Pertemuan keluarga Moon kali ini tidak berjalan seperti biasanya. Sang Kakek, mendadak jatuh sakit setelah melihat berita cucuk kesayangan sekaligus pewaris dari perusahaan keluarga, Moon Byul Yi terlibat skandal dengan seorang wanita yang merupakan rival dari perusahaan keluarganya selama bertahun-tahun.
"Penghianatan! Ini bentuk penghianatan!" seruan Seojun, salah satu dari sepupunya terdengar penuh amarah. Ia menunjuk-nunjuk wanita yang duduk menundukan kepala di samping sang nenek.
"Ibu, Seojun benar! Ini adalah bentuk penghianatan bagi keluarga kita. Dia sudah menyukai wanita saja, itu sudah jadi hal yang buruk! Hanya karena kakek tidak mempermasalahkan itu, dia malah bermain api dengan rival kita!" lanjut ayah Seojun yang nampaknya ikut menggebu-gebu menyudutkan Byulyi.
Di sisi lain, Byulyi yang biasanya akan melawan mereka malah tidak menampakan reaksi apapun. Ia masih menyalahkan dirinya atas kondisi sang kakek.
"Aku mengumpulkan kalian disini bukan untuk menyudutkan Byulyi atau menyalahkan dia atas kejadian ini." sang Nenek mulai berbicara, menekan diam Seojun dan ayahnya.
"Tapi, nek! Ini tidak bisa dibiarkan! Walsong mengalami kemerosotan, kalau begini terus, kita bisa bangkrut!"
"Itu benar!"
Semua keluarga Moon nampaknya setuju dengan apa yang disampaikan Seojun. Hal itu membuat pria tersebut berdiri dari tempat duduknya dan menunjuk Byulyi sebagai penyebab semua kekacauan ini terjadi.
"Saya mewakili keluarga yang lain dengan ini meminta untuk Moon Byul Yi turun dari jabatan CEO-nya! Jika tidak, kami tidak akan membantu apapun untuk Walsong!" ancaman itu membuat sang nenek langsung menghela nafas kasar, Ia hendak membela cucuk perempuannya itu sebelum Byulyi menahan tangannya.
"Saya tahu ini adalah kesalahan saya, maka kalau itu mau kalian. Saya akan mundur."
"Moon Byul-"
Byulyi bersujud depan sang nenek. Selama ini, nenek dan kakeknya selalu menjadi kehangatan untuknya. Hanya dengan melihat kakek dan neneknya, Byulyi bisa menyelesaikan semua masalah yang ia hadapi dengan penuh semangat. Kepercayaan yang diberikan padanya, tanggung jawab yang diserahkan padanya, hingga curahan kasih sayang yang dirasakan olehnya adalah sebuah hal yang paling indah sepanjang hidup Byulyi.
Dan Seojun, ayahnya, serta keluarga yang lain benar. Ia telah menjadi penghianat. Oleh karena itu, dengan sadar, ia melepas jabatannya sebagai pemimpin Walsong. Ia tidak bisa lagi, membahayakan keluarganya.
"Byulyi-"
"Maafkan aku, nek. Aku akan menyelesaikannya semua kekacauan ini, jadi nenek tidak perlu khawatir. Aku akan baik-baik saja." ucap Byulyi sembari membungkuk ke hadapan seluruh keluarganya yang lain sembari meminta maaf sebelum akhirnya pergi dari tempat itu, meninggalkan posisi pimpian Walsong dipegang oleh sang nenek.
Byulyi merasa tenaganya habis terkuras, ia bahkan tidak lagi punya kekuatan untuk mengemudikan mobilnya, jadi ia terdiam di dalam, sambil menatap kosong ke depan. Ia teringat Kim Yongsun, ia rindu wanita itu, namun seberapa keras ia mencoba menghubunginya, ia tidak membalas.
Perlahan, Byulyi merasa matanya memanas dan nafasnya menjadi sedikit sesak, dalam hitungan detik, ia mulai menangis kencang di dalam mobilnya beriringan dengan hujan yang mulai turun...
-
Berita mundurnya Moon Byul Yi dari jabatan pimpinan Walsong membuat seluruh pegawai Walsong terkejut bukan main. Mereka menyayangkan Byulyi yang harus mundur akibat skandal yang terjadi padahal mereka tidak mempermasalahkan hal itu sama sekali, yang ada, mereka mendukung penuh hubungannya dengan Yongsun.
"Persaingan itu penting, tapi bukannya ini kelewatan?" Yuki, salah satu pegawai akunting membuka percakapan tentang Byulyi di kantin Walsong.
"Benar. Menurutku, mereka kan bukan idol. Memang apa masalahnya kalau mereka saling berhubungan? Delik orang kaya ini membuatku sakit kepala..." Swan menghela nafasnya lalu melirik ke arah Goeun yang nampaknya tidak baik-baik saja. Semenjak Byulyi tidak datang ke kantor, Goeun terlihat sangat cemas, ia juga jadi sering ditegur karna melamun atau ketahuan sedang bermain ponsel. Swan jelas tahu kalau Byulyi adalah idola Goeun, jadi mungkin saja ia memang betul khawatir dengan idolanya.
Namun tanpa Swan sadari, sekarang ini Goeun sedang dalam kegelisahan bercampur dengan rasa bersalah. Ini semua salah Goeun, kalau saja Goeun tidak menyetujui permintaan pria itu, pasti Byulyi masih akan tetap memimpin perusahaan dan ia akan terus bertemu dengannya. Goeun merasa kesal karena pria itu sengaja memutuskan kontak dengannya. Ia telah dibuang oleh pria itu dan ia merasa marah juga kesal. Namun, Goeun tidak boleh membuat orang lain curiga, ia harus menjaga rahasianya, tidak ada yang boleh tahu kalau dia adalah stalker Byulyi selama ini.
"Aku dengar nona Moon punya stalker," pernyataan Yuki itu berhasil membuat Goeun terkejut bukan main.
"Benarkah? Itu sangat mengerikan!"
"Benar! Aku tahu karena saudaraku yang seorang jurnalis menemukan kabar kalau nona Moon menjadi saksi kasus kekerasan yang dialami oleh sekertaris nona Kim," lanjut Yuki dengan nada begitu serius.
"Katanya stalker itu mendorong sekertaris Kim hingga terjatuh dari tangga dengan sengaja-"
"AKU TIDAK MELAKUKANNYA DENGAN SENGAJA!" teriakan itu membuat Yuki dan seisi kantin Walsong terkejut dan menatap ke arah Goeun yang memucat. Goeun seketika tersadar dari apa yang baru saja ia lakukan. Ia merasa tidak aman. Tiba-tiba, ia merasa mual jadi ia buru-buru pergi meninggalkan kantin meski Yuki dan Swan memanggilnya berulang-ulang.
Goeun kini ada dalam bilik kamar mandi, menangis sambil mengirim puluhan pesan ke pria sialan itu namun sebanyak apapun pesan dan panggilan yang Goeun kirim, tidak ada satupun balasan darinya. Goeun dipermainkan!
Dari dulu, ia menganggap Byulyi adalah idolanya. Ia menyukai Byulyi yang berani tampil sesuai dengan apa yang ia inginkan tanpa memikirkan pendapat buruk orang lain. Ia hidup dengan kebebasan meski penuh tanggung jawab yang berat. Goeun hanya ingin seperti Byulyi.
Namun kini ia telah menghancurkannya,
ia menghancurkan semuanya. Tapi, ini masih belum terlambat untuk dirinya memperbaiki semua ini. Benar! Masih ada satu cara untuk memperbaiki semua dan untuk membalas dendamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dancing Party - Moonsun
FanfictionBukan hal aneh lagi untuk melihat dua CEO muda berperang dingin dalam bisnis. Tapi jika sampai berkomitmen, tentu itu beda lagi ceritanya.