#6

2.7K 242 11
                                    

Jazeel sedang memasak, namun tiba-tiba ada tangan yang melingkar dipinggangnya. Perbuatan siapa lagi kalau bukan suaminya, Samkara.

"Eh kok udah pulang aja lu? Gue masih masak nih jangan ganggu."

Jazeel berusaha melepaskan tangan Samkara di pinggangnya. Tapi suaminya itu malah makin mengeratkan pegangannya. Samkara membalikan badan Jazeel kemudian menarik tekuk Jazeel dan menciumnya. Bibir Jazeel membuat Samkara kecanduan, setelah mendapatkan izin itu Samkara tidak pernah berhenti mencium bibir manis Jazeel.

Karena terbawa suasana, Jazeel menyimpan alat masaknya begitu saja kemudian mengalungkan tangannya di leher sang suami yang kini masih tak hentinya melumat dan menggigit bibir Jazeel. Jazeel juga tidak diam saja, dia membalas perlakuan suaminya itu. Samkara menarik pinggang Jazeel, berusaha mendekatkan. Kemudian mengelus lembut pinggang Jazeel, membuatnya mengeluarkan suara desahan yang begitu lembut.

"Ck aduh, gigitnya jangan kenceng kenceng anjing." Jazeel mendorong badan Samkara pelan, mencoba mengakhiri kegiatan ciumannya itu.

"Ah lu mah, lagi enak-enaknya juga." Protes Samkara.

"Sakit anjir lu gigitnya gak pake perasaan, mending gue lanjut masak. Dah lu sana tunggu aja diruang makan atau mandi dulu gih biar wangi."

Samkara menghentakan kakinya sebal, kemudian berjalan pergi meninggalkan Jazeel di dapur. Jujur dia belum merasa puas dengan ciumannya barusan, terlalu sebentar.

Saat ini Jazeel dan Samkara sedang makan malam. Samkara makan dengan semangat karena masakan Jazeel tidak pernah gagal, selalu enak. Jazeel yang melihat Samkara hanya menggelengkan kepalanya.

"Zeel, pergi bulan madu yuk?"
Jazeel yang sedang makan tersedak kaget mendengar ucapan Samkara, lalu bergegas mengambil air.

"Apa lu bilang? Bulan madu?" Jazeel memajukan kursi meja makannya.

"Iya, anggap aja jalan-jalan. Kali aja abis bulan madu oleh-olehnya lu bawa cinta atau gak sama calon sekalian hehe." Samkara menaik turunkan alisnya dengan senyum menggoda.

"Calon apaan anjing? Lu mau nikah lagi hah?"

"Heh yakali anjing jaga mulut lu ya, maksud gue calon anak. Ngapain gue nikah lagi, punya lu satu aja gue dah bersyukur."

"Ck, alasan lu aja. Emang mau pergi kemana?."

"Gue ngikut lu aja, kira-kira lu maunya kemana?"

Jazeel diam berpikir sebentar.

"Ke London? Gimana?"

"Atur aja." Setelah itu Jazeel dan Samkara melanjutkan makannya.

Sehabis mengisi perut mereka, pasusu ini melanjutkan kegiatannya dengan menonton TV. Posisi kepala Jazeel berada di paha suaminya. Samkara sendiri asik memainkan rambut Jazeel yang lembut.

Jujur saja, saat ini Samkara sangat ingin bertanya pada Jazeel perihal perasaannya. Lagipula bagaimana bisa ketika bulan madu nanti hanya jalan-jalan saja, pikir Samkara.

Ucapan Samkara yang bilang bahwa mungkin saja membawa calon anak itu karena dia ingin sekali mulai bisa bercinta dengan Jazeel. Dalam lubuk hatinya Samkara sangat mengharapkan hadirnya seorang anak ditengah keluarga kecilnya ini. Usaha Samkara menunggu balasan cinta Jazeel ternyata sedikit menyakitkan. Rasanya dia benar-benar sedang digantung dalam sebuah hubungan.

"Zeel, gue mau nanya dong. Perasaan lu ke gue sekarang gimana?"

Samkara mengusap lembut kepala Jazeel, namun tak ada jawaban. Jazeel ternyata sudah tertidur pulas dipahanya. Niat Samkara pun gagal, dia kembali menyimpan pertanyaannya itu dihatinya. Mungkin memang belum waktunya.





















Kasian Samkara galau:(

- Biffle
© jaykerade
Tolong dukung cerita ini dengan vote / komen♡

Biffle - Sungjake [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang