"Haruto..."
"Biar aku susul dia."
Jeongwoo segera pergi meninggalkan dapur setelah paham dengan apa yang Doyoung pikirkan. Haruto pergi setelah melihat mereka berciuman dan mungkin saja pemuda itu berpikir terlalu jauh dari kenyataannya. Jeongwoo tidak mencium Doyoung di bibir. Sungguh dia hanya--
"Kakak..."
"Hiks..."
Jeongwoo mematung tepat di samping pintu yang menghubungkan dapur dengan kolam renang begitu mendengar suara isakan seseorang.
"Cup cup cup. Kak Ruru jangan nangis, nanti di gigit monster."
Suara halus milik Yura sukses menyadarkan Jeongwoo dari keterkejutannya. Cowok itu lantas mengintip melalui pintu kearah di mana Haruto dan Yura berada. Keduanya tampak duduk di pinggir kolam dengan posisi Yura yang di pangku oleh Haruto.
Jeongwoo merasa ada sesuatu yang memukul telak hatinya saat melihat Haruto memeluk Yura dengan begitu eratnya dan menumpahkan tangisnya di pelukan gadis kecil itu.
"Kak Ruru kenapa nangis? Sakit banget, ya?" Tanya Yura dengan nada prihatin sambil berusaha untuk menepuk punggung Haruto yang bergetar menggunakan tangan kecilnya.
Tak ada jawaban dari Haruto yang masih setia menangis sambil memeluk si bungsu Park. Haruto pikir, dia sudah lelah. Hatinya terasa sakit luar biasa. Dan Haruto sudah tidak mampu menahannya. Jadi menumpahkan segala rasa sesak yang selama ini dirinya rasakan di hadapan Yura, mungkin adalah cara yang paling ampuh. Karena Haruto yakin, Yura tidak akan mengerti dan menghakimi nya.
"Siapa yang bikin kak Ruru nangis?" Tanya Yura kemudian.
"Bang Jeo, ya?" Lanjut Yura menebak. Membuat Haruto langsung melepaskan pelukannya dan memasang raut terkejut.
Dari mana Yura tau?
"B-Bukan." Jawab Haruto sedikit terbata. Tangan lentiknya terulur untuk menghapus jejak air mata di kedua pipi putihnya.
"Terus?" Tanya Yura polos.
"Eum. Kak Haru boleh tanya sesuatu sama Yura?" Tanya Haruto tiba-tiba.
"Apa?"
Haruto diam sejenak untuk berpikir. Haruskah dirinya mengajukan pertanyaan ini pada anak sekecil Yura yang bahkan belum terlalu lancar membaca?
"Kamu... Pernah suka sama seseorang?" Tanya Haruto pelan dan hati-hati.
"Eum... Pernah! Temen sekelas Yura, namanya Nio. Dia ganteng. Baik juga sama Yura." Jawab yang lebih muda dengan nada riang.
"Tapi..." Nada bicara Yura berubah menjadi sedih pun dengan ekspresi wajahnya yang murung.
"Kenapa?"
"Nio bilang dia suka sama Hana karena Hana cantik."
Deg
Haruto benar-benar kehilangan kata-katanya. Bahkan hampir saja hilang kendali atas dirinya sendiri jika saja tidak segera sadar ada Yura di pangkuannya saat ini.
"Yura sedih pas tau itu. Terus ada Jio yang hibur Yura. Dia bilang Yura gak kalah cantik kok sama Hana. Jio juga bilang kalau dia suka sama Yura." Si gadis kecil tampak malu-malu saat menceritakannya kepada Haruto yang kini sedang sibuk berkutat dengan pikirannya sendiri. Namun telinganya tetap mendengarkan cerita Yura.
"Lama lama, Yura jadi suka sama Jio deh."
Apa ini cara Tuhan agar Haruto bisa melupakan perasaannya pada Jeongwoo dan mencoba untuk menerima Junghwan yang sudah banyak membantu Haruto di saat dirinya merasa hancur karena rasa sukanya pada orang yang bahkan tidak memiliki rasa seperti yang Haruto rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unrequited Love || JeongHaru [End]
General FictionJeongwoo menyukai Doyoung bukan Haruto. Rank #2 JeongHaru [29-09-23] Rank 2 Treasure [29-09-23]