|Yudha dan Pemikirannya|
"Nebak hal-hal yang disukai oleh sang idaman itu asli, susah."
***
Yudha meloloskan kacamata hitamnya, dan memijit pangkal hidung yang terasa pegal. Pria itu sudah berada di Singapura sekarang guna melanjutkan studi sekaligus kerjanya sebagai salah satu peneliti di sebuah start up company yang berdekatan dengan restoran halal asal Indonesia. Hampir saja dirinya terkena penalti lantaran izin dengan durasi melebihi batas guna menyelesaikan masalah pribadinya yang tak berujung menyenangkan itu. Walaupun masa studinya memang tengah libur, namun tidak dengan pekerjaan.
Yudha melongokkan wajahnya keluar kaca laboratorium. Beberapa orang lalu lalang di sana, tentu dengan membawa papan berisi hasil eksperimen dan juga tabung reaksi berisi sampel bahan uji. Perusahaan tempatnya bekerja sekarang tengah melakukan uji kelayakan hasil persilangan dua varietas tanaman pangan yang berbeda untuk menghasilkan produk unggulan dengan kualitas bagus. Kondisi ini membuat para pengembang banyak wara-wiri di sekitar laboratorium termasuk dirinya yang sedari masuk kemarin tak kunjung keluar.
Banyak sekali riset dengan menggabungkan dua DNA tanaman dan juga penambahan gizi untuk menunjang mutu tanaman pangan yang dihasilkan. Pria berkulit eksotis itu kembali memakai kacamatanya dan fokus mengambil spesimen baru lagi.
“Eh, Yudha, kenapa kau masih kat sini. Tak rehat ke?”
Pria itu menoleh sekilas saat rekan se-labnya yang berasal dari KL datang membawa tabung reaksi. “Tidak apa-apa, Salma. Nanti saja.”
“E-eleh, suka betul kau macam tu. Lagi bagus tak payahlah kau mesti makan-minum, biar beterus lapar. Jangan sibuk I sebab tu! I tak nak tolong dah.”
Yudha hanya tersenyum tipis mendengar omelan perempuan berkerudung pashmina itu. Salma meletakkan dua tabung reaksi tersebut kembali ke rak-raknya lantas memandang Yudha lagi.
“Chris tak ajak kau rehat ke macam mana?”
“Tadi dia sudah ajak saya.”
“Habis tu kenapa tak ikut sekali?” Salma nampak heran, dari kemarin pria itu tetap saja di ruangan ini. Makanya dia bertanya-tanya, masa keluar Cuma buat hal-hal wajib saja. Tubuhnya kan juga perlu istirahat.
“Nanggung, bentar lagi juga selesai. Tinggal tambah sedikit kalium dan fosfor.”
Salma menggelengkan kepalanya tak habis pikir. Perempuan itu membalikkan badannya dan mulai fokus menulis poin-poin penting hasil penelitian dalam tabung reaksinya tadi.
Yudha nampak telah selesai. Pria itu mencatatkan hasil-hasil garapannya untuk dilaporkan perkembangannya kepada kepala pengembangan proyek ini. Setelahnya ia kemudian mencopot sarung tangan karetnya dan mencuci tangan sebelum mencopot jas laboratorium. “Salma, kamu free malam ini?” tanyanya pada perempuan itu yang tengah mengamati hasil penelitiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Relationship : Como Lo Vueye
Fiction généraleSakha sangat tidak mau dijodohkan oleh orangtuanya. Walau bagaimanapun ia sudah dewasa dan bisa mencari pasangan hidup sendiri. Namun, papinya malah menjodohkan dirinya dengan pria yang ia temui di halte bus bernama Yudha. Sakha enggak habis pikir...