16. menemukan kejanggalan

365 23 1
                                    

HAPPY READING

Ziva terharu meliat sahabat-sahabatnya yang membantunya membersihkan perpustakaan. Padahal ini hukumannya,tapi mereka rela meluangkan waktu istirahat mereka hanya untuk membantunya. Ziva masih ingat apa kata mereka tadi.

"Biar kami bantu,supaya tugas Lo dan raya bisa cepat selesai" seperti itulah kira-kira ucapan Aletta dan kaila.

Memang tadi Bu Hanum menghukum mereka berempat untuk membersihkan perpustakaan saat jam istirahat.

Ziva menyusun buku di rak sesuai jenis bukunya. Reya yang memasukkan buku-buku yang sudah rusak dan tak layak di pakai kedalam kardus. Kaila yang menyapu lantai dan Aletta yang menyusun buku kedalam rak yang kosong. Mereka sibuk pada tugas mereka masing-masing. Mata ziva tak sengaja menatap kearah Dira dan fania yang juga mengerjakan hukumannya.

Dira dan fania menatap sinis kearah ziva ketika sadar saat mereka di tatap. Membuat ziva yang meliat itu hanya mendatarkan wajahnya kemudian kembali mengerjakan tugasnya.

Sekitar satu jam lebih mereka membersihkan perpustakaan yang cukup besar ini bahkan bell istirahat sudah lama berakhir.

Terlihat keadaan perpustakaan yang jauh lebih bersih dan rapi dari sebelumnya. Membuat mereka semua tersenyum puas setelah meliat hasil kerja mereka.

Mereka semua terkapar duduk di lantai perpus setelah membersihkan ruangan yang cukup besar ini. Bahkan reya tanpa malu sudah membaringkan tubuhnya di lantai yang dingin.

"Ah,enaknya rebahan"ucap reya sambil menutup matanya.

"Makasih. Makasih kalian sudah bantu gue"ucap ziva. Membuat Aletta,Kaila dan reya menatap kearah ziva.

"Padahal ini masalah gue tapi kalian tetep mau bantu dan bela gue. Gue beruntung punya sahabat kaya kalian"ucapnya lagi.

"Karena itu lah tugas seorang sahabat selalu membantu sahabatnya yang lagi kesusahan"ucap Aletta.

"Gak ada kata makasih dan maaf di antara sahabat. Karena,itu kemauan kami sendiri buat bantu Lo"sahut kaila.

"Aaaa jadi pengen peluk"ucap reya bangun dari tidurannya.

"Ayo berpelukan"ajak Aletta antusias. Membuat mereka berempat langsung berpelukan ala teletubbies.

"Kok kita jadi melow gini sih"ucap kaila yang ingin menangis. Mereka berempat saling memeluk erat menyalurkan perasaan mereka masing-masing.

Dira dan fani yang ingin keluar dari perpus tak sengaja meliat adegen pelukan itu.

"Cih,alay"komentar Dira.

Tak beda dengan fania ia juga ikut mencibir mereka.

Reya yang mendengar cibiran itu melepas pelukannya ingin membalas mereka namun langsung di tegur kaila.

"Udah Rey biarin aja. Kalau Lo lawanin mereka lagi sama aja Lo cari masalah lagi"

"Habisnya kelakuan mereka bikin gue darah tinggi Mulu"ucap reya kesal menatap punggung dua badut itu yang tenggelam di pintu.

"Itu artinya kak Dira sama kak fania iri gak bisa ngelakuin kaya kita. Makanya mereka kaya gitu"ucap Aletta.

Ziva tertawa kecil mendengar itu, ia membenarkan ucapan Aletta. "Tos dulu"

Aletta dan ziva mentos kan tangan mereka sambil tertawa kecil.

Saat sedang asik tertawa terdengar suara gemuruh dari dalam perut.

Mata mereka semua langsung tertuju pada perut Aletta. Sedangkan sang empu meringis malu.

"Kayanya perut queen mau minta makan deh"

Fake ChildishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang