#8

2.6K 235 12
                                    

Semakin hari hubungan Jazeel dan Samkara semakin dekat. Mungkin karena sekarang mereka berdua sudah saling mencintai, membuat mereka selalu bergantung satu sama lain. Namun ada yang Samkara sayangkan sejauh ini. Jazeel selalu menolak untuk bercinta dengannya. Samkara tidak tahu alasan dengan jelas kenapa Jazeel tak ingin disentuh olehnya kecuali jika berciuman.

Rencana bulan madu merekapun tertunda beberapa kali karena berbagai macam gangguan. Mulai dari masalah kantor hingga Jazeel yang ingin mempertimbangkan kembali tempat yang akan mereka singgahi.

Samkara kira jika pergi bulan madu akan mudah, namun ternyata cukup sulit dan banyak saja badai yang datang. Usia pernikahan mereka juga tanpa mereka sadari sudah hampir 1 tahun. Ya, sudah cukup lama. Jadi, masih bisakah mereka sebut bulan madu nanti? Biasanya istilah itu hanya dipakai oleh pengantin baru, pikir Samkara.

Hari ini Jazeel dan Samkara sedang dalam perjalanan menuju rumah Jesse. Samkara ingin sekali ke rumah kakaknya itu untuk bertemu keponakannya. Jesse sendiri sudah melahirkan 4 bulan yang lalu, dan anaknya berjenis kelamin laki-laki.

Sesampainya di rumah Jesse, mereka berdua membersihkan terlebih dahulu tangan dan kaki mereka lalu menghampiri Jesse di ruang tamu.

"Hi Aciel, duh lucunya. Sini om gendong yuk."

Samkara yang memang suka sekali anak kecil dan rindu dengan keponakannya inipun langsung mengambil bayi mungil itu ke dekapannya. Andai saja Jazeel mau disentuhnya, mungkin kini ia sedang mengandung anaknya. Sakit, hati Samkara sakit jika memikirkan soal anak.

"Kak anak lu gue bawa pulang aja boleh gak?" Tanya Samkara yang sedang menggendong bayi gemas itu.

"Enak aja, buat sendirilah."

Andai saja Jazeel mau, Samkara hanya bisa terus berandai-andai.

"Pinjem sehari doang napa sih." Protes Samkara.

"Kamu kira anak aku boneka apa? Masih suka rewel, nanti aja kalau udah gede baru boleh diajak nginep kesana." Jelas Jesse pada Samkara.

"Jazeel juga nih apa gak mau cepet-cepet punya anak?"

Deg, jantung Jazeel terasa berhenti berdetak untuk sekian detik. Pertanyaan ini lagi dan lagi. Tidak bisakah mereka sabar sebentar? Punya anak juga butuh persiapan. Menurut Jazeel punya anak itu harus siap fisik juga mental, dan Jazeel belum siap dengan resikonya. Ia masih butuh waktu untuk itu. Bercinta dengan Samkara saja ia masih takut apalagi untuk punya anak.

Setelah berkunjung dari rumah Jesse, Jazeel dan Samkara langsung pulang ke rumah karena tidak ada tujuan lain lagi. Dan kini pasusu itu sedang berada di ruang keluarga, menonton TV seperti biasanya.

"Zeel, gue mau ngomong serius boleh gak?" Samkara bertanya dengan ragu tapi mau bagaimanapun ia harus menyampaikan isi hatinya.

"Boleh, kenapa Sam?"

"Jujur Zeel, gue pengen cepet-cepet punya keturunan. Gue pikir gue udah cukup lama punya keinginan ini, gue selalu nunggu lu siap. Dari gue yang nunggu balasan cinta dari lu sampai sekarang kita udah saling cinta. Cuman beberapa waktu ini gue jadi ragu. Lu aja gak pernah mau disentuh sama gue, jadi cinta lu sama gue itu beneran atau cuman terpaksa sih?"

Jazeel tersentak kaget mendengar ucapan lebar Samkara. Sebentar, terpaksa katanya? Yang benar saja.

"Maksud lu ada kata terpaksa tuh gimana ya? Segitu meragukannya gue kah sampai lu pikir gue terpaksa cinta sama lu?"

Nada bicara Jazeel sedikit tinggi, dia terbawa emosi dengan kalimat yang Samkara utarakan.

"Bukan gitu, istilahnya apa salahnya gue minta jatah sebagai suami sama lu? Lu paham konteksnya gak, lu selama ini selalu aja nolak. Emang gue gak capek apa nunggu lu siap terus? Gimana gue gak ragu, kalo lu aja gak pernah mau gue sentuh!"

Suara Samkara ikut meninggi seperti membentak karena emosi. Jazeel mulai menangis, sesak rasanya. Selama ini mungkin dia belum menjadi suami yang baik dan memenuhi apa yang Samkara inginkan, tapi bukan berarti ia terpaksa mencintai Samkara.

"Gue-ggue cuman belum siap Sam,"

"Gue gak terpaksa sama sekali cinta sama lu, lu masih mau kan nunggu gue siap kan? Tunggu sebentar lagi ya?"

Samkara yang mulai merasa bersalah, mendekatkan dirinya pada Jazeel membawa suami cantiknya ini kedalam dekapannya. Mungkin memang dirinya harus bersabar sedikit lagi.
























Drama apalagi yang datang nanti ya hehe:')

- Biffle
© jaykerade
Tolong dukung cerita ini dengan vote / komen♡

Biffle - Sungjake [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang