9. Dia yang sebenarnya🏀

618 21 0
                                    

Lea melihat cowok dengan Segara yang berada di depannya. Tatapan mata elang yang siap menerkam mangsa dihapannya membuat badannyai bergetar. Kedua telapak tangan cewek itu terangkat menutup mulut karena shock disertai dengan wajah yang memerah. Lea melihat semua kejadian yang Segara lakukan pada saat itu juga.

Segara berdecak. Cowok itu membalikkan badan, sedikit membungkukkan tubuhnya agar sejajar dengan Niko.

"Mending sekarang lo berhenti atau gue bikin hidup lo gak tenang!" cowok itu menjeda ucapannya. "Bayangin gimana rasanya lo jadi dia!" lanjutnya sembari menjambak rambut kakak kelasnya itu.

Segara membuang tongkat baseball nya dengan asal. Berjalan cepat menarik tangan kanan Lea, menuntunnya menuruni setiap anak tangga rooftop tersebut.

Lea hanya bisa terdiam melihat Segara menggenggam erat tangannya. Genggaman itu begitu kuat beberapa kali dia mencoba melepaskannya namun, tetap tidak bisa.

Mereka berdua kini berjalan melewati lorong SMA Angkasa. Segara tetap menarik paksa tangan cewek itu membuat mereka berdua kini menjadi pusat perhatian para siswa dan siswi.

Lea hanya bisa menunduk melihat dia menjadi pusat perhatian, sesekali melihat punggung cowok yang berada di depannya.

"Duduk lo!"

Lea tak menjawab hanya melakukan apa yang Segara perintahkan. Mereka kini tengah berada di lapangan basket. Tidak ada siapapun disini, kecuali hanya mereka berdua saja yang sedang duduk di pinggir lapangan.

Keadaan menjadi sangat canggung saat itu, disertai dengan suara hembusan angin yang mengenai pepohonan. Dedak jantung Lea kini berdebar kencang berbeda dari sebelumnya, melihat perilaku Segara yang menjadi sangat menakutkan.

"Apa yang bakal lo lakuin?" tanya Segara.

"Harusnya kamu udah tau jawabannya."

Segara menggaruk belakang lehernya yang tidak terasa gatal. Dengan menghembuskan nafas kasar cowok itu berdiri, menatap Lea yang duduk disampingnya.

"Gue harap lo jangan laporin ini ke guru!" ucapnya sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam saku.

Lea terkejut mendengar hal itu. Cewek yang awalnya tertunduk itu kini memberanikan dirinya untuk berdiri menatap langsung wajah cowok didepannya itu.

"Kenapa?" lirih Lea dengan bibir yang bergetar.

"Hah?" ucap Segara tidak mengerti.

"BIAR KAMU BISA MUKULIN DIA LAGI GITU? KAMU ITU TERNYATA GAK LEBIH DARI SEORANG SAMPAH YANG SUKA NYAKITIN ORANG LAIN DEMI KESENANGAN PRIBADI. ATAU MENTANG-MENTANG KAMU KAPTEN JADI BISA BERBUAT SEENAKNYA!" bentak Lea dengan mata yang mulai memerah sembari menunjuk-nunjuk ke arah Segara.

"TERUS GUE HARUS DIEM AJA LIATIN DIA MUKULIN ANAK KELAS 10 GITU?" balas Segara dengan mata yang melotot.

"BOHONG! BUAT APA JUGA AKU HARUS PERCAYA OMONGAN COWOK SAMPAH KAYA KAMU!"

Mendengar itu, Segara mengepalkan kedua tangannya sambil berdecak kesal dia mengambil ponselnya. Membuka galeri, lalu membuka salah satu video.

"Nih lo liat sendiri!" ujar Segara sembari memberikan ponselnya pada Lea.

Mata Lea langsung membulat seketika begitu melihat video yang berdurasi satu menit itu, tampak jelas bahwa Niko bersama dua orang lainnya sedang menghajar salah satu anak kelas sepuluh kemudian mengambil uangnya secara paksa. Segara tidak berbohong.

Lea tidak tau harus berkata apa pada saat itu. Di satu sisi Niko memang salah namun, Segara juga salah karena main hakim sendiri.

"K-kenapa kamu gak laporin ke pihak sekolah?" tanya Lea sambil mengembalikan ponsel cowok itu.

SEGARA(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang