#15

2.5K 191 3
                                    

Sepulang dari mall Jazeel menyempatkan diri untuk mampir kerumah Jesse, kakak iparnya. Karena kebetulan juga rumah Jesse dekat dengan daerah rumahnya Juan, jadi sekalian aja. Biar nanti Samkara yang menjemputnya.

"Aciel gembul banget sih, gemes deh."

Jazeel memainkan pipi gembul Aciel, anak dari Jesse dan Hesa. Aciel sendiri sedang asik memainkan mainan miliknya sembari duduk dipangkuan Jazeel.

Jesse yang datang dari arah dapur langsung menggendong Aciel dan mendudukannya di alas karpet saat melihat anaknya tenggah dipangku Jazeel.

"Zeel, Aciel nya dibawah aja gapapa. Nanti perut kamu keteken sama Aciel yang gembul ini, kasian dedek bayinya."

"Padahal gapapa kok kak, aman tau."

"Syukur kalo gapapa. Ngomong-ngomong usia kandungannya udah berapa bulan? Kok udah gede aja."

"Baru 4 bulanan kak."

"Tapi kok kayak udah 6 bulanan ya? Aku dulu gak segede ini deh."

"Soalnya kembar kak, belum tau ya?"

"Loh yang bener aja? Astaga, abis ikut banyak program jadinya langsung kembar ya. Mantap juga benih Samkara." Jazeel tertawa setelah mendengar kata 'benih'.

Jazeel dan Jesse melanjutkan perbincangan mereka, mulai dari masalah suami masing-masing hingga pengalaman melahirkan Jesse. Jazeel sedikit meringis ketika mendengar cerita melahirkan Jesse. Beberapa bulan lagi ia juga akan melahirkan, sedikit takut rasanya. Apalagi ia harus melahirkan anak kembar nantinya.

Waktu sudah menunjukan pukul 5 sore. Jazeel masih berada di rumah Jesse, dia sekarang sedang menunggu Samkara. Samkara bilang dia sedang dalam perjalanan kesana. Tak lama suara mobil terdengar di depan rumah, namun ada dua mobil disana. Sepertinya Samkara sampai bersamaan dengan Hesa.

"Hi Aciel" Sapa Samkara dari arah pintu depan saat melihat Aciel yang tengah asik bermain.

Aciel menoleh saat dipanggil, ia bangun dan berjalan menuju pintu depan dengan membuka lebar tangannya. Seperti ingin digendong. Samkara kira Aciel ingin di gendong olehnya, ternyata salah. Ada Hesa disampingnya, Aciel tahu mana ayahnya. Ia langsung memeluk kaki Hesa, minta digendong.

"Kirain mau dipangku sama om, duh lucunya." Samkara mencubit gemas pipi Aciel.

"Entar juga lu ngerasain kek gini Sam. Tiap pulang kerja ada anak yang minta gendong." Ucap Hesa.

"Nanti anak gue rebutan minta dipanggu."

"Kok rebutan segala?"

"Soalnya anaknya kembar." Jesse menjawab langsung pertanyaan Hesa.

"Iya? Selamat bro." Hesa menyodorkan tangganya untuk bersalaman.

Tak lama setelah itu Jazeel dan Samkara berpamitan untuk pulang. Ditengah perjalanan pulangnya Jazeel merengek pada Samkara meminta untuk dibelikan durian, ngidam katanya. Padahal Samkara tahu Jazeel tidak suka dengan durian, kalau nanti ia beli memangnya mau Jazeel makan?

"Jazeel, lu tuh gasuka durian. Agak gak mungkin bakal lu makan nanti, sayang duit."

Jazeel kesal, ia dengan entengnya menjambak rambut Samkara. Masih memaksa dan merengek minta dibelikan durian. Samkara teriak kesakitan, sambil berusaha fokus menyetir mobilnya.

"Aduh Jazeel sakit anjing." Samkara meringis kesakitan.

"Heh anjang anjing anjang anjing, anak lu denger ya."

"Shh, lepas makanya. Nanti gue beliin juga duriannya" Samkara pun menghempaskan tangan Jazeel dari rambutnya. Rambutnya ada yang rontok beberapa. Sial, batin Samkara.

"Terus emang iya dedek-dedeknya denger?" Tanya Samkara penasaran.

"Dengerlah, jangan kasar kasar makanya."

"Kalo gitu panggilannya ganti jadi aku-kamu."

"Eh? Aduh kalo itu gue gak biasa."

"Biasain dong sayang."

"Jangan sayang sayang gue- eh aku geli dengernya, hih makin geli gue- eh aku ngomong aku?"

"Ngomong apasih kamu hahaha belibet gitu."

"Aaaa aneh banget bilang kamu."

Sebenernya bukan aneh, Jazeel merasa dadanya berdetak begitu cepat dan pipinya terasa memanas ketika mendengarnya.





































Jangan lupa nanti mampir ke series au biffle di twitter ya, isinya bakal ada chat/tweet keseharian Jazeel sama Samkara.

- Biffle
© jaykerade
Tolong dukung cerita ini dengan vote / komen♡

Biffle - Sungjake [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang