Dulu

55 31 11
                                    

17-06-2017

Bangun diantara mimpi yang nyaman, atau melanjutkan kenyataan memang sebuah keharusan. Tangannya mengusap sang netra perlahan. Pagi menyambut dengan hangat, meskipun dia telat menunaikan sebuah keharusan di waktu sang fajar mulai muncul ke permukaan.

Membersihkan tempat tidurnya yang seperti kapal pecah ketika dia menggeluti dunia mimpi. Melihat mesin waktu yang masih dini untuk membasahi diri dengan air yang lumayan dingin. Mungkin, merenungkan diri di waktu kini merupakan hal yang masih bisa di tolerirnya.

"Senja, belum mandi juga?" Teriakan sang bunda, yang mengejutkan pertapaan dirinya yang masih setengah-setengah ini.

Senja turun ke bawah, dimana tempat ibundanya berada. Menarik kursi ruang makan, sambil mendudukan bokongnya. "Kamu nih, kenapa suka banget bengong di pagi hari. Pamali. Katanya mau ada MOS. Tapi, jam segini masih belum apa-apa"  ucapan bundanya yang sekali lagi hanya angin lalu.

"Bun, senja tuh capek. Selama seminggu ini tuh keseringan rapat. Sekali-kali, senja telat boleh ya?" Senja tau dia belum gosok gigi, tapi apalah pedulinya, dia mengambil satu pisang goreng yang terlihat mengkilap.

"Jorok. Senja, telat sekali nanti bisa jadi kebiasaan. Mana ada anggota osis yang  berangkatnya telat. Lagian katanya kamu tuh jadi mc, udah buruan mandi!" Ucapan terakhir bundanya lah yang membuat matanya melolot seketika.

"Ya allah bun, senja lupa kalau senja jadi Mc. Belum gladi resik lagi." Dengan terburu-buru, senja mengambil langkah seribu. Rambut yang terurai berantakan, dia ikat dengan kuat. Prinsipnya tidak akan keramas untuk senin pagi ini, toh dia sore kemarin pun sudah keramas.

.

"Senja, di tungguin dari tadi, kan belum gladi resik. Dicariin bu endah, dikirain gak masuk". Hilmi, sang ketua osis yang sebentar lagi masa jabatannya sudah selesai, sedang menunggunya di depan gerbang.

Karna yang di tunggu sudah berada di depan matanya, kini mereka berjalan menuju tempat di mana gladi resik di lakukan. "Ya maaf hil, aku beneran lupa kalau aku jadi mcnya. Kamu tau, aku tadi ingetnya pas bunda baru  ngomong. Kalau gak gitu ya aku berangkatnya nanti, barengan sama murid baru"

Senja melihat kearah jam tangan mungil yang melingkar di tangannya. "Masih jam 06. 15 loh hil, masih terhitung pagi buatku" ya memang masih terlalu pagi, karna biasanya dia datang di jam 06.50.

Jarak antara gerbang dan aula upacara memang lumayan jauh, maka dari itu senja dari tadi mengajak hilmi untuk berbincang sepanjang jalan. Senja merupakan anak yang semi ekstrovert. Mudah akrab, selalu memberikan kesan hangat ketika pertemuan pertama. Jangan heran jika pertemanannya bahkan bisa mencakup para alumni.

.

Aula upacara yang ternyata sudah banyak para anggota osis yang sudah datang sejak tadi. Beberapa sie acara yang melakukan rapat dadakan. Sie kesehatan yang megecek obat-obatan. Dan senja yang masih plonga plongo  kebingungan.

"Senja ish, malah diam di tempat. Sini!" senggolan dari pembina nya, memunculkan senyuman yang memperlihatkan behelan giginya yang hampir rapi.

Menghampiri sang ibu ke-2 "kan janjiannya jam 06.00 tok sudah di sekolah semua. Kenapa anak tuyul satu ini barusan dateng?" Pertanyaan yang lagi-lagi menimbulkan cengiran manis dari sang empunya.

Menggaruk kepalanya yang sedang ditutupi hijab putih itu, senja memberikan alasan"senja lupa bu, kalau senja jadi pembawa acara hehehe"

"Halah mesti, kalau kepalamu gak ceket yo mesti lali sisan."  Beliau ini, untung senja sudah terbiasa.

.

Jam 07.00 upacara sudah di mulai, perkenalan lingkungan sudah di lakukan. Sekarang saatnya, para osis menggiring peserta baru untuk mengikuti kegiatan Mos yang akan dilakukan.

Tiba di sebuah kelas yang sudah di persiapkan untuk melakukan keberlangsungan Masa orientasi siswa di lakukan, para peserta baru sudah menempati masing-masing bangku.

Merapikan almamaternya, hijab yang sudah mencang-mencong terkena panasnya upacara singkat tadi. Senja melangkahkan kakinya, memberikan tebaran senyuman pada adik tingkatnya. Perempuan cantik yang baru saja berusia 17tahunan, menimbulkan kesan ramah  di kepala mereka masing-masing.

"Halo semua, perkenalkan saya senja mawardi. Kalian bisa panggil saya senja, saya perwakilan dari kelas 12 IPA A, yang kebetulan menjabat sebagai wakil ketua osis. Jadi mungkin, saya akan sering muncul dihadapan kalian. Sekali lagi selamat datang, selamat menjadi bagian dari sekolahan ini. Saya izin memanggil para kakak osis yang lainnya boleh? Biar kalian tau, dan gak bingung. Boleh kan?" Pertanyaan senja yang mendapatkan anggukan kompak dari mereka semua.

Para anggota osis pun berbondong-bondong, memasuki kelas. Jangan salah tim mereka saat ini, merupakan tim osis yang diberi penghargaan paling kompak oleh kepala sekolah.

Setelah semua anggota osis sudah lengkap, senja kembali berujar "jadi tolong kenalin diri kalian satu persatu, biar adik-adik ini tau. Beserta kelas dan jurusannya ya." Senja menyerahkan mic yang dipegangnya sejak tadi kepada teman-temannya secara bergiliran.

Di mulai dari ketua-hingga para anggotanya semua sudah memperkenalkan dirinya masing-masing. Senja sudah menebak, tak akan mungkin acara mereka terlalu serius, pasti ada saja celetukan dari mereka.

"Okey sudah kenal semua ya? Jadi ada pertanyaan? Pertanyaan nya bebas. Kita seru-seruan untuk hari ini" Senja kembali bertanya, dan ternyata banyak yang mengacungkan tangannya keatas.

Senja menunjuk salah satu peserta cowok yang terlihat sangat antusias. "Kak senja udah punya pacar ta?" Pertanyaan yang tentu saja menimbulkan kegaduhan. Baik dari teman-temannya, bahkan juga dari seluruh peserta.

Hilmi menyerobot memberikan jawaban "gak ada, kakak senjanya masih nunggu keajaiban  cinta lama yang belum selesai. Jadi kalau mau ngedeketin senja, tunggu dulu dia move on ya"

Senja menggarukan kepalanya yang tidak gatal, menggelengkan kepala yang dirasanya tidak akan keluar dari mulut mereka.

Padahal, dari banyaknya pertanyaan mengapa harus satu jawaban yang keluar dari mulut sang sahabat. Senja bukannya belum move on. Tapi, ia masih menunggu apakah kisah-kasihnya akan terajut kembali. Akankah kisah lamanya yang belum usai bisa terjalin lagi?

"Wah, padahal kak senja cantik poll. Aku yang remahan rengginang ini insecure."

"Kak, padahal yang antri udah banyak loh"

"Udah jadi wakil ketua osis, terus cantik. Kira-kira tipe idamannya kayak apa kak? Mau memaksakan diri nih"

Suara-suara bising yang timbul dari para peserta didik baru, membuat senja menutup muka karna malu. Sedangkan para teman-temannya memfokuskan pada satu tuju. Sudah biasa. Kemanapun mereka pergi, sang senja pasti selalu menyinari.

Bahkan pernah, ketika ada rapat osis di luar lingkup sekolah, mereka pergi untuk rapat di luar,malah senja yang menjadi fokus para barista. Padahal diasa masih anak sekolah, anak remaja yang baru saja memiliki ktp. Sedangkan waktu itu para barista sudah berebut meminta account ig.

Tiang luka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang