17 - Bayangan

46 9 8
                                    

Darkwood Forest

Hutan iblis yang penuh dengan monster berbahaya, salah satu nya adalah Eagile aagna. Mahkluk besar berbentuk menyeramkan, dengan kepala menyerupai elang dan tubuh menyerupai singa. Warnanya hitam pekat, dengan bulu-bulu yang mengeluarkan kegelapan, matanya merah seakan tatapan nya menembus kegelapan itu sendiri.

Monster kegelapan itu terkulai, tubuhnya membentuk bayangan yang mengintai dalam kegelapan hutan. Darah mengalir, mengubah lantai hutan menjadi medan pertempuran yang keji. Di atasnya, seorang pria terduduk dengan tenang, tetapi penuh dengan jejak pertempuran. Tubuhnya berlumuran darah, menyatu dengan darah yang mengalir dari monster itu.

Sorot matanya mencerminkan kekosongan yang dalam, dingin, seolah-olah telah menyaksikan terlalu banyak kengerian. Pupil merah menyala menembus kegelapan, menyerap warna kegelapan hutan yang mencekam. Pedang yang dipegangnya memantulkan cahaya samar dari kilatan petir yang menjelma di langit, menciptakan siluet seorang pria yang terlihat sedang dalam kehampaan.

"Zaros.", ucap pria itu dengan suara yang sunyi.

"Apa kau sudah menemukan keberadaan nya?" tanya nya dengan suaranya yang dingin, tanpa ekspresi.

Zaros menundukkan kepalanya dengan penuh rasa hormat serta siap menerima konsekuensi.
"Tidak ada tanda-tanda keberadaan nona di Nouveren.", kata Zaros.

Lalu, Zaros melanjutkan,  "Ada dua kemungkinan."

"Katakan." suruh pria itu dengan nada yang memancarkan kekecewaan.

Zaros menganguk, mengekspresikan keyakinan nya , "Kemungkinan pertama, nona mungkin telah mati, dan kemungkinan kedua nona pergi dari Nouveren."

Mendengar jawaban itu, seakan semuanya terpecahkan, pria bersurai hitam itu pun menyeringai. "Benar juga, aku baru ingat haha. ini sudah tujuh tahun."

"Saya pikir. Kemungkinan pertama paling masuk akal, mengingat nona memiliki penyakit manekin mana. Rasanya mustahil ia bisa hidup selama itu.", ucap Zaros, berpendapat.

"Erena wanita yang kuat, ia tidak akan mati semudah itu oleh penyakit.", Pria itu menyangkal. "Lalu, bagaimana dengan pria yang berasal dari klan Kahette itu?" lanjutnya bertanya.

"Tidak ada jejaknya di Nouveren, saya rasa Kahette telah meninggalkan kekaisaran", kata Zaros.

"Dan kemungkinan terbesarnya, ia pergi bersama dengan nona", Tambah Zaros.

"Begitu kah... Tidak masalah", ucapnya, meski dengan rasa kekecewaan yang tersembunyi.

Lelaki bersurai hitam itu berdiri. Dia berjalan menuju sebuah tebing dan melihat pada langit yang gelap.

Atmosfernya kelam, serasi dengan keadaan Orang itu. Dia menatap begitu dalam pada langit, melihat sesuatu yang jauh.

"Mereka telah merenggut semua nya dari ku. Karena itu, aku akan menghancurkan segalanya... Tanpa terkecuali.", ucap pria itu, bersama dengan bayang-banyang masa lalu yang menghantuinya.

"Zaros. Aku telah membuang semua yang aku miliki. Keluarga, teman, harapan, impian, masa depan, dan masa lalu."

"aku adalah iblis yang tidak berperasaan.", ucap nya.

"Saya akan terus mengikuti anda."

Pria itu menyeringai, "Benarkah??", dia mendekati Zaros dan menatap nya dengan tatapan yang dingin dan juga menusuk. Pria itu tersenyum, bersama dengan lidahnya, ia mengatakan sesuatu yang terdengar mengerikan.

"Bahkan jika aku akan memusnahkan semua manusia di dunia ini?"

Ucap pria itu dengan suara yang dingin namun terdengar penuh ambisi dan haus darah.

"Saya akan selalu ada disisi anda, tuan Geon." jawab Zaros dengan penuh tekad.

Geon terkekeh dan menyeringai dengan bengis.

"Itu sangat mengharukan."

Hujan deras mulai turun , bersama dengan gemuruh petir.

"Ayo pergi, Zaros."

"Ya, tuan Geon."

*****

Akhir dari Cerita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang