Setelah selesai dari pemakaman, Segara kini kembali ke rumah sakit tentu saja dengan bantuan dari Lea. Cewek itu tetap setia membantu Segara untuk berjalan dengan melingkarkan satu tangan cowok itu di kedua bahunya.
Sedangkan para anak Alaska, mereka memutuskan untuk kembali mencari Laskar yang sampai sekarang masih dalam pencarian. Segara sebenarnya ingin membantu tapi Ganendra mencegahnya lantaran kondisi cowok itu masih belum sepenuhnya pulih, bisa-bisa Segara hanya akan menjadi penghalang jika memaksa untuk ikut.
"Lo nggak mau pulang aja? nggak capek?" tanya Segara sambil menoleh. Keduanya kini tengah berjalan di koridor rumah sakit menuju kamar rawat cowok itu.
Lea menggeleng. "Enggak, di rumah juga nggak ngapa-ngapain. Emang kamu nggak kangen sama aku?"
Segara tertawa kecil mendengar perkataan Lea. "Iya, emang tadi kurang cara gue ngungkapin rasa kangennya?" tanyanya sambil menaikkan satu alisnya.
Mata Lea langsung membulat saat Segara mengatakan hal itu, ingatan cewek itu langsung terbawa kembali saat Segara melakukan hal yang diluar pikirannya. Sial. Mengingatnya saja membuat pipi gadis itu memerah merona. "Ih, apaan sih. Dasar nggak sopan!"
"Tapi lo suka kan?" tanya cowok itu mencoba menggoda Lea.
Lea yang kesal langsung menyikut perut Segara, tepat di samping luka operasinya. Membuat cowok itu mengerang kesakitan.
"Ah, sakit Leaaaa!" pekik Segara memegang bekas lukanya.
"Biarin, nggak peduli," sewotnya.
Setelah itu, secara tiba-tiba datang Anita yang datang sambil berlari menghampiri Segara dengan raut wajah yang khawatir. "Segara... kamu dari mana aja sih?" Anita memegang pundak anaknya dan memeriksa kondisinya dari atas sampai bawah.
"Dasar anak nakal!!" Anita menarik telinga Segara sangat kuat hingga memerah. Hal sontak membuat Lea tertawa, sungguh Segara terlihat seperti anak kecil yang belum mandi di sini.
"Sakit Maaaaa...... sialan!"
"HEH, NGOMONG APA KAMU TADI?!"
Anita menampol mulut Segara marah. "Nanti Mama kutuk kamu jadi ikan mau?""Kok ikan sih ma?" cowok itu mengerutkan dahinya bingung.
"Iya, biar nanti bisa di kasih ke Miko. Biar makan kamu!" Balas Anita. Sungguh hal ini membuat Lea semakin tertawa terbahak-bahak, hancur sudah harga diri Segara sebagai kapten basket.
Detik selanjutnya ketiganya tertawa, mungkin terlihat sederhana namun, Segara sangatlah merindukan momen seperti ini.
"Segara..... ada orang yang mau ngomong sama kamu," ujar Anita seketika membuat Segara menjadi serius sekaligus penasaran.
"Siapa? serius banget kayanya," Segara semakin penasaran.
Anita menipiskan bibirnya lalu menunjuk ke menggunakan dagunya ke seseorang yang kini tengah duduk di depan kamar rawat inap Segara. Segara mengikuti arah yang ditunjukkan sang ibu, seketika cowok itu langsung tidak percaya dengan apa yang dia lihat, mata cowok itu membulat serta berkaca-kaca.
"Ayah?!"
............
Satu hal yang tidak pernah Segara bayangkan adalah bertemu kembali dengan ayahnya. Rasanya seperti mimpi. Terakhir kali dia bertemu secara langsung dengan ayahnya hanya untuk dimaki. Namun, sekarang terasa berbeda, Armand terasa lebih hangat layaknya seorang ayah.
Tepat di sore hari kini Segara tengah berada di taman rumah sakit, menunggu sang ayah yang sedang membelikan minuman. Cowok itu masih merasa canggung, disatu sisi dia merasa senang tapi juga merasa marah. Ah sial, Segara bingung harus berkata apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEGARA(END)
Novela JuvenilJika kamu ingin bahagia, jangan biarkan masa lalu mengusikmu. Kamu boleh melihat ke belakang, namun jangan membawanya kembali. ........ Arsegara Wirayudha, cowok tujuh belas tahun terkenal sebagai kapten basket SMA Angkasa sekaligus ketua dari club...