21. Tak berperasaan🏀

524 25 0
                                    

Hari minggu telah tiba, hari yang sangat disukai oleh anak-anak sekolah. Banyak orang memanfaatkan libur hari minggu untuk berpergian bersama orang terdekat, seperti keluarga, teman, hingga pacar.

Namun, itu tidak berlaku pada seorang Ileana Cantika, cewek itu lebih memilih duduk bermalas-malasan di ruang TV dan menonton drama Korea di Netflix. Sembari memakan banyak makanan seperti burger, kentang goreng, dan minuman soda. Cewek itu belum mandi bahkan untuk sekedar mencuci muka saja badannya menolak untuk berdiri.

Segara memperhatian orang disampingnya secara teliti. Cowok itu menggelengkan kepalanya heran. Pantas saja Lea tidak di biarkan tinggal sendirian di rumah, kalau hal itu terjadi pasti rumah itu akan sangat kotor. Mereka berdua kini tengah duduk di karbet berbulu di ruang TV.

"Kok bisa mama suka sama ikan buntal kaya gini.l," batin Segara. Melihat mulut Lea yang penuh akan makanan.

"Lo bisa gak sih kalo makan pelan-pelan!"

"Umm." Lea menoleh dengan mulut yang masih penuh makanan. Kemudian dia menggeleng. "Enggak! soalnya enak, wlee."

Helaan nafas panjang Segara keluarkan. Sebenarnya cowok itu ingin keluar namun, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dia selesaikan.

"Meoww."

Segara menoleh ke sumber suara. Terlihat ada Miko yang sudah menunggu makanan dari babunya. Cowok itu berdiri, melangkahkan kakinya ke dapur untuk mengambil makanan kucing.

Setelah mengambilnya di rak atas dapur. Segara sedikit kaget lantaran Lea kini sudah berada di sampingnya, sambil menunjukkan senyumnya, dan memiringkan kepalanya.

"Mau ngapain?"

"Nyangkul!" Segera menjeda ucapannya sejenak. "Ya kasih makan kucing lah. Lo gak lihat dia udah laper!" Segara menunjuk ke Miko.

Lea memanyunkan bibirnya, dengan kedua alis yang terangkat dia mengikuti arah jari telunjuk cowok itu. Terlihat Miko yang sudah memainkan tempat makannya. Menunggu makanan.

Sedetik kemudian cewek itu mendapat ide. "Kalo gitu biar aku aja yang kasih."

Segara menjauhkan makanan kucing yang hendak di ambil oleh cewek itu.

"Gak usah gue bisa sendiri, minggir lo banyak kerjaan hari ini soalnya Bi Yati lagi cuti, jangan bikin gue tambah emosi!"

Segara berjalan melewati cewek itu, tapi tidak bisa karena Lea menghadangnya lagi. Segara berjalan ke kiri dia ke kiri, Segara berjalan ke kanan dia ke kanan. Sungguh menyebalkan.

Segara berdecak kesal. "Mau lo apa sih?

"Kalo gitu biar aku yang kerjain semuanya!" ucap Lea dengan mata yang berbinar, sembari mengambil makanan kucing dari tangan cowok itu.

Mungkin akan sangat melelahkan jika mengerjakan semuanya, namun cewek itu tidak peduli. Lea siap melakukan pekerjaan rumah hari ini. Akan sangat indah jika sudah bekerja keras jika hasilnya adalah orang yang dia suka.

Setelah itu Lea dengan cekatan melakukan semua pekerjaan yang ada di rumah Segara. Mulai dari menyapu, mengepel, merapikan barang, dan mencuci.

Segara melihat Lea dari lantai dua, bola matanya berkeliling mengamati Lea yang tengah mengepel lantai. Hanya satu pertanyaan yang ada di otaknya.

"kenapa tuh cewe kelihatan bersemangat banget?"

Setelah sekitar satu jam melakukan semua pekerjaan rumah. Lea membaringkan tubuhnya pada sofa panjang di ruang tamu.

Lelah? Pasti. Keringat membasahi wajahnya. Nafasnya masih memburu. Rasa Lelah, haus, tubuhnya pegal menjadi satu. Lea menatap atap rumah mewah itu. "haus," Lama-lama matanya mulai tertutup.

SEGARA(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang