PROLOG

78.9K 1.5K 17
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Alegra lekas turun dari motor menghampiri seorang gadis yang sudah menunggunya di taman seorang diri. Ia pun tersenyum berniat mengecup pipinya namun kali ini ada yang berbeda, kekasihnya tampak murung dan memalingkan wajah sehingga ciuman itu meleset.

Alegra tersenyum kecil. Memakluminya, mungkin gadis itu kesal karena dibuat menunggu atas kedatangannya.

"Nunggu lama?"

Greya Ersela, gadis setinggi bahu Alegra mendongak dengan mata teduhnya sampai kemudian Alegra merasakan usapan lembut di pipinya yang terdapat luka karena aksi tawurannya kemarin.

"Ini kenapa?"

Diraihnya tangan Greya untuk ia genggam dan diusap lembut. "Biasa."

Greya menggeleng pelan, tak mengerti kenapa ia harus memiliki kekasih seperti Alegra. Tapi sayangnya dia juga cinta.

"Jangan jadi kebiasaan."

Alegra mengangguk saja. "Kenapa ajak gue ke sini? Tumben."

"Besok ulangtahun kamu ya?" tanya Greya balik dengan senyum termanisnya.

Alegra tertawa sejenak. "Oh iya? Gue lupa."

"Dasar, ulangtahun sendiri masa lupa. Jangan-jangan ulangtahun aku kamu ga inget."

"Gue bisa lupa tentang gue, tapi tentang lo itu ga mungkin. Hari pertama kali ketemu lo aja gue inget."

Greya tersenyum mendengarnya. "Kalo gitu happy birthday."

Alegra menyerit heran. "Lo bilang ulangtahunnya besok."

"Emang besok tapi apa salahnya bilang sekarang. Kan biar jadi yang pertama, siapa tahu besok aku keduluan."

Alegra tersenyum, mengusap rambut Greya dan ia benarkan tatanannya. "Gimana mungkin sampai keduluan, kalau cuma lo yang inget ulangtahun gue."

Senyum di wajah Greya perlahan memudar begitu melihat senyum miris yang Alegra perlihatkan. Bagaimana ia mungkin berperan jahat dalam hubungan mereka kali ini? Bagaimana ia bisa menghancurkan Alegra lagi setelah ini.

"Ada temen-temen kamu, mereka pasti ga akan lupa."

"Temen sama pacar itu beda. Lo selalu yang pertama buat gue, lo orang spesialnya."

"Gombal."

Alegra tertawa. "Gue gombal gini juga bisanya sama lo doang."

Denouement ALEGREYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang