4 - Keberangkatan

94 11 0
                                    

Hari senin, Veisalyn akan mulai berangkat ke akademi dasar yang terletak di kota tetangga, Haelin. Perjalanan akan menempuh waktu 2 hari jika menggunakan kendaraan kereta kuda umum, dan kurang dari 3 jam jika menggunakan kereta api umum.

"Ada yang ingin kau tanyakan sebelum keberangkatan mu Vei?", kata Luke dengan senyum gembira.

Bukan Veisalyn yang bergembira karena ia akan sekolah, melainkan Luke lah yang amat senang dengan itu.

Akhirnya bocil pembuat onar ini akan pergi juga.

Begitulah pikirnya. Kepergian dari Veisalyn akan membuatnya tenang selama 6 tahun di kota ini. Tidak ada bocah yang merengek meminta latihan padanya setiap hari, tidak ada bocah yang menganggu jam kerja nya sebagai barista, tidak ada bocah yang merusak fasilitas yang membuatnya harus bertanggung jawab dan mengganti uang sebesar 10 Juta Silvael Coin.

Hari hari damai akhirnya telah tiba. Mungkin itulah tujuan kecil dibalik dimasukan nya Veisalyn ke akademi dasar. Itu bisa memulihkan Ekonomi Luke yang telah turun akibat keberadaan bocah itu. Meskipun begitu, gadis itu tetap tidak luput dari pengawasan Luke, Luke masih bisa memantau nya dengan mata miliknya meskipun itu sangat jauh sekalipun. Hal itu menjadi alasan mengapa Luke bisa selalu menemukan Veisalyn yang pingsan dan dalam bahaya dimana pun ia berada.

"Luke, entah kenapa kau terlihat makin menyebalkan.", Veisalyn menatap datar.

"Kau bilang apa~", Luka pura-pura tak mendengar.

Selalu saja, ia menjahili anak itu dan membuatnya kesal.

"Persetan!"

Veisalyn pun menyiapkan barang - barangnya. Mulai dari pakaian, buku - buku novel dan pelajaran. Lalu beberapa obat pemulih mana.

"Sudah siap?", tanya Luke.

Luke terlihat memakai baju jas dengan model yang terlihat jadul. Ia juga memakai sebuah topi hitam. Luke terlihat sangat cocok dengan penampilan nya.

Sementara itu, Veisalyn keluar dari kamarnya dengan pakaian baru nya.

Sangat jarang Luke bisa melihat Veisalyn mau mengenakan rok dan menghias rambutnya. Sekarang, ia baru saja tersadarkan kalau Veisalyn itu merupakan gadis yang sangat cantik dan imut.

"Apa liat-liat? Mau kupukul?", ancam Vei dengan tangan yang sudah di kepal.

"Lagi lagi kau menghancurkan imajinasiku.", Luke kecewa berwajah datar.

Wajah Veisalyn memerah seketika dan malu.

"Apa yang sedang kau pikirkan dasar mesum?!", teriaknya dengan wajah yang sudah memerah itu.

Secara spontan, petir seakan menyambar Luke. Matanya membulat secara tidak disangka.

"MESUM?!" Luke sangat terkejut mendengar prasangka itu datang dari Veisalyn.

"Bo-bocah tengik! Tega nya kau berkata begitu pada wali mu sendiri!" Luke merasa syok dan seakan telah menjadi butiran debu.

Luke merasa sangat tersayat ketika mengetahui Veisalyn berpikir kalau Luke sedang berimajinasi yang tidak-tidak. Itu sungguh menyakitkan bagi Luke, tidak disangka prasangka itu muncul dari Veisalyn yang sudah ia anggap sebagai adik kecilnya.

Luke menutup mulutnya menangis secara menyedihkan.

Veisalyn menatap dengan datar.

"Sudahlah ayo kita berangkat.", ucap Veisalyn tak acuh.

Sementara itu, Luke sekarang tampak lesu dan tidak bersemangat.

Mereka pun pergi ke stasiun setelah Veisalyn memutuskan untuk berpamitan dengan penjual daging orc.

Dan dia membawa dua tusuk sate daging orc sebagai cemilan perjalanan.

Luke menatapnya dengan datar dengan ekspresi yang kosong.

"Pantas saja pertunbuhan dada mu itu tidak wajar.", ucap Luke yang kini menyadari penyebabnya. Lelaki itu bahkan baru tau kalau bocah itu sangat doyan memakan daging orc.

Mengabaikan ocehan Luke, Veisalyn sangat asyik memakan daging favoritnya itu.

"Aku tidak bisa Membayangkan nya ketika ia dewasa nanti...", gumam Luke.

Tak lama kemudian, kereta menuju Haelin pun tiba, mereka lalu memasuki kereta dan duduk di kursi belakang, berdua.

"Hei kembalikan itu!"

Sate daging orc yang ia makan sudah berada di genggaman Luke. Dia merebutnya.

Luke pun memakan nya sampai habis.

"Itukan milikku hei!" Veisalyn merasa sangat tidak terima kalau makanan favoritnya dimakan oleh Luke.

"Kau boleh memakan ini lagi setelah berusia 18 tahun ke atas ok?", ucap Luke.

"Apa sih kau ini?! Menyebalkan sekali.", kesal Veisalyn.

"Pokoknya tidak boleh! Daging orc sangat mempengaruhi pertumbuhan terutama pada gadis kecil. Kau tidak boleh makan terlalu banyak!", Ucap Luke.

"Apa pedulimu?! Aku bahkan sudah memakan nya setiap hari!"

"Hah?!" Luke terkejut mendengar pengakuan gadis kecil itu.

Dia tiba-tiba teringat dengan Erena yang benar-benar menyukai daging orc sedari kecil, hingga saat dewasa di usia 18, perempuan itu  tumbuh menjadi wanita dengan tubuh terindah  sekaligus tercantik yang ada di kekaisaran. Sejak saat itu, banyak sekali lamaran yang ditujukan pada Erena.

Bahkan ketika Geon telah mendapatkan hatinya, dia selalu bercerita kalau dirinya tidak bisa berhenti menuangkan kasih sayang nya pada Erena setiap waktu sampai mereka sakit karena melakukan nya secara berlebihan.

Apa kau ini rengkarnasi Erena?! Pikir Luke.

Tidak, bahkan anak ini lebih parah darinya, kurasa...

Di perjalanan yang cukup membosankan ini, Veisalyn terlihat memandang keluar jendela kereta melihat berbagai pemandangan yang ia lewati. Sementara itu, Luke terlihat tertidur mengorok menutup wajahnya dengan koran yang dia baca.

"Berisik sekali...", geram Veisalyn pada korokan Luke.

Sudah dua jam perjalanan di kereta itu berlangsung.

Lalu tidak lama kemudian, kereta akhirnya sampai di stasiun Haelin. Luke langsung terbangun dari tidur nya.

"Sudah sampai kah.", ucap Luke, lalu menyisikan air liur yang hampir terlepas dari mulutnya.

"Menjijikan." Komen Veisalyn.

Mereka pun berjalan keluar dari kereta dan berlanjut mengendarai sebuah kereta kuda menuju akademi dasar.

Veisalyn bisa melihat pemandangan kota lain selain Luteal, tampaknya kota Haelin tidak terlalu jauh berbeda dengan Luteal. Hanya saja, disini terlihat lebih ramai dan penduduknya lebih bervariasi karena terdapat ras yang berbeda tinggal di kota ini.

Setelah 15 menit perjalanan mengendarai kereta kuda, akhirnya Veisalyn dan Luke sampai di akademi yang terlihat sangat besar dan megah. Walaupun hanya akademi dasar, Veisalyn tidak menyangka kalau bangunan dan infrastructure nya akan seniat itu. Tentu saja, karena mayoritas yang bersekolah disana adalah kalangan kaya dan berstatus.

Maka setelah ini, dimulai lah kisah nya di akademi dasar.

Akhir dari Cerita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang