#19

2.2K 167 17
                                    

Samkara sudah mengambil jadwal libur kerjanya setelah kejadian dimana Jazeel mengalami kontraksi palsu. Hari-harinya ia isi dengan membantu Jazeel di rumah. Mulai dari mencuci baju sampai memasak makanan walaupun tidak masak setiap saat, hanya sesekali. Dokter memberi perkiraan kalau Jazeel akan melahirkan kurang lebih 2 minggu lagi. Perut Jazeel sudah sangat besar. Hamil anak kembar membuat perutnya jauh lebih besar dari kehamilan normal. Untuk berjalan saja ia sudah sangat kesusahan.

Jazeel sedang berjalan-jalan di teras rumahnya, ditemani Samkara yang tengah mencuci mobil. Mau bagaimanapun juga ia harus tetap bergerak agar membantu memperlancar proses melahirkannya.

Ketika asik berjalan dan berbincang dengan Samkara, Jazeel merasa ada sebuah tendangan di perutnya. Membuat Jazeel menghentikan langkahnya sebentar, mengusap perutnya sesaat lalu kembali melanjutkan jalannya.

"Ih kok aku tiba-tiba ngompol." Jazeel kaget ada air mengalir dipahanya begitu saja.

Samkara yang sedang mencuci mobil menoleh saat mendengar rengekan Jazeel.

"Eh ngompol?"

"Iya, gak kerasa tiba-tiba pipis liat."

"HAH?! ITUMAH AIR KETUBAN." Samkara teriak, kaget jika air ketuban Jazeel sudah pecah. Samkara yang sedang menaiki sebuah kursi kecil langsung bergegas turun menghampiri Jazeel. Tapi sayang sekali, ia malah terjatuh. Lebih tepatnya terpeleset karena basah.

"Anjing pantat gue." Samkara langsung kembali bangkit, mengelus pelan pinggulnya yang sakit karena terjatuh.

"Hati-hati Sam nghh." Perut Jazeel mulai terasa sakit.

"Jazeel astaga itu air ketuban kamu udah pecah bukan pipis, ayo kerumah sakit sekarang."

Samkara menuntun Jazeel masuk ke mobil dengan hati-hati. Jazeel tidak hentinya meringis menahan kontraksi. Sakit diperutnya semakin menjadi, rasanya ia ingin mengejan sekarang juga.

Samkara mengambil tas barang-barangnya terlebih dahulu, lalu kembali ke mobil dan menancap gas menuju rumah sakit. Tak sadar dirinya yang kini masih memakai kaos dan celana pendek yang sedikit basah karena terpeleset.

"Jazeel sayang tahan dulu ya, ini dokter gimana sih katanya 2 minggu lagi."

"Shh ahh sakit."

"Aduh abang-adek sabar bentar, ini ayah ngebut nih."

"Sam shh nanti tolong jaga anak-anak ya nggh."

"Kamu ngomong apasih?! Lagi panik juga, jangan bikin aku tambah panik."

Maksud Jazeel apa bicara seperti itu padanya. Seperti kalimat perpisahan saja. Samkara kembali menyetir mobilnya dengan fokus.

Saat ini Jazeel dan Samkara sudah berada di ruang bersalin. Dokter bilang Jazeel baru pembukaan 4. Jazeel terus menahan kontraksi di perutnya. Rasanya sangat menyiksa jika harus menahan kontraksi sampai pembukaan 10.

Samkara mengelus-ngelus perut Jazeel di samping ranjang dengan Jazeel yang memegang erat tangannya. Jazeel tak hentinya meringis dan menggigit bibir bawahnya.

"Masih lama kah ini? Shh, makin sakit ahh panas."

Jazeel merasa kontraksinya semakin intens.

"Bentar ya aku panggil dokter dulu."

Samkara pun keluar memanggil dokter, ingin bertanya apakah pembukaan Jazeel sudah siap untuk melahirkan atau belum.

Dan benar saja ketika dokter memeriksa Jazeel, pembukaannya sudah sempurna.

Samkara menemani Jazeel selama melahirkan. Saat bayi pertamanya lahir kesadaran Jazeel sudah mulai tak tentu. Dokter dan perawat menyuruh Jazeel untuk tetap sadar. Tenaganya benar-benar dikuras habis. Padahal baru satu bayi yang lahir, masih ada satu bayi lagi didalam perutnya.

"Jazeel sayang, buka mata kamu. Sekali lagi ya, kamu pasti bisa."

Jazeel kembali mengejan ditengah ambang kesadarannya. Tak lama bayi keduanya lahir. Jazeel tersenyum sebentar ditengah lelahnya itu, setelahnya ia pun menutup matanya tak sadarkan diri.

































Abang sama adek udah lahir guys♡

- Biffle
© jaykerade
Tolong dukung cerita ini dengan vote / komen♡

Biffle - Sungjake [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang