Akademi Althorn
Hari ini, Veisalyn dan anak-anak lain dikumpulkan di sebuah lapangan dalam ruangan.
Melinda disana akan mempraktekan teori dan cara kerja sihir di depan anak-anak didiknya."Materi kali ini, ibu akan menjelaskan tentang apa itu sihir.", ucap Melinda mengawali pembicaraan mereka.
Para Siswa duduk di lantai dengan mata yang memperhatikan pada Melinda.
"Sihir, kalian pasti cukup familiar dengan kata itu bukan?"
Beberapa orang menangguk. Mereka mulai memperhatikan Melinda dengan intens.
Lanjut Melinda, "Semua orang memiliki energi sihir yang mengalir dalam darah mereka. Namun tidak semua orang dapat mengoprasikan sihir, kalian memerlukan latihan yang tidak mudah, dan juga bakat alami untuk mengoprasikan nya."
Melinda menjelaskan lebih lanjut,
"Jantung adalah pusat dari sirkulasi energi sihir yang kemudian diatur melalui napas serta emosi. Saat kita merapalkan sihir, emosi kita harus stabil agar sirkulasi sihir menjadi rapih dan tidak menimbulkan kekacauan dalam perapalan nya. Dan jika emosi kita kacau, sirkulasi sihir pun ikut kacau, maka itu dapat membahayakan dan dapat melukai kita."Dia memberikan contoh,
"Untuk membuat sihir yang stabil dan efisien, kalian harus menenangkan diri kalian, mengatur napas kalian dan detak jantung kalian, lalu memusatkan pikiran kalian pada satu titik tertentu. Disini otak juga memiliki peranan seperti operator antara kita dan Sihir. Itu cukup rumit bukan? ""Mari kita bicarakan tentang jenis-jenis sihir dan tipe-tipe sihir. Jenis jenis sihir umum nya dibagi menjadi dua jenis dan dua tipe, dua jenis energi sihir yaitu energi sihir internal dan energi sihir eksternal dan dua tipe sihir yang umum, yaitu sihir proyektil dan sihir non-proyektil. "
Melinda menjelaskan sihir - sihir dasar tersebut lebih mendetail dan terperinci yang ditujuk sebagai ilmu mendasar yang para murid-murid ini perlu pelajari dan pahami sejak dini.
Dari semua yang dijelaskan oleh Melinda masih penuh dengan tanda tanya. Lalu, Veisalyn pun ingin mengisi rasa penasaran nya dengan bertanya.
"Bu, sebenarnya apa yang menjadi seluk beluk sihir ini?", tanya Veisalyn.
Itu pertanyaan yang sulit, karena asal muasal energi sihir ini sebenarnya masih menjadi misteri. Namun, ada beberapa teori yang telah dikemukakan. Teori pertama, energi sihir berasal dari energi yang dikeluarkan oleh alam dan mahkluk hidup setiap hari nya. Karena itu, biasanya saat manusia akan menggunakan energi sihir, ia perlu membuka yang nama nya aliran dan sirkulasi sihir mereka untuk menyerap masuk energi sihir dari luar atau energi sihir eksternal. Untuk menarik itu, diperlukan sihir internal. Dan cara kerja keduanya untuk menghasilkan sihir seperti perputaran tarik-menarik diantara keduanya, begitulah kira-kira.
Untuk Teori kedua, asal muasal sihir berasal dari energi luar angkasa "kehampaan" yang cukup sulit untuk ditelaah ataupun dijabarkan oleh ilmu pengetahuan manusia saat ini. Misteri mengenai luar angkasa yang dikatakan tanpa batas menjadi pacuan untuk teori ini.
Dan Teori ketiga, teori tersebut cukup berhubungan dengan sihir internal dalam diri manusia, yang mana teori ini berhubungan langsung dengan jiwa manusia itu sendiri. Teori ini dikemukakan oleh seseorang yang meneliti tentang mengapa energi sihir mengalir dalam tubuh manusia. Teori ini juga banyak mengacu pada awal mula penciptaan dan mengambil sebagian besar referensi dari kisah magician pertama, teori ini juga mengatakan bahwa energi sihir internal adalah energi sihir murni yang berasal dari zaman awal penciptaan. Sementara itu, energi eksternal yang kini tersebar luar merupakan sisa-sia penggunaan sihir internal di masa lampau.
Itulah teori - teori asal muasal sihir yang dikatakan oleh Melinda. Masih terdapat teori nya yang lain dan mungkin lebih akurat. Namun tetap saja, semua itu hanyalah sekedar teori yang beredar. Seluk beluk dan asal muasal sihir masih menjadi misteri.
"Sudah puas Veisalyn?"
Veisalyn menggeleng,"Apakah mungkin, sihir itu adalah pencipta itu sendiri?", tiba-tiba pikiran nya menjadi liar begitu.
Semua siswa menjadi bingung dan bertanya-tanya apa maksud perkataan Veisalyn. Tapi disisi lain, Melinda tampaknya tidak sabar ingin mendengar sampai sejauh mana Veisalyn dapat berpikir.
Melinda tersenyum, "Jika kamu memiliki teori sendiri, kamu bisa jelaskan bagaimana seluk beluk sihir menurutmu, Veisalyn."
Veisalyn mengangguk dan
mulai berkata."Sihir itu pencipta, bu.", ucap Veisalyn.
Veisalyn menjelaskan secara lebih,
"Energi sihir adalah awal dari segala kehidupan yang ada, sihir lah yang menciptakan segala nya, mulai dari kehidupan, sampai dengan kematian. Menurutku, sihir bagaikan sebuah tulisan pena yang di tulis oleh tangan."Melinda memincingkan matanya,
"Veisalyn, apa kamu benar-benar baru berusia 6 tahun??"Veisalyn menggaruk kepala. "Mau bagaimana lagi, aku memang 6 tahun, tapi sebentar lagi 7 sih."
Melinda mengela napas tidak habis pikir dengan anak ini.
"Teori kamu cukup liar dan kontroversial, sebaiknya kamu jangan mengatakan ini pada kultus ataupun pendeta authus.", Melinda menyarankan karena teori yang dikatakan Veisalyn cukup sensitif.Melinda masih penasaran dengan teori bocah itu, "Tapi Veisalyn, kamu mengatakan sebuah tulisan pena yang ditulis oleh tangan. Apa maksudnya itu?" Melinda tersenyum.
Veisalyn tersenyum, "Apa ibu percaya dengan keberadaan tuhan?"
Melinda dikejutkan dengan pertanyaan tiba-tiba yang terbilang dalam.
Melinda memicingkan matanya, ia merasa tertarik dengan apa yang akan Veisalyn bawa selanjutnya, dan sejujurnya, Melinda sudah bisa mengira akan kelanjutan teori Veisalyn ini." Tentu saja." Melinda terkekeh.
"Baiklah Veisalyn, kurasa sudah cukup dengan teori liarmu itu.", ucap Melinda dengan tersenyum.
"ya, bu."
Pelajaran mereka pun dilanjutkan pada algoritma sihir. Hingga kelas pun berakhir pada pukul 13.00.