Bel pulang sekolah baru saja berbunyi. Seluruh siswa dengan cepat memasukkan buku-buku beserta peralatan tulis mereka kedalam tas masing-masing. Lalu meninggalkan ruang kelas.
"Kapten. Habis ini mau kemana?" tanya Ren sambil mengenakan tasnya.
"Beli es krim mau gak?" tawar Drian.
"Deket kok tempatnya dari sekolah."Gilang mengangguk setuju. "Mumpung panas-panas enaknya emang makan es krim. Lo yang bayar ya Ren!"
Ren mendengus kesal. "Iya-iya."
"Yaudah, gas sampek malem!" kata Segara penuh semangat.
Satu detik kemudian, tubuh Segara ditarik secara kasar oleh Lea hingga terjengkang mundur. Dia menyeret cowok itu menjauh dari anak-anak Alaska yang lain. Membuat semua orang lantas bingung dan bertanya-tanya.
"Woi Lea! Segara mau lo apain?" teriak Ren setelah melihat Segara ditarik paksa oleh Lea keluar dari kelas.
"Lang, gimana jadinya? kita bantuin Segara atau kita tinggal?" tanya Surya bingung.
"Kita sebagai teman yang baik harus bantu lah." Gilang merangkul Ren dan Drian. "Tapi lebih baik sih kita gak usah ikut campur. Beli es krim aja lah! ngapain bantuin Segara udah gede juga."
Surya, Ren, Drian, dan Gilang kompak tertawa. Lalu mereka keluar dari kelas dan pergi membeli es krim di Minimarket. Tidak peduli dengan sang kapten.
"WOI LEPASIN!" Segara menepis tangan Lea yang sedari tadi terus menarik kerah belakangnya. Hingga membuat keduanya kini sampai di tempat parkir.
Segara menatap Lea dengan penuh amarah. Cowok itu meletakkan satu tangannya di atas kepala Lea dan mencengkram nya kuat-kuat.
"Lo bener-bener mau gue tembak ke ring ya?!"
"Kamu udah lupa?" tanya Lea, menepis tangan Segara.
"Apaan?"
Lea meletakkan kedua tangannya di pinggang. "Tadi pagi kan Tante Anita suruh kita Supermarket setelah pulang sekolah, buat beli bahan-bahan masak!"
Segara berdecak sambil menggaruk kepala belakangnya, dia benar-benar lupa. "Lo aja! Gue males."
Lea menarik kedua ujung bibirnya dan bersedekap. Dia sudah menduga Segara akan menghindar, sehingga sudah memikirkan rencana cadangan.
"Oke, kalo gitu aku bilang aja sama Tante Anita."
Segara melotot seketika. Bisa-bisanya dia di ancam oleh Lea. Cowok itu menghela nafas pelan dengan terpaksa dia akhirnya menurut.
"Yaudah, ayo."
Lea langsung tersenyum. Jujur cewek itu begitu senang karena dapat jalan-jalan sebentar dengan Segara.
Tanpa basa basi dan tidak sabaran Lea langsung menarik tangan Segara dan membawanya ke motor cowok itu. "Ayo cepetan!"
"Anggap aja ini kencan pertama kita!"
...........
Segara mendorong troli nya dengan malas. Cowok itu dari tadi hanya diam sambil mengekori Lea yang membawa daftar belanjaan. Kalau saja Lea tidak mengancam dengan melapor ke Anita, pasti cowok itu sudah kabur dari tadi. Kedua remaja itu kini tengah berada di Supermarket.
"Garaa tolong ambilin!" Lea berjinjit menunjuk sekotak susu yang berada di rak paling atas.
Segara berdeham lalu melipat kedua tangannya di pegangan troli, sebagai bantalan dagunya. "Enggak, coba sendiri!"
Lea berdecak kesal sambil menghentakkan salah satu kakinya. Cewek itu lalu terus berusaha mengambil kotak susu tersebut. Bahkan dia sampai melompat-lompat tapi tetap tidak sampai.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEGARA(END)
Teen FictionJika kamu ingin bahagia, jangan biarkan masa lalu mengusikmu. Kamu boleh melihat ke belakang, namun jangan membawanya kembali. ........ Arsegara Wirayudha, cowok tujuh belas tahun terkenal sebagai kapten basket SMA Angkasa sekaligus ketua dari club...