NOT TRUE TAEKOOK // VKOOK (END)

9

"Ssshhhtttt"

"aaaahhhhh"

"Eeeuuunnggghhh"

Kini Jeongguk tengah memanjakan milik sang kakak ipar. Ia sedikit menungging lalu menghisap dan memainkan buah pelir sang kakak ipar.

Tangannya mengurut dengan cepat ke atas ke bawah. Sedangkan mulutnya sibuk mengilat glans penis  yang ukurannya memang wow.

"Jeongguk"

Gadis itu menghentikan aktivitasnya. Kembali duduk ke posisi semula.

"Ada apa kak? apakah udah?"

"No, saya tidak mau di sini"

Jeongguk mendelik heran pada sang kakak ipar.

Tangan besar itu menarik dan menggendong Jeongguk ala koala.

"Mau ke mana?"

"Ikut saja hmmm"

Muuuaacchh

Taehyung memberikan ciuman basah sekilas pada salah satu payudara Jeongguk yang sudah tak tertutupi apapun.

Gadis itu setengah naked dengan bawahan hotpants miliknya.

"Iihhh, geli "

Ternyata Taehyung membawa Jeongguk ke ruangan yang terhubung dengan privar roomnya.

Bruk

Taehyung menjatuhkan Jeongguk di atas kasur miliknya. Berjalan ke arah nakas dan mengambil sesuatu di sana.

"Kakak ngambil apa?"

"Mainan buat kamu"

Taehyung melebarkan paha Jeongguk, melepas dengan kasar semua kain yang menghalangi vagina ranum gadis itu.

"Kakak awas ya..."

Taehyung hanya tersenyum enteng mendapat tatapan mematikan milik Jeongguk.

"Aman Jeongguk"

Ia mencoba menaruh suatu benda kecil di lubang sempit milik Jeongguk.

"No, aku gak mau"

"ini kecil Jeongguk. Gak akan merusak milikmu"

Taehyung berusaha untuk meyakinkan gadis itu untuk percaya padanya. Lagian untuk apa dia merusak Jeongguk dengan alat jika miliknya sendiri juga tak sabar ingin mencicipi milik jeongguk.

Eheemmm 🫢

Taehyung memasukkan benda kecil itu hingga Jeongguk merasakan aneh pada miliknya.

"Gak suka kak, ini mengganjal"

"Diam saja jeongguk"

Taehyung tampak menekan sebuah remot keil di tangannya.

Jeongguk POV

Aku merasa sesuatu yang mengganjal pada milikku di bawah. Entah apa yang orang itu masukkan, milikku terasa di obrak abrik oleh benda kecil itu.

Aku tak berhenti mendesah, rasanya sesperti geli tapi membuatku ketagihan. Oh tuhan, benda sialan apa itu?

Kak Tae tampak mengungkung tubuhku. Dia melumat bibirku yang sudah mengering karena sedari tadi mendesah.

"Ahhhhh... Kak"

"Kenapa cantik?"

Blush

Aku merasa pipi milikku menghangat. Aliran darah terasa mengalir lebih deras. Dadaku berpacu sangat kencang.

Aku sadar, harusnya bukan aku yang dia puji. Tapi persetan dengan itu semua. Sentuhan kak Tae memang membuat tubuhku meremang lemas.

Siapa yang akan tahan dengan itu semua?