12. 2

2.4K 230 5
                                    

Jeongwoo yang awalnya sibuk dengan ponselnya di buat menoleh saat sosok Doyoung muncul di sampingnya dengan wajah datar dan tangan yang terlipat di depan dada.

Hal tersebut tentu saja membuat Jeongwoo bingung dan segera menyimpan ponselnya. Menaruh atensi penuh pada Doyoung yang sepertinya sedang dalam mood yang tidak baik hari ini.

"Kamu kenapa?" Tanya Jeongwoo seraya merapikan anak rambut Doyoung yang sedikit berantakan menggunakan jemari tangannya.

"Gak papa." Jawab Doyoung sekenanya sambil menolehkan wajahnya kearah jendela mobil.

Menghela nafas, Jeongwoo pun meluruskan tubuhnya dan mulai menghidupkan mesin mobil. Melajukan nya dengan kecepatan sedang meninggalkan area kampus.

Perjalanan di isi oleh keheningan sampai pada akhirnya alis Doyoung mengkerut kala jalan yang Jeongwoo ambil bukanlah jalan menuju rumahnya.

"Mau kemana?" Tanya Doyoung pada akhirnya sambil menoleh kearah Jeongwoo yang fokus menyetir.

"Mall." Jawab Jeongwoo singkat tanpa menoleh.

"Ngapain?"

"Main lah. Udah lama aku gak ke Timezone." Jawab Jeongwoo menyandarkan punggungnya dengan nyaman pada kursi mobil.

"Yaudah kalau gitu anterin aku pulang dulu." Kata Doyoung. Dia sedang tidak dalam mood yang bagus untuk bermain. Ia benar-benar ingin pulang ke rumah dan beristirahat.

"Gak. Kamu harus ikut. Masa aku sendiri? Nanti kalau di godain gimana?" Tanya Jeongwoo setengah bercanda.

Tapi di luar dugaan, Doyoung justru tampak tidak suka dengan ucapannya barusan.

"Jadi kamu mau di godain, iya?" Tanya Doyoung yang sontak membuat Jeongwoo panik sendiri dan buru-buru menjelaskan maksud sebenar dari candaan nya di atas.

"Gak gitu, kak. Maksud aku tuh kalau kamu gak ikut, masa iya aku sendiri? Di sana pasti banyak orang sama pacarnya. Kamu tega gitu liat aku jomblo sendirian?" Tanya Jeongwoo dengan wajah memelas.

"Tega-tega aja." Balas Doyoung kembali melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap kearah luar melalui kaca jendela.

"Kok? Jahat amat." Kata Jeongwoo memasang raut tersakiti.

Doyoung diam. Dia mendengar tapi sama sekali tak ingin memberi respon.

"Kamu harus tetap ikut." Nada bicara Jeongwoo berubah 180° dari sebelumnya.

"Gak. Aku mau pulang, Woo." Tolak Doyoung membuat mobil berhenti bergerak.

Jeongwoo menoleh kearah Doyoung.

"Ikut atau aku cium?"

***

Junghwan, remaja itu memakan ice cup nya dengan wajah badmood. Hari ini adalah hari yang buruk untuknya. Kenapa? Pertama Junghwan lupa mengerjakan pr dan berakhir di hukum. Kedua karena teman-temannya dan ketiga karena Haruto.

Entah bagaimana bisa pemuda itu menjadi sangat dekat dengan Jeongwoo akhir-akhir ini. Bahkan Junghwan merasa seperti tak di hargai. Berlebihan, ya? Tapi memang itu yang Junghwan rasakan saat ini.

"Haruto sama Jeongwoo makin dekat akhir-akhir ini. Bahkan mereka ngelakuin hal yang gak pantes buat di lakuin sama sahabat."

"Lo yakin bakalan diem aja? Gak takut Haruto di ambil sama Jeongwoo?"

Ucapan temannya tadi pagi kembali terngiang di kepala Junghwan membuat sang empunya kesal dan berakhir melempar ice cream miliknya ke atas tanah hingga tumpah.

Unrequited Love || JeongHaru [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang