#13

2.6K 210 10
                                    

Usia kandungan Jazeel kini sudah mulai menginjak 5 minggu. Ia mulai merasakan mual dan muntah. Hampir setiap saat ia harus bulak balik kamar mandi. Dan semenjak Jazeel hamil, Samkara juga jadi lebih banyak berada dirumah. Samkara akan berangkat pukul 9 pagi dan sampai dirumah pukul 4 sore. Dua jam lebih cepat dari jadwal pulang biasanya.

Sore hari ini saat Samkara pulang dari kantor ia berinisiatif mengajak Jazeel berjalan-jalan disekitaran komplek rumahnya, berusaha membuat mual Jazeel berkurang padahal sebenarnya tidak berpengaruh apapun pada Jazeel. Dan ini hanya jalan santai, tidak jauh-jauh juga. Jazeel sempat menolak karena Samkara pasti lelah karena pulang bekerja, tapi suaminya itu memaksa. Jadi mau bagaimana lagi, kita turuti saja kemauman calon ayah ini.

"Masih belum terlalu keliatan ya? Tapi agak timbulah dikit" Samkara mengelus-ngelus perut Jazeel ditengah jalan santainya itu.

"Ya belumlah ngaco lu, baru masuk 2 bulan."

"Hehe gak sabar."

Samkara dan Jazeel berjalan-jalan kurang lebih 15 menit, menikmati bersama langit sore yang indah. Selama jalan-jalan itupun Jazeel membeli banyak makanan karena sekitaran komplek rumah mereka ini banyak sekali jajanan kaki lima. Sampainya di rumah, Jazeel langsung menyantap jajanannya itu di ruang keluarga dengan posisi lesehan. Walaupun selalu mual tapi nafsu makan Jazeel terus meningkat.

"Jangan banyak-banyak, gak baik buat dedeknya. Taro sebagian, nanti gue yang makan."

"Bilang aja lu mau."

"Yeh dikasih tau suami tuh dengerin."

Jazeel mengacuhkan ucapan Samkara. Ia merasa haus sekarang, niat hati ia berdiri ingin mengambil minum tapi tiba-tiba perutnya terasa kram. Tangannya reflek mencengkram bahu Samkara yang sedang duduk di sopa.

"Aduh shh." Pekik Jazeel sembari tangan satunya memegang perutnya.

"Eh kenapa Zeel?"

"Perut gue kram, gara-gara kecapean kayaknya."

"Waduh, harusnya gue gak ngajak jalan-jalan." Samkara merasa bersalah, ia memang tidak berpikir dua kali tentang ajakannya tadi. Karena niatnya murni agar Jazeel tidak terus-terusan merasa mual.

"Gapapa kok, kram biasa aja."

"Yaudah sini, duduk disopa. Biar gue elus elus dedeknya."

Jazeel menurut, ia duduk di sopa bersama Samkara. Kepalanya ia taruh di bahu suaminya.

"Besok jadwal periksa bulanan."

"Jam berapa? Biar gue anterin."

"Gausah, besok jam 10. Lu berangkat kerja aja."

"Gak boleh pergi sama sekali atau gue anterin?" Ancam Samkara.

"Ck, iya deh iya." Jazeel kembali harus menurut pada suaminya ini.

Keesokan harinya Jazeel dan Samkara pergi ke rumah sakit. Jazeel kini sedang menunggu gilirannya untuk diperiksa. Tak lama kemudian namanya dipanggil.

"Wah, ternyata ada dua kantung."

Jazeel dan Samkara saling menoleh, menatap satu sama lain seolah-olah pikiran mereka sudah terhubung saat mendengar ucapan dokternya itu. Monitor disamping ranjangnya itu memperlihatkan keadaan janin Jazeel, dan memang terlihat ada 2 kantung disana.

"Kembar?" Tanya Jazeel ragu.

"Iya, selamat ya Jazeel. Calon bayi kalian kembar."

Samkara langsung memeluk dan mengecup kening Jazeel. Tidak menyangka dirinya akan memiliki anak kembar. Benar-benar diluar ekspetasi mereka. Sebab dokter yang memeriksa Jazeel saat ini berbeda dengan dokter yang menangani Jazeel ketika pendarahan. Dokter itu tidak bilang apapun lagi selain menyuruh mereka menjaga janinnya, jadi mereka kira calon bayinya hanya satu.


































Sejauh ini aku mau bilang makasih banyak buat kalian yang setia baca, komen juga vote cerita ini♡

Kalo aku bikin series AU keseharian Jazeel & Samkara di twitter gimana guys?

- Biffle
© jaykerade
Tolong dukung cerita ini dengan vote / komen♡

Biffle - Sungjake [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang