"Thanks, Hwan. Sorry jadi ngerepotin Lo." Ucap Haruto tidak enak pada Junghwan yang kini mengantarkannya pulang ke apartemen, sebab Jeongwoo tak kunjung kembali setelah pamit entah kemana di UKS tadi.
"Gak sama sekali, kak. Lo yakin gak mau ke rumah sakit?" Tanya Junghwan lagi untuk kedua kalinya sebelum mereka berpisah.
"Eum, yakin. Gue udah baik-baik aja kok. Lo bisa pulang sekarang dan makasih sekali lagi." Jawab Haruto di sertai dengan senyum manis yang membuat Junghwan deg-degan.
Ternyata benar, Junghwan tidak bisa lepas dari sosok Haruto. Persis seperti Haruto yang tidak bisa melupakan perasaannya pada Jeongwoo. Sungguh kisah cinta yang memusingkan.
"Oke. Gue balik ya? Kalau ada sesuatu, jangan sungkan buat kabarin gue." Katanya yang di jawab anggukan kepala oleh Haruto.
"Hati-hati."
Saat Junghwan sudah benar-benar pergi, Haruto pun melangkah menuju pintu apartemen miliknya dan menaruh card khusus untuk membukanya.
Begitu tiba di dalam, kondisi apartemen nya begitu sunyi. Apa Jeongwoo belum pulang? Lantas pergi kemana laki-laki berbahu lebar itu? Pikir Haruto lalu masuk ke dalam kamarnya.
"Jeo?" Kagetnya saat menemukan sosok Jeongwoo yang mengenakan kaos hitam lengen pendek tengah duduk di meja belajar sambil menulis sesuatu. Sepertinya cowok itu sedang mengerjakan tugas.
Jeongwoo menoleh lalu tersenyum tipis menyambut kedatangan Haruto. Ia pun berdiri dari kursi dan meraih tangan sang kakak dengan lembut, membawa Haruto untuk duduk ke atas kasur.
Yang lebih tua tentunya merasa heran mendapatkan perlakuan tak biasa dari sang adik. Tumben sekali Jeongwoo memperlakukannya bak seorang Tuan putri seperti ini. Eh, pangeran maksudnya karena Haruto kan laki-laki.
"Bersih-bersih, ya? Aku bakalan siapin makanan buat kamu."
Deg!
Haruto mematung. Apa katanya? Aku-kamu?! Dan sejak kapan tatapan Jeongwoo berubah jadi seteduh dan selembut itu saat menatapnya?!
Haruto tau, sangat tau jika sikap Jeongwoo memang suka berubah-ubah seperti warna kulit bunglon. Dan laki-laki itu juga sulit di tebak akan menjadi apa dalam beberapa menit kedepan. Tetapi di antaranya banyak perubahan sikap yang Jeongwoo tunjukkan, yang ini yang paling jauh!
"Lo kerasukan jin apaan?" Tanya Haruto dengan raut wajah horor.
Alih-alih marah, Jeongwoo justru terkekeh pelan dan merubah posisinya menjadi berdiri tegak dengan kedua tangan yang di masukkan ke dalam saku celana.
"Bersih-bersih sama ganti baju. Habis itu duduk aja, nanti aku bawain makanan nya ke sini." Setelah mengatakan kalimat tersebut, Jeongwoo pun berlari dari kamar.
Meninggalkan Haruto yang melongo dengan mulut terbukanya.
Apa itu benar adiknya?
Jangan-jangan itu setan yang menyamar?!
Oke, Haruto takut sekarang.
🐺🦋
"Kan udah aku bilang tunggu di kamar aja. Ngapain ke sini?" Tanya Jeongwoo saat melihat Haruto malah mendatanginya ke dapur. Bukan apa, Jeongwoo hanya takut Haruto kenapa-napa.
"Jujur deh, Lo Jeongwoo apa bukan? Lo setan ya?! Ngaku! Sebelum gue bacain doa biar lo kepanasan." Kata Haruto menunjuk-nunjuk Jeongwoo yang terlihat bingung sambil menaikkan sebelah alisnya.
Apa kakaknya itu mengira jika ia sedang benar-benar kerasukan setan sekarang?
Lucu sekali. Jeongwoo tidak bisa menahan senyum di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unrequited Love || JeongHaru [End]
Fiction généraleJeongwoo menyukai Doyoung bukan Haruto. Rank #2 JeongHaru [29-09-23] Rank 2 Treasure [29-09-23]