13 - Ulah Dari Buku Sesat.

59 10 1
                                    

Setelah kelas teori yang berlangsung cukup lama, Melinda pun akhirnya membubarkan kelas nya pada pukul 12.00 lebih awal. Setelah itu, Veisalyn pun berencana untuk mengunjungi perpustakaan dengan tujuan mencari informasi yang berhubungan dengan sihir lebih lanjut.

"Kamu ingin ke perpustakaan Veisalyn?" tanya Lussi.

Veisalyn mengangguk.

"Cih, dasar membosankan." Lussi pun pergi karena tidak tertarik. Anak itu memang tidak menyukai hal-hal monoton dan membosankan seperti membaca buku dan semacam nya. Dia lebih menyukai sesuatu yang lebih berwarna dan juga bergerak. Itulah yang bisa membuat seorang Lussi senang.

" Mem-membaca buku juga menyenangkan loh!" bantah Melisa yang ikut berjalan mengiringi Veisalyn.

"Aku menyukai novel sword master." Demian tiba-tiba mengatakan nya dengan wajah yang masih terlihat datar dan juga dingin.

"A-aku juga membaca itu, Demian!" Melisa merasa senang karena ada orang yang membaca buku yang sama dengan nya.

Respon Demian datar, " Oh..."

"A-apa kami juga membaca kisah Sword Master dan Saintess nya? I-itu adalah volume terbaru." Melisa antusias.

Jawab Demian dengan wajah datar,
"Tidak, aku hanya membaca satu saja.." Sedikit berpikir mencoba mengingat sejauh mana ia membaca.

"Sampai protagonist menjadi Sword Saint dan tamat."

"Ehhh padahal kisah Sword Master dan Saintess itu menarik! Disana terdapat adegan berciuman antara–Kyaaa!" Melisa tenggelam dalam imajinasi nya yang panas.

Tertawa ringan. Veisalyn menikmati pembicaraan mereka berdua, tapi seketika ia terbelak ketika Melisa mengatakan tentang suatu adegan.

"Tunggu Melisa, novel macam apa yang kamu baca?!", Serangan panik melanda muka Veisalyn.

Dan kenapa pula ada cerita semacam itu di perpustakaan?! Kalau begitu, bagaimana masa depan anak-anak disini?!

Veisalyn tidak tahu, di dunia ini, bahkan menikah dan melahirkan di usia remaja adalah hal-hal yang normal, terutama dikalangan bangsawan yang selalu memiliki sistem perjodohan ataupun pertunangan. Karena itu para bangsawan rata-rata sudah memiliki anak pada usia 18 tahun, bahkan bisa dibawah itu. Hal tersebut sudah menjadi budaya sejak dulu.

Setelah perbincangan dalam perjalanan menuju perpustakaan yang cukup memakan waktu. Akhirnya mereka bertiga tiba disana. Perpustakaan sudah sangat sering dikunjungi oleh Melisa, karena itu dialah yang memimpin jalan kali ini.

Mereka di bawa ke tempat baca, disana terdapat meja persegi panjang yang terletak diantara rak buku.

Melisa dan Demian membaca novel yang sama, Demian tampaknya tertarik dengan kelanjutan cerita Sword Master. Sebentar lagi, dia akan segera disesatkan pada usia nya yang masih belia.

Veisalyn berusaha mencegah tapi Melisa mengeyel ingin cerita itu dibaca Demian. Veisalyn pun menyerah dan tidak mau tau lagi.

Tidak mungkin Demian akan berubah hanya karena cerita di buku, haha.  Itulah yang gadis kecil itu harapkan.

Merasa menjadi kacang diantara dua orang itu, Veisalyn pun pergi untuk menyendiri ke ruangan gelap diantara rak rak buku besar. Ia mencari buku yang sekiranya akan berguna baginya.

Lalu, ia menemukan nya. Buku itu berjudul, Magician

"Ini lah yang aku cari!", senang Veisalyn.

Ia pun segera merogohnya dari rak atas menggunakan tangga lipat. Lalu membaca nya di tempat terduduk di balik rak besar.

Buku nya tidak terlalu tebal, dan isi dari buku itu berisi banyak hal.
Setelah selesai, gadis itu pun berlanjut ke buku selanjutnya mengenai Kerajaan dan bangsawan. Dan setelah selesai dengan buku-buku itu, ia pun berlanjut ke buku lainnya yang berjudul, Benua Aldoria.

Tidak terasa ia membaca buku dengan sangat lama. Teman-teman nya juga mencari nya.

"Kamu disini rupanya.", Demian tampaknya mencari Veisalyn dan ia menemukan nya secara tersembunyi.

"Demian?" Veisalyn terperangah sadar.

"Ah, maaf sepertinya aku lupa waktu."

Dari siang hari, sekarang sudah sore hari yang orange. Demian mengela napas  lelah karena sedari tadi dirinya mencari Veisalyn dan baru menemukan nya.

"Mana Melisa?" tanya Veisalyn.

"Dia sudah pulang." balas Demian seadanya.

Mendengar itu, Veisalyn pun segera membereskan buku-buku yang ia baca dan mengembalikan nya pada tempat asal. Veisalyn agak terburu-buru dan membuat tangga lipatnya bergoyang dan hilang keseimbangan. "Uwahh!"

Di momen itu, dalam sekejap, tangan Demian dengan cepat meraih tubuh Veisalyn yang hampir terjatuh. Namun, daripada menggendongnya seperti yang diharapkan, situasi berubah menjadi lucu ketika Veisalyn malah menimpa Demian dan menindihnya dengan beratnya.

"Ma-maaf haha.." merasa malu dengan kejadian konyol itu. Ia segera berusaha menyingkir dari tubuh Demian, tetapi Demian tiba-tiba menahan gerakannya. "Demi..?"

"T-tetap seperti ini." ucap Demian yang wajahnya menunjukan gestur rasa sakit.

Tangan nya merangkul wajah Veisalyn dari kedua sisi, mengunci pandangannya dalam dekapan erat. Veisalyn merasa bingung dengan tindakan mendadak ini, dan kebingungannya semakin bertambah saat Demian merangkat setengah tubuhnya dengan susah payah untuk melindungi diri dari Veisalyn yang sekarang menindihnya.

Ada apa dengan nya sekarang??

Wajah Demian tiba-tiba menjadi sangat dekat, jarak di antara mereka semakin menipis, dan tanpa peringatan...

*Cup*

Bibir Demian menyentuh bibir Veisalyn dengan tiba-tiba, menciptakan momen tak terduga yang menggetarkan keduanya. Veisalyn benar-benar terdiam, tak mampu merespon. Pikirannya kosong, tetapi matanya bergetar dalam kebingungan dan rasa kaget

Demian akhirnya melepas ciuman nya setekah beberapa detik.

"Di dalam novel, yang seperti ini dilakukan pada orang yang disukai.", kata Demian terdengar malu-malu, mencoba memberikan penjelasan.
"Rasanya aneh."

"Katanya jika jantungku berdegup ketika melihat Veisalyn, itu tanda aku telah menyukai Veisalyn. " Ujar Demian, menyelipkan pengakuan emosional ditengah kecanggungan.

Tidak membalas perkataan Demian, Veisalyn diam. Tidak ada kata-kata yang bisa diucapkan. Ia merasakan campuran perasaan, dari kejutan hingga malu, tapi yang paling menonjol adalah kebingungan yang melanda pikirannya.

Akhirnya, Demian merelakan cengkeraman tangannya dan membiarkan Veisalyn menyusul melarikan diri. Veisalyn berlari meninggalkan Demian, masih terguncang oleh momen tiba-tiba yang baru saja terjadi. Gadis itu merasa syok dan malu, merenung tentang apa yang baru saja terjadi.

Dalam hati, Veisalyn mempertanyakan mengapa hal itu bisa terjadi. Apa yang telah terjadi pada Demian? Apakah ia begitu terpengaruh oleh cerita di buku hingga menirukan adegan tersebut?

Di-dia pasti menirukan adegan di dalam novel!

Novel yang dibaca Demian tampaknya memiliki pengaruh yang lebih dalam daripada yang pernah ia bayangkan sebelumnya.

Akhir dari Cerita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang