#10

2.9K 224 5
                                    

Jazeel terbangun dari tidurnya. Jazeel merasa badannya remuk dan sakit dibagian bawah. Bagaimana tidak, semalam merupakan pengalaman pertama bagi Jazeel untuk bercinta tapi setelah pelepasan pertama Samkara malah melanjutkan kegiatanya itu semalaman. Rasanya Jazeel sangat ingin memaki suaminya ini, dia masih marah dengan perbuatan Samkara yang memberinya obat perangsang disaat dia belum siap. Padahal Jazeel sendiri mendesah nikmat selama bercinta.

Tak ada sehelai kain pun yang menutupi badan Jazeel saat ini, hanya selimut. Pakaiannya entah sudah dilempar kemana oleh Samkara. Samkara masih tertidur nyenyak dengan memeluk perut Jazeel. Jazeel yang ingin bangun mencoba mendorong Samkara agar suaminya melepas pelukannya.

"Sam awas ih, gue mau bangun eungh auch." Padahal pergerakannya pelan tapi tubuh bagian bawahnya sakit sekali.

"Nggh, bentar."

Samkara akhirnya bangun lalu memposisikan badannya untuk duduk. Samkara sama halnya dengan Jazeel, masih dengan keadaaan telanjang.

Mereka berdua saling menatap satu sama lain. Sorot mata Jazeel tampak sangat serius, sedangkan Samkara memasang wajah memelas. Samkara sadar jika perbuatannya semalam akan menimbulkan rasa kecewa di hati Jazeel.

"Astaga, gue masih gak habis pikir Sam. Lu tega banget sama gue. Ngapain pake obat perangsang segala anjing." Akhirnya Jazeel membuka suara.

"Oke, pertama-tama gue minta maaf. Tapi gak ada cara lain biar lu mau Zeel, lu selama ini juga tega selalu nolak permintaan gue."

Jazeel menghela nafasnya, pasrah. Mau protes seperti apa lagi, percuma. Yang sudah terjadi biarlah berlalu.

Tiba-tiba tangan lembut Samkara menyentuh perutnya, Jazeel tersentak kaget.

"Semoga baby Sam cepet hadir ya."

Hati Jazeel merasa sedikit tersentuh mendengar ucapan Samkara. Samkara benar-benar menginginkan seorang anak. Padahal ia kira pernikahannya dengan Samkara tidak akan sejauh ini. Jazeel masih tak menyangka pada Samkara yang selalu mengharapkan seorang keturunan darinya. Perjodohan dan pernikahan dengan sahabatnya yang tiba-tiba ini saja sudah diluar ekspetasi dia, apalagi dengan hadirnya seorang anak nantinya. Ini sangat jauh dari perkiraan masa depannya yang pernah ia pikirkan.

"Lu beneran pengen cepet punya anak ya Sam?"

"Lu pikir aja sendiri, ngapain gue ngomongin soal anak tiap saat. Gue butuh penyemangat hidup selain lu Jazeel. Rumah ini juga terlalu sepi kalau cuman kita berdua."

"Gue sayang sama lu Sam."

"Apalagi gue Zeel, gue sayang banget sama lu."

Mendengar itu Jazeel langsung menjatuhkan dirinya ke pelukan Samkara.

"Oh iya, tanggung jawab Sam. Badan gue sakit semua, jadi mandiin."

"Lu gak minta juga gue pasti tanggung jawab Zeel."

Akhirnya Samkara membawa tubuh Jazeel ke kamar mandi. Ia membantu membersihkan badan Jazeel. Samkara sangat senang melihat tubuh Jazeel yang memperlihatkan setiap tanda cintanya semalam, puas sekali rasanya. Setelah membersihkan Jazeel, Samkara lanjut membersihkan dirinya. Samkara harus bergegas pergi bekerja, karena ini bukan hari libur.






































Masalah Samkara & Jazeel belum selesai~

- Biffle
© jaykerade
Tolong dukung cerita ini dengan vote / komen♡

Biffle - Sungjake [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang