#3

3.2K 266 8
                                    

Akhir pekan telah tiba. Jazeel dan Samkara berencana untuk lari pagi bersama mengelilingi komplek rumahnya. Samkara masih bersiap-siap, ia sedang memakai sepatu olahraganya. Sedangkan Jazeel yang sudah siap sejak tadi sedang melakukan pemanasan sambil menunggu Samkara.

"Sam cepet dong, lama banget sih lu. Keburu panas tau gak." Jazeel menghentak-hentakan kakinya karena kesal.

"Sabar sayang, udah nih yuk." Samkara pun bangkit dari duduknya dan menarik tangan Jazeel. Jazeel hanya pasrah tangannya ditarik Samkara, memang lebih baik menurut saja.

Jazeel dan Samkara mulai berlari mengelilingi komplek rumahnya. Komplek rumah daerah mereka cukup besar, dengan jalan yang mulus dan banyak pepohonan tinggi. Membuat kegiatan lari mereka terasa nyaman karena terik matahari tidak langsung mengenai kulit mereka.

Setengah jam berlalu. Jazeel sudah merasa sangat lelah, dia tidak kuat lagi untuk berlari sehingga hanya berjalan membuntuti Samkara yang lari didepannya.

"S-sam, udahan yuk capek." Jazeel melambai-lambaikan tangannya tanda tak sanggup berjalan lagi.

Samkara menoleh dan mengangguk, ia yang sudah tidak sejajar dengan Jazeel pun berhenti berlari agar Jazeel tidak jauh menghampirinya.

"Mau langsung pulang?" Tanya Samkara saat Jazeel sudah tepat berada disampingnya.

"Mau telur gulung dulu."

"Katanya capek, malah pengen jajan."

"Kalo jajan mah gak capek, tuh abangnya juga deket keliatan dari sini." Jazeel menunjuk gerobak telur gulung yang ada di perempatan komplek rumahnya.

Setelah puas mendapatkan telur gulungnya. Jazeel dan Samkara pun berjalan beringingan menuju rumah mereka.

"Mau gak Sam? Enak nih."

Jazeel menyodorkan telur gulungnya didepan mulut Samkara. Samkara menggigit sedikit telur gulung itu. Bagaimana rasanya? Biasa saja, seperti telur goreng pada umumnya. Yang beda cuman rupa sama bumbu-bumbu yang Jazeel tambahkan. Bisa-bisanya Jazeel beli, padahal bisa bikin banyak dirumah.

"Sam, gue mau pergi keluar nanti siang boleh gak?"

Samkara yang sedang berusaha membuka pintu rumahnya yang dikunci itu menoleh sebentar pada Jazeel, lalu membuka pintu rumahnya dan mengabaikan pertanyaan Jazeel.

Merasa pertanyaannya tidak kunjung direspon, Jazeel menepuk lengan Samkara yang kini malah duduk santai disopa.
"Heh gue nanya loh ini, jahat banget dikacangin."

"Emang mau pergi kemana? Sama siapa?" Nada bicara Samkara begitu dingin, membuat Jazeel sedikit takut.

"Ke mall sama Juan, sama Sean juga."

Samkara kembali tak merespon ucapan Jazeel. Bukan tidak boleh, hanya saja dia sudah berniat untuk menghabiskan waktu bersama Jazeel akhir pekan ini. Samkara ingin lebih banyak memiliki waktu berdua dengan Jazeel agar pelan-pelan terjalin rasa sayang yang lebih diantara mereka. Sebab sulit bagi Samkara memberi waktu lebih untuk Jazeel jika bukan hari libur. Jazeel memang tidak tahu niat Samkara ini, namanya juga usaha diam-diam.

"Ini gue diizinin apa gak sih? Gue ngehargain lu sebagai suami gue, makanya gue izin sama lu Sam. Kasih kepastian dong jangan diem aja."

Jazeel yang semula duduk disamping Samkara menjatuhkan badannya ke lantai rumahnya, yang untungnya sudah dilapisi karpet bulu. Badan Jazeel terlentang tepat didepan Samkara. Kesal dia, suami sekaligus sahabatnya itu diam saja.

Samkara menatap Jazeel tersenyum gemas karena melihat tingkah suami cantiknya itu.

"Oke, gue izinin tapi jangan lama perginya. Atau gue ikut aja gimana?"

"Boleh sih kalau mau ikut, gue juga males nyupir mobilnya. Soalnya harus jemput itu curut dua."

Samkara hanya mengangguk. Tidak apalah waktu berduaannya itu sedikit terganggu, ikut dengan Jazeel dan kedua teman Jazeel itu pun sama saja dengan menghabiskan waktu bersama Jazeel.



















- Biffle
© jaykerade
Tolong dukung cerita ini dengan vote / komen♡

Biffle - Sungjake [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang