 30 4
                                    

Debar jantungku bertalu tak selaras, kehilangan iramanya.

kulihat sosokmu yang kurindukan, 

tapi bagiku kamu masih seperti awan, 

jauh dan tidak bisa kugapai.

Keindanhanmu hanya bisa kulihat tanpa bisa disentuh.

...---...---...

Selamat pagi Zhafir, kuharap harimu berjalan baik dan sehat selalu disana.

Seperti  sebuah kebiasaan, Areta akan selalu berhenti di  lobby sambil menyapa dan memandangi wajah Zhafir di billboard, dijejerkan bersama foto-foto artis Giant Entertainment lainnya. Foto Zhafir menarik senyum lebar, seolah ikut menyapa Areta dengan cerah.

"dipandangi tiap hari tuh foto ga bakal berubah jadi orangnya beneran," sontak Areta terhenyak, suara itu membuyarkan atensinya, ternyata Rani_sesama Cook Helper_ pemilik suara yang mengagetkannya.

"ya ampun Ran, Kirain siapa," Areta memegangi dadanya sebelah kanan, mendesah kesal.

"kenapa sih? lo tiap hari harus menyapa dia? segitu ngefansnya lo ya sama Zhafir?" Areta mengulas senyum sembari mengangguk pelan, Engga tahu saja kalau Zhafir adalah sahabat kecilnya.

Rani mendecak melihat ekspresi Areta, "lo belum ketemu sama dia ya semenjak kerja disini? coba aja ketemu, lo bakal liat langsung gimana sifatnya."

"m-maksudnya?" tanya Areta, seolah ada yang salah pada pendengarannya.

"e-engga ada, kita lupain aja, ga penting juga," Rani tak berniat membahas lebih lanjut, ia pasti hanya akan dianggap pembual oleh Areta, ia coba cari topik lain yang pastinya bakal membuat Areta Antusias.

"lo tau ga Ar? gue denger dari Tim Humas, kalau Zhafir bakal balik seminggu lagi."

Benar saja dugaan Rani, Raut wajah Areta berubah cerah, serupa dengan sinar matahari diluar sana. Tulang pipinya terangkat saking bahagianya mendengar kabar itu.

Rani menggeleng-geleng, "emang dasar, muka lo langsung berubah drastis dengar kabar Zhafir."

"tapi beneran ga ran? nanti kamu salah dengar."

"kali ini beneran, tanya aja kalau ga percaya sama gue."

Areta mesem-mesem engga jelas, persis seperti orang tengah jatuh cinta, ia tak bisa menyembunyikan ekspresi senangnya. Memang, bertemu Zhafir adalah momen paling ditunggu Areta selama ini. Sehingga ia merasa penantian panjangnya akan segera berakhir. Ia akan bertemu dengan sahabat kecil yang amat dirindukan olehnya.

"udah ah, cepetan yuk kerja, nanti dimarahi Pak David, jangan gara-gara ngeliatin Zhafir disini, lo jadi diomelin dan dihukum lagi," Rani melenggangkan kaki, buru-buru diikuti oleh Areta dibelakangnya. Areta pun tak mau harus jadi korban amukan Head Chef, sebab ia sudah jengah terus mendengar ocehannya.

...---...---...

Flashback melatarbelakangi Areta putuskan bekerja di Giant Entertainment

Areta fokus merafalkan anatomi tubuh beserta fungsinya, sebab sehabis istirahat nanti sudah akan diuji oleh guru Biologi untuk penambahan nilai. Ia memanfaatkan waktu jam kosong seperti sekarang, daripada harus ngobrol tidak jelas dan unfaedah, membuang-buang waktu, seperti yang dilakukan ketiga teman sekelasnya yang duduk tepat di belakangnya.

Sudah berulang kali, Areta terus mengulang lagi hafalannya yang kedistrek oleh kicauan dan tawaan nyaring mereka. Setiap kali hafalan sudah diingatannya, tiba-tiba harus hilang lagi, saat Dinda cekikikan mengganggu kosentrasinya. Rasanya ingin sekali dilabraknya mereka agar tutup mulut sekarang juga. Tapi Areta tak mau cari keributan, apalagi ia memang paling anti ribut-ribut dengan teman sekelas.

Akhir Sebuah Kisah [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang