Hari yang dinanti-nanti oleh para anak basket SMA Angkasa akhirnya tiba juga. Pertandingan basket akhirnya dimulai. Semua atlet dari masing-masing SMA kini tengah mempersiapkan diri di ruangan ganti masing-masing.
Banyak sekali antusias dari para penonton khususnya pecinta basket yang berbondong-bondong memasuki tribun penonton. Serta para wartawan yang siap meliput jalannya pertandingan.
Di ruangan ganti SMA Angkasa, para pemain kini tengah melakukan persiapan. Mereka masih menggunakan kaos latihannya sebelum memulai pertandingan.
Disaat semua orang sedang antusias, ada seseorang yang tengah tegang bahkan kedua kakinya bergetar dengan hebat, lantaran ini pertandingan pertamanya.
"Lo kenapa Sam? kaya anak kucing baru lahir," tanya Ren setelah menutup lokernya. Lantaran melihat kaki cowok itu gemetar hebat serta keringat dingin di pelipisnya.
"E...enggak, gue biasa aja," balas Sam meskipun semua orang tahu bahwa ia sedang berbohong.
Segara tertawa sambil mengikat tali sepatunya. "Tadi coach minta Sam yang jadi starter, makanya dia panik."
"Oh, iya ini pertandingan pertama lo ya," ujar Gilang yang berada di samping Sam. Membuat cowok itu mengangguk.
"Gue nanti harus ngapain aja ya?" tanya Sam pada semua yang ada di sana.
"Enggak ada, main aja kaya biasanya," tutur Surya yang tengah melakukan pemanasan.
"Gue takut aja nanti dilihatin banyak orang," balas Sam sambil menggaruk leher belakangnya.
"Udah. lo tinggal main aja yang bener, kalo enggak gue kubur lo!" kata Segara dengan kesal.
Sam meneguk ludahnya, ia semakin takut. "Gue tambah takut lo gituin kapten."
Drian menggaruk pangkal hidungnya, cowok yang sedari tadi hanya bersandar pada tembok itu kini memutuskan untuk membuka suaranya. "Udah. Tenang, lo punya teman yang siap ngebantu saat lo susah nanti. Yang paling penting tetap tenang!"
Gilang mengangguk setuju. Cowok itu memutuskan untuk menenangkan Sam. "Gue tau lo semangat, tapi di hati aja. Selebihnya pakai tindakan!"
"Ucapan lo lebih mending dari pada kapten," kata Sam lalu menghembuskan napas panjang beberapa detik kemudian ia berdiri. "Gue siap."
"Woi, ayo giliran kita masuk ke lapangan!" pekik Ganendra yang baru saja datang.
............
Para pemain basket SMA Angkasa baru saja memasuki lapangan, mata mereka langsung membulat saat melihat banner besar menggantung dengan megah di barisan supporter SMA Angkasa bertuliskan.
FIGHT GO WIN!
Lapangan yang awalnya hening berubah setelah melihat Segara dan yang lainnya memasuki lapangan. Suara tabuhan drum dan teriakan demi teriakan begitu terdengar keras menyemangati mereka.
Meskipun bukan yang pertama kali tapi tetap saja hal ini membuat mereka mereka merinding.
"Anjir! rame banget padahal masih pemanasan," kata Surya sambil melihat ke sekelilingnya. Kedua tim kini masih melakukan pemanasan kurang lebih tiga menit.
"Gue udah enggak sabar buat main," ujar Ren sambil mendribble bola lalu berhenti memegang bola tersebut. "Iya enggak Ra?"
"Pasti," Segara melakukan tembakan tiga angka. Ia melirik tribune penonton melalui ekor matanya. Mencari seseorang. "Kok gue enggak liat dia dari tadi."
Beberapa detik kemudian suara bel berbunyi, membuat semua pemain menuju tempatnya masing-masing.
"Baiklah seperti yang saya tadi katakan starter kali ini adalah Ren, Drian, Surya, Samudra, dan Gilang. Ingat, jangan sampai lengah!" jelas Coach Dean, kemudian memberikan arahan pada setiap pemain.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEGARA(END)
Teen FictionJika kamu ingin bahagia, jangan biarkan masa lalu mengusikmu. Kamu boleh melihat ke belakang, namun jangan membawanya kembali. ........ Arsegara Wirayudha, cowok tujuh belas tahun terkenal sebagai kapten basket SMA Angkasa sekaligus ketua dari club...