02

3.7K 355 6
                                    

Tok tok

"Haru? Boleh kakak masuk?"

"Masuk aja."

Setelah mendapatkan jawaban dari dalam, Doyoung pun mendorong pelan pintu berwarna putih itu dan melangkah masuk ke kamar Haruto yang tengah mengerjakan tugas di meja belajarnya.

"Kenapa, kak?" Tanya Haruto tanpa melihat kearah Doyoung yang kini sudah berdiri tepat di samping mejanya.

"Dari Jeongwoo."

Kening Haruto mengrenyit saat melihat sebatang coklat yang Doyoung taruh di samping buku paket miliknya.

"Katanya dia mau ngasih tadi, tapi kamu nya sibuk. Jadi dia nitip ke kakak." Jelas Doyoung tanpa di minta.

"Jeongwoo juga bilang kalau kamu lagi sedih. Kenapa? Mau cerita, gak?" Haruto tanpa sadar meremat kuat pulpen di genggaman tangannya. Nada bicara Doyoung sama persis dengan nada yang Jeongwoo gunakan tadi pagi. Membuat Haruto merasa seperti Dejavu.

Mereka memang memiliki banyak kesamaan. Mungkin itu salah satu penyebab kenapa Jeongwoo bisa menyukai Doyoung. Terlebih kakaknya itu memiliki sifat yang lembut, penyayang dan berhati malaikat. Siapapun yang berada di dekat Doyoung pasti akan merasa nyaman.

"Kalau kamu gak mau, gak papa kok. Kakak keluar dulu, ya? Semangat ngerjain tugasnya."

"Em, makasih, kak." Doyoung tersenyum manis dan mengusap lembut pundak Haruto sebelum keluar dari kamar sang adik.

"Cih, apa maksud ngasih coklat segala? Biar gue baper gitu?" Tanya Haruto sambil menatap jijik kearah coklat yang ada di atas meja belajarnya.

"Kalo iya, selamat. Lo berhasil." Katanya lagi lalu meraih coklat tersebut. Membuka bungkus nya dengan perlahan dan hati-hati sebelum mengambil satu gigitan.

Ting!

Satu notifikasi pesan dari Jeo.

Jeo🐺
Makasih coklatnya.

Haruto yang membacanya tentu saja terkejut dan seketika tersedak.

Ting!

Jeo🐺
Sampe keselek gak tuh, haha.
Btw gimana? Enak gak? Itu coklat favorit lo. Gue dapetinnya butuh perjuangan bgt asal lo tau.
Udah 3 minimarket gue datengin dan tiga tiganya gak ada. Habis.
Untung yang ke 4 gak ngecewain. Itupun tinggal satu (yg lagi lo mkn) wkwk.

*Send massage voice
(Capek ngetik. Jadi, gue cuman mau bilang, semoga lo gak sedih sedih lagi abis makan coklat dari gue. Dan moga mood lo balik lagi. Soalnya gue paling gak bisa liat lo sedih.)

Semangat ngerjain tugasnya, To. And good night bro.

Lihat? Bagaimana bisa Haruto tidak jatuh cinta pada Jeongwoo dengan semua perlakuan laki-laki itu padanya?

Ini bahkan belum seberapa. Physical touch Jeongwoo lebih berbahaya dari pada pesan di atas. 

Menyandarkan punggungnya pada kursi dan menatap langit-langit. Haruto memejamkan mata. Mengusap kasar wajah tampannya sebelum akhirnya berteriak sekeras mungkin.

"GUE SUKA SAMA LO, PARK JEONGWOO!"

Berdoa saja tidak ada yang mendengar selain tetangga sebelah rumah.

Bisa bahaya soalnya.

@@@

"Hei, pagi." Sapa Jeongwoo pada Haruto yang baru keluar dari dalam rumah.

Unrequited Love || JeongHaru [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang