#1

4.5K 345 3
                                    

Sudah tiga minggu berlalu dari hari pernikahan Jazeel dan Samkara. Pagi ini kediaman kedua sahabat yang sekarang sudah berstatus pasusu itu masih sangat sepi karena belum ada yang bangun satupun.

Jazeel dan Samkara kini sudah mulai tidur satu ranjang. Karena di minggu pertama pernikahan mereka, keduanya tidak ingin satu ranjang apalagi satu kamar. Namun, setelah beberapa saat akhirnya mereka memutuskan untuk tidur bersama.

Jam menunjukan pukul 7.30 pagi. Akhirnya Jazeel pun terbangun dan bergegas pergi ke kamar mandi. Tak lama Jazeel keluar dari kamar mandi dengan keadaan sudah rapih dan wangi. Ia pun menghampiri Samkara yang masih tertidur nyenyak.

"Woy, Sam. Ayo bangun ih, kerja lu." Jazeel berusaha membangunkan Samkara dengan menepuk-nepuk pelan pipi Samkara.

"Wah parah nih kebo banget, capek gue tiap pagi bangunin lu ya anjir." Helaan nafas keluar dari bibir Jazeel yang lelah karena Samkara tidak kunjung bangun.

"Dosa apa sih yang pernah gue perbuat sampe harus nikah sama lu." Gumam Jazeel yang masih berusaha membangunkan Samkara.

"SAMKARA BANGUN WOY, IH ANJING YA LU TUH HARUS KERJA HARI INI!" Mendengar teriakan Jazeel, Samkara pun akhirnya terkejut bangun dari tidurnya.

"Aduh anjing sakit telinga gue,"

"Lu gak bangun bangun ya, makanya gue teriak. Udah baik gue bangunin lu tapi lu nya kebo banget."

"Ck, iya sorry dah." Samkara pun segera bangkit dan pergi ke kamar mandi meninggalkan Jazeel yang masih berdiri di samping ranjang tidur.

Setelah mandi dan rapih Samkara lekas keluar kamar untuk menghampiri Jazeel yang sedang menyiapkan sarapan. Sebelum menikah, Jazeel selalu membuat sarapan untuk keluarganya. Hal ini membuat Jazeel terbiasa dengan kegiatan seperti ini setiap paginya.

"Bikin apa tuh?" Tanya Samkara ketika sudah sampai di dapur.

"Lu liat aja sendiri deh, gak usah pake nanya-nanya." Jazeel menjawab pertanyaan Samkara dengan nada rendah namun terasa menusuk.

"Basa-basi doang elah. Gak boleh gituloh sama suami lu yang ganteng dan kece ini."

"Gak ada suami suami, lu tetep Samkara Mahardika."

"Dan lu Jazeel Mahardika."
Jazeel yang mendengar itu menghentikan sejenak kegiatan masaknya dan menatap Samkara dengan tatapan tajam.

"Lu segitunya ya gak mau nikah sama gue El? Padahal akhir-akhir ini gue lagi coba buat nerima takdir kalo gue nikah sama lu, nganggep lu sebagai pasangan hidup gue dan buka hati gue buat lu. Jujur El susah, tapi tetep gue coba terus. Lu pasti tau perasaan buat orang yang kita cintai dengan tulus sama sahabat sendiri tuh beda."

Jazeel terdiam bisu mendengar ucapan Samkara barusan. Tiba-tiba air matanya mengalir begitu saja. Entah kenapa perkataan Samkara begitu menusuk mengenai hatinya.

Jazeel sadar ia memang belum bisa menerima keadaan saat ini. Jazeel masih merasa kecewa dengan perjodohan dan pernikahannya dengan Samkara. Tak ada usaha yang dilakukan Jazeel seperti Samkara, karena dia belum bisa menganggap Samkara sebagai suaminya.

"Hey jangan nangis dong El, perkataan gue kelewatan ya? Maaf ya udah bikin lu sakit." Samkara pun memeluk dan mengelus pelan surai-surai lembut Jazeel.

















- Biffle
© jaykerade
Tolong dukung cerita ini dengan vote / komen♡

Biffle - Sungjake [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang