Setiap pesta selalu punya akhir. Entah itu akhir yang menyenangkan atau menyedihkan, atau bahkan akhir yang tidak terduga seperti yang dialami Moon Byulyi sekarang. Siapapun tahu siapa dia, CEO muda yang berhasil membuat perusahaan kecil menjadi perusahaan besar ke-5 di Korea dalam waktu empat tahun masa menjabat? Tuan Moon pasti senang di alam sana. Dan, well, meskipun demikian, rumor baik selalu beriringan dengan rumor buruk. Dari semua rumor yang pernah ia dengar, lesbian adalah rumor yang benar apa adanya.
Dia lesbian, sungguh, tidak ada yang menentang saat artikel itu dimuat diseluruh website bahkan koran serta majalah fisik dua tahun yang lalu. Ia malah dengan bangga mengatakan bahwa orientasi seksualnya adalah kekuatan untuknya bertahan hidup. Sungguh berani. Sama berani dengan ayahnya yang meninggal disaat Byulyi berumur dua puluh empat tahun. Ayahnya pengidap kanker otak, stadium akhir, namun masih bisa bekerja hingga akhir hayatnya. Membuat Byulyi mau tidak mau harus meninggalkan impiannya menjadi seorang produser lagu dan bekerja dibalik meja pimpinan Walsong.
"Sesuatu telah terjadi," ucapnya lantang pada kedua sahabatnya, Jung Wheein dan Anh Hyejin. "Kalian tidak akan percaya apa yang aku alami..." mendengar kalimat itu, Wheein—Penyanyi sekaligus seniman amatir—menatap Hyejin—artis juga model—dengan tatapan meremehkan.
"Oke, nyonya Moon. Kali ini siapa yang kau tiduri?" Hyejin tertawa atas pertanyaan Wheein lalu menimpali, "Kita semua tahu kalau akhir pesta bagimu adalah bangun di hotel mewah dengan seseorang yang naked di sampingmu, siapa kali ini? Anak pejabat seperti, Bae Joohyun?" Kedua sahabat itu tertawa lepas sesaat nama Bae Joohyun disebutkan, jelas, mereka ingat bagaimana lucunya hubungan Byulyi dengan anak pejabat tersebut. Hah, kalian tidak akan mau me dengar ceritanya.
Merasa diremehkan, Byulyi menggeleng kepala. Ia yakin begitu ia menyebutkan nama ini, kedua sahabatnya itu tidak akan berani menyentuh gelas wine di meja. Ia menarik blazer lalu mencondongkan tubuhnya mendekat, "Aku tidur dengan...."
"Moon Byulyi,"
Reaksi pertama Sodam begitu mendengar alasan sahabatnya itu menggila pagi ini adalah menjatuhkan pisau berisi selai cokelat ke atas piring. Matanya terbelalak dan mulutnya menganga. Yap, persis dengan apa yang Yongsun bayangkan. "Kau tidur dengan... Moon Byulyi? Pimpinan Walsong? Rival kita?!"
"Iya, benar. Gila, kan? Sial. Harusnya aku benar-benar tidak ikut pesta kemarin malam!" Ucap Yongsun frustasi. Bagaimana mungkin dalam sejarah hidupnya Yongsun bisa tidur dengan seseorang yang baru ia temui? Apalagi itu adalah perempuan dan pimpinan perusahaan saingannya. Walsong, inc. Moon Byulyi.
Sodam nampak tidak bisa berdiri lebih lama jadi ia memutuskan untuk duduk tak bertenaga di kursinya. Nafsu makannya hilang. Maaf, roti tawar, salahkan semua ini kepada Kim Yongsun. Helaan nafas terdengar dari Sodam, bagaimanapun ia harus memastikan tidak ada siapapun yang melihat ataupun mengetahui hal gila ini, meskipun ia harus memberikan puluhan lembar won kepada satu penghuni hotel. Tidak seorangpun!
"Idiot..." ucapan itu terdengar halus namun begitu tajam di telinga Byulyi, apalagi begitu ia sadar kalau ucapan itu berasal dari wanita yang lebih muda darinya. "Ya, Wheein—". "Wheein benar... Kau idiot, kau tidak sadar siapa dia, huh?" Potong Hyejin, tatapan mata tajam. Byulyi sendiri melemaskan bahunya dengan bersadar di meja, ia mengangkat tangan, "Hei, aku tidak mengetahui dimana letak kesalahanku!"
"Kau. Tidur. Dengan. Cucuk. Musuh. Bebuyutan. Keluargamu. Itu kesalahaanmu! Dan persetan dengan alkohol yang kau minum, kau tahu itu Yongsun dan kau tidak pergi?" Jelas Wheein. "Well, ku rasa kalian terlalu berlebihan, itu terjadi di masalalu, di masa sekarang, aku tidak melihat sesuatu yang buruk! Dia seksi."
Hyejin menggeleng dan beranjak dari tempatnya, "Ayo, Wheein, otak mesum ini jelas tidak pernah belajar."
"Hei, kalian mau kemana?!" Seru Byulyi ketika dua sahabatnya itu meninggalkan ruangan. Hyejin berhenti sebelum akhirnya menutup pintu, "Mengembalikan kewarasan kami setelah berbincang dengan orang gila!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dancing Party - Moonsun
Fiksi PenggemarBukan hal aneh lagi untuk melihat dua CEO muda berperang dingin dalam bisnis. Tapi jika sampai berkomitmen, tentu itu beda lagi ceritanya.