Bel istirahat berbunyi membuat semua murid berbondong-bondong menuju kantin. Tempat favorit bagi semua murid yang ada di SMA Angkasa. Disini lah mereka dapat membeli jajanan, minuman, mengobrol, dan sampai bolos jam pelajaran.
Di sebuah meja kini Ren, Gilang, Surya, dan Drian sedang duduk mengistirahatkan tubuh mereka setelah di jemur dibawah panas nya terik matahari. Membuat seragam mereka sedikit terlihat basah karena berkeringat.
"Bu Anin kelewatan banget sih," kata Gilang dengan nafas yang terengah-engah.
"Santai dong chill bro, itung-itung olahraga lah," ucap Ren santai. "Jadi cowok klemar-klemer lo pada."
Surya berdecak sebal, melihat tingkah sahabatnya satu ini. "Olahraga-olahraga kepala bapak lu! Ngapain coba Lo pake pantun gak jelas tadi?!"
Melihat kondisi teman-temannya Ren memutuskan untuk mengambil tindakan aman dengan mengangkat kedua tangannya sampai ke telinganya. "Oke-oke sorry gitu aja marah lu, kaya cewek lagi dapet," cowok itu menjeda ucapannya. "Eh Segara mana? gak keliatan dari tadi."
"Mana gua tau pikir gua emak nye?" jawab Drian sewot.
Disisi lain Lea dan Riani kini tengah berjalan menuju ke kantin, saat mereka berdua tiba di kantin Lea sangat senang bahkan kini dia berlari meninggalkan Riani sendirian menuju tempat minuman favoritnya yaitu es coklat.
Riani berdecak sebal melihat tingkah teman nya itu yang terlihat seperti anak kecil, dia memutuskan untuk duduk terlebih dahulu menunggu temannya itu.
"Lea sekalian beliin gue dong!" teriak Riani.
"Oke aman."
Setelah membayar, Lea berjalan menuju tempat Riani dengan membawa dua es coklat di masing-masing tangannya. Karena sangat tergiur dengan es tersebut, Lea meminum es coklat miliknya sembari berjalan. Sehingga tidak terlalu memperhatikan jalan.
Brukk!
Byurr!
Akibat kecerobohannya sendiri, nasib sial harus menimpa cewek itu. Dia menabrak seseorang, hal itu membuat raut wajah cowok yang ada di depannya terlihat tidak bersahabat.
"MATA LO DIMANA SIH?" bentak Segara. Emosi cowok itu langsung memuncak.
Lea membulatkan matanya sambil tertunduk diam, melihat es coklat miliknya jatuh tepat mengenai jersey basket yang baru saja dibawa oleh Segara.
"MUKA GUE DI ATAS BUKAN DI KAKI BUTA, LIAT MUKA GUE!"
"Maaf aku g-gak sengaja," Lea panik. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Membuat detak jantungnya semakin berdebar kencang.
Segara berdecak sebal melihat jersey yang awalnya sudah wangi bersih kini kembali kotor dengan aroma coklat. Dia pun mengambil jersey tersebut dan mendekati Lea dengan tatapan tajam. Aura cowok itu kini benar-benar seperti binatang yang ingin melahap mangsanya.
Mereka kini menjadi tontonan satu kantin, yang awalnya suasana ramai kini menjadi menegangkan.
Drian, Ren, Gilang, dan Surya yang melihat kejadian itu hanya bisa menonton saja dengan sedikit tertawa sambil memakan bakso masing-masing yang baru saja sampai.
Sementara Riani kini hanya bisa mematung di tempat duduknya, bukannya tidak ingin membantu Lea tapi dia tidak berani berurusan dengan cowok itu.
Lea kini perlahan berjalan mundur hingga punggungnya menyentuh tembok. Segara menatap cewek itu hingga jarak antara wajah mereka tinggal satu jengkal.
"M-maaf aku beneran gak sengaja?" Lea kini mencubit kedua telinganya dengan tangan menyilang.
"Lo pikir minta maaf doang cukup gitu?" Segara menjeda ucapannya. "Nanti sore gue tungguin lo di lapangan basket!" lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEGARA(END)
JugendliteraturJika kamu ingin bahagia, jangan biarkan masa lalu mengusikmu. Kamu boleh melihat ke belakang, namun jangan membawanya kembali. ........ Arsegara Wirayudha, cowok tujuh belas tahun terkenal sebagai kapten basket SMA Angkasa sekaligus ketua dari club...