Sepuluh

68 5 0
                                    

|Obrolan Berdua|

"Banyak hal yang membuat saya takut menjalin hubungan dengan lawan jenis. Salahsatunya seks itu sendiri."

***

Sakha mengangguk menanggapi ucapan Abraham, gadis itu hapal betul bagaimana petuah pacar maminya saat dia akan kembali merantau ke ibukota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sakha mengangguk menanggapi ucapan Abraham, gadis itu hapal betul bagaimana petuah pacar maminya saat dia akan kembali merantau ke ibukota. 'Jangan sampe jebol, kalo papi belum jabat tangan sama orangnya!' Agak aneh sih kedengarannya, tapi betulan begitu. Di belakangnya, ada Ezra yang senantiasa nungguin wejangan pelepasan itu sambil nahan senyum biar enggak keliatan banget recehnya. Pria itu baru tahu, kalo ayah gadis yang ia ajak kencan online itu sungguh beyond the forecast banget. Ia kira selama kenal Sakha, dalam pikirannya orangtua gadis itu ya yang grumpy dan creepy namun, aslinya agak receh. Bahkan wajahnya saja tidak ada kesan galaknya sama sekali. Walaupun rambutnya sudah ada yang beruban.

Sebentar lagi mereka akan masuk ke gerbong. Ada beberapa oleh-oleh khas Yogyakarta yang Ezra beli untuk cangkingan, batik, bakpia kukus, dan barang antik dari pasar loak. Galeri fotonya pun sudah penuh akan jepretan perjalanannya bersama Sakha kemarin.

"Ezra, kamu hati-hati juga, ya. Saya nitip Sakhadina."

"Iya, Om, makasih. Sakha nanti saya jaga juga."

"Eeeh, Papi, emang aku barang apa!? Main titip-titip begitu."

Abraham tertawa mendengar penuturan putrinya yang merajuk itu. "Papi bercanda, Sa, gitu aja marah. Tambah tua nggak ada yang mau nanti."

Sakha malah tambah menekuk wajah dan memanyunkan bibirnya. "Papi nyebelin, ih!"

Ezra hanya tertawa kecil melihat tingkah laku ayah-anak itu. Terlihat dekat sekali keduanya.

"Iyaa... Papi minta maaf, udah sana kamu naik ke gerbong. Nanti ditinggal," suruh Abraham pada keduanya.

Sakha menoleh ke arah gerbong kereta itu, lalu menatap wajah papinya dengan benar. "Aku pergi ya, Pi, baik-baik di sini. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam, hati-hati," balas Abraham mengusap rambut putrinya dengan sayang. Sakha sudah lari lebih dulu ke arah gerbong kereta, meninggalkan Ezra.

Pria itu cepat-cepat langsung menenteng tas-nya dan menyalami papinya Sakha lantas menyusul gadis perawan itu.

Kereta tak lama kemudian berjalan, meninggalkan stasiun Tugu menuju Jakarta kembali. Sakha menatap kaca kereta, hujan turun sore ini. Rintisan air membasahi kaca luar, suasana di dalam gerbong menjadi lebih sejuk dari biasanya. Gadis itu memakai jaketnya, lalu menyumpal telinganya dengan headphone warna lilac. Alunan lagu Sesuatu di Jogja menemani dirinya menikmati perjalanan tujuh jam ini, pemandangan di luar sungguh memanjakan mata. Hijaunya pepohonan serta bangunan rumah warga menambah kesan tersendiri untuk gadis perawan bergigi gingsul itu.

Our Relationship : Como Lo Vueye Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang