13. Ada rasa?🏀

578 20 0
                                    

BRAKKKKKKK!!

Drian menggebrak meja. Suasana markas Alaska kini sangat ramai. Berdasarkan perintah Segara mereka dengan cepat berkumpul ditempat itu juga, untuk membahas kejadian yang terjadi disekolah. Banyak dari mereka yang saling berspekulasi tentang maksud dari tujuan tadi.

"Kira-kira apa motif orang itu?" tanya Drian. Membuat seisi ruangan melihat ke arahnya.

"Ini semua pasti ulah Niko, Dikta, sama Nathan!" seru Ren sembari berdiri dari tempat duduknya, kemudian melihat ke Segara.

"Bisa jadi, tapi kita gak punya bukti apapun buat melabrak mereka," ungkap Sam.

Segara menghembuskan nafasnya panjang, dan melipat kedua tangannya di depan dada.

"Ren lo tadi ke tempat cctv, ngelihat orang terakhir gak yang masuk ke tempat loker?"

"Gak ada Ra dan lo tau yang paling aneh, cctv-nya gak nyala sama sekali," jawab Ren membuat semua orang yang berada disitu kaget seolah tidak percaya.

"Terus gimana caranya itu orang bisa masuk padahal yang punya kunci cuma anak basket doang, terlebih lagi itu orang ngelakuinnya waktu jam pelajaran," celetuk Sam.

Surya membenarkan kacamatanya. "Jadi kemungkinan itu orang juga anak SMA Angkasa juga."

"Maksud lo bisa jadi salah satu dari kita?" tanya Sam yang dibalas anggukan oleh cowok dengan kacamata itu.

"Sementara ini mending kita lebih hati-hati kalo ada yang mencurigakan kasih tau yang lain," final Segara mengakhiri pembicaraan.

Setelah selesai tanpa sengaja Segara melihat ke arah Gilang yang dari tadi hanya duduk diam mendengarkan. Sepanjang perbincangan dia tidak mengatakan apapun berbeda dengan biasanya. Segara memutuskan untuk menghampirinya.

"Lang lo kenapa?"

"E-eh." Gilang terkejut dengan kehadiran cowok itu. "Gak. Santai aja, eh gue balik dulu ya ngantuk."

Gilang lalu melakukan tos dengan Segara dan yang lainnya sebelum akhirnya meninggalkan markas.

Sementara disisi lain ada seseorang yang sedang tersenyum kecil ketika rapat itu selesai, seakan dia berhasil mempermainkan anak Alaska.

"Ini belum seberapa."

..........

Lea menutup bukunya, dia baru saja menyelesaikan Pr nya, lalu merebahkan badannya ke kasur. Raut wajah cewek itu murung, karena Segara belum pulang sejak sekolah selesai. Dia terus berfikir tentang kejadian disekolah tadi.

"Lea, gue liat pr matematika lo dong!" kata Segara yang baru saja datang, membuka langsung pintu kamar Lea tanpa mengetuk.

Lea langsung beralih ke posisi duduk. Matanya membuat sempurna. Lantaran Segara masuk secara tiba-tiba."Ih, kalo masuk ketuk pintu dulu kek!"

"Ngatur lo! ini rumah gue," Kemudian cowok itu langsung masuk menuju ke arah meja, mengamati dengan teliti buku-buku di sana.

"Gimana?"

"Apanya yang gimana?" Tanya Segara tanpa melirik ke cewek itu.

"Soal tadi di sekolah."

Segara menghembuskan nafasnya. "Gue sama anak-anak yang lain masih belum tau siapa yang ngelakuin, sama latihan basket bakal libur untuk sementara."

Lea mengigit bibir bawahnya sambil mengangguk paham.

"Yaudah, gue pinjem dulu," ujar Segara sembari mengambil buku bersampul coklat lalu berniat keluar dari kamar. Namun sedetik kemudian dia teringat sesuatu dan kembali berbalik melihat gadis itu.

SEGARA(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang