23. Hilang kendali🏀

455 15 0
                                    

Segara dengan membabi buta menghajar Niko, Natan, dan Dikta. Meskipun sendirian dia tidak peduli. Tadi ketika keluar dari toilet Segara melihat ketiga begundal tersebut sedang merundung anak kelas sepuluh dengan menendangnya. Segara membantu anak tersebut dan berhasil menyelamatkannya.

Namun ketika hendak pergi Dikta justru menghina ibunya, Anita sekaligus ayahnya, Arman. Cowok itu lalu berkata bahwa Segara anak yang lahir tanpa cinta dan tidak diharapkan lahir di dunia oleh kedua orang tuanya, lalu di akhir Natan menambahkan bahwa Segara adalah anak haram. Hal itulah yang menyebabkan cowok itu begitu marah.

Segara memukul wajah Natan dengan kuat hingga membuat cowok itu langsung jatuh kesakitan. Di lanjut dengan melawan Dikta dan Niko, meskipun beberapa kali mendapatkan pukulan dari mereka berdua, Segara tetap mengabaikannya dan tetap lanjut menghajar mereka.

Bugh!

Sebuah tendangan berhasil mengenai dada Niko, membuat cowok berambut keriting itu jatuh seketika. Belum selesai sampai disitu, Segara lalu menginjak perut cowok itu hingga membuatnya merintih kesakitan.

Brak!

Dikta memukul punggung Segara dengan menggunakan sebuah kursi yang sudah rusak. Sakit? Pasti. Namun Segara menahan rasa sakitnya dan berbalik, mencengkram kuat kerah Dikta dan mendorongnya ke tembok. Matanya menatap benci pada Dikta.

"Tarik kembali kata-kata lo!"

Dikta terkekeh. Dia kemudian memukul rahang Segara, hingga membuat wajahnya menoleh ke samping.

"Lo itu emang anak sampah! Alaska sama lo itu gak lebih dari sekumpulan anak-anak buangan!"

"BANGSAT!"

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Segara dengan amarah yang membara memukul Dikta bertubi-tubi. Matanya memerah. Segara hilang kendali. Dia tidak terima orang tuanya dihina, dia tidak terima teman-temannya dihina.

Banyak siswa yang menyaksikan perkelahian mereka, namun tidak ada yang berani melerai. Sampai pada akhirnya Lea datang dan dengan berani menarik Segara dari belakang untuk memisahkannya dengan Dikta.

"Garaa, udah STOP!"

DUG!

Segara menepis tangan Lea hingga membuat cewek itu terjatuh. Hingga sikunya mengeluarkan darah. Matanya cewek itu melebar melihat Segara melukainya. Ini bukan Segara yang dia kenal.

Segara kembali memukul Dikta kuat-kuat, hingga sudut bibir dan hidungnya mengeluarkan darah. Matanya terus menatap tajam dengan nafas yang memburu.

Gilang dan Samudra yang baru saja datang dengan cepat menarik Segara dan Dikta untuk menjauhkan keduanya.

Gilang menarik kerah belakang Segara. Tanpa sepatah kata apapun cowok itu memukul rahang Segara mencoba menyadarkan temannya itu.

"RA, SADAR! lo udah keterlaluan."

"Dia yang mulai duluan. Gue benci saat orang tua sama temen-temen gue di hina," kata Segara penuh penekanan. Dia berniat menghajar kembali Dikta, namun tubuhnya ditahan oleh Gilang.

Bugh

Gilang mendaratkan lututnya di perut Segara. Membuat cowok itu membungkuk seketika. "Lo mau mereka mati?!"

Segara yang membungkuk, matanya membulat sempurna. Apa yang baru saja cowok itu lakukan?

Segara terkejut dengan kondisi sekitarnya yang sudah ramai. Perhatiannya kini tertuju pada Lea yang tengah dibantu berdiri oleh Surya dan Riani.

SEGARA(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang