8.

430 25 0
                                    

HAPPY READING

Seluruh wilayah SMA Dhamandra sudah ziva datangi bahkan sampai ke sudut-sudut ruangan namun kaluang yang ia cari tidak ketemu juga.

Padahal ziva dengan sengaja berangkat sekolah pagi-pagi sekali. Bahkan satpam sekolah saja baru datang,hanya demi mencari benda itu.

Gadis itu menggigit kukunya,kebiasannya kalau sedang gelisah. Ia masih berusaha mencari kalung itu di dekat koridor kelasnya siapa tau terjatuh di sekitar sana. Namun,tetap tidak ada juga.

Dari keadaan sekolah yang tadi sangat sepi. Sekarang sudah banyak murid yang berdatangan. Bahkan,banyak orang-orang yang menatap ziva aneh karena gadis itu yang berjalan menunduk seperti sedang mencari sesuatu jangan lupa dengan mimik wajahnya yang terlihat sangat khawatir.

"Duh di mana sih kalungnya"

Di kepalanya sekarang ia harus menukan kaluang itu jangan sampai ada orang lain yang mendapatkannya. Karena kalung itu sangat penting untuknya.

"Ziva ngapain Lo jongkok di situ?"tanya reya ketika meliat sahabatnya itu sedang berjongkok di samping kursi panjang depan kelas mereka.

"Reya"ucap ziva dengan cepat kembali berdiri.

"Lo lagi cari sesuatu?"tanya reya.

"I-iya gue lagi cari kalung gue yang hilang"jawab ziva jujur tadi tak sepenuhnya jujur juga sih.

"Kalung?"bingung reya. "Sejak kapan Lo pakai kalung?" Seingatnya ziva tidak pernah suka memakai perhiasan seperti kalung atau gelang.

Ziva langsung kelabakan namun ia dengan pintar menyembunyikan itu " Sejak hari ini. Tadi,sebelum berangkat sekolah gue makai kalung hadiah bunda gue kemaren. Tapi,pas datang ke sekolah kayannya kalungnya jatuh di sekitaran sini deh"katanya, mencari alasan yang sedikit masuk akal.

Reya yang mendengar itu lalu menganggukkan kepalanya percaya. "Bentuk kalungnya kaya gimana,biar gue bantu cari"

Ziva jadi bingung untuk mengatakannya,seandainya ia mengatakan ciri-ciri kalung itu yang ada reya bakal tau lagi kalau kalung itu sebenarnya kalung milik Elena. Tidak mungkin reya tidak mengingat kalung yang selalu di pakai Elena setiap hari,apa lagi sahabatnya yang satu ini sangat teliti dengan hal-hal kecil sedikit pun.

"A-anu.. k-kalungnya bentuk___"

"Kalian lagi ngapain?"ucap seseorang yang baru datang memotong ucapan ziva tadi. Ziva bernafas lega saat kaila datang dan memotong ucapannya.

"Tumben di depan kelas bukannya masuk?"tanya kaila lagi.

"Ini ziva lagi nyari kalungnya yang hilang"jawab reya.

"Kalung ziva hilang?"tanya Aletta yang memang tadi datang dengan kaila, mereka tidak sengaja bertemu di depan gerbang jadi mereka barengan masuk kelas.

"Iya"jawab ziva.

"Apa ziva nyari kalung milik Elena ya? Mungkin dia udah sadar kalau kalung itu sudah gak ada di dalam tasnya"batin Aletta.

"Terus udah dapet kulungnya?"tanya kaila.

Gadis berambut sebahu itu menggeleng "Belum"

"Giamana kalau kita bantu cari juga,siapa tau ketemu"ucap Kaila.

"Gue udah cari kemana-mana tapi tetep gak ketemu juga. Kayanya bukan jatuh di sini deh,mungkin di jalan pas gue mau berangkat sekolah"kata ziva.

"Terus gimana? Bukannya itu kalung pemberian bunda Lo?"ucap reya.

"Mungkin bukan rezeki gue makanya hilang, lagian cuman kalung doang nanti gue bisa beli lagi sama bunda"ucap ziva.

Mereka bertiga mengangguk saja sebagai jawaban.

Fake ChildishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang