~o0o~
Mobil sedan berwarna hitam yang dikendarai seorang wanita berhenti tepat di halaman luas rumah Abraham. Sontak kedatangannya itu membuat pak Yudi yang sedang menyirami bunga menyerit heran merasa asing dengan mobil tersebut.
Lipstik merah, bulu mata lentik, dan hidung mancung. Wanita itu segera keluar dari kendaraanya sampai menapakan kaki yang dilapisi heals setinggi 7 cm. Melihat itu pak Yudi sudah mampu menebaknya, wanita ramping dengan tinggi semampai itu adalah mantan bosnya, mantan istri Abraham sekaligus mama kandung Alegra.
"Bu Hana."
Wanita yang pernah mengandung Alegra itu tersenyum menyapanya. Sangat menunjukkan wanita berkelas.
Tersadarkan lamunannya pak Yudi segera mengejar Hana yang perlahan akan memasuki rumah.
"Ibu apa kabar?"
"Alegra di rumah kan pak?" tanya Hana mengalihkan pembicaraan dengan satu tangan menentang tas berwarna hitam senada dengan dress dipakainya.
"Anu bu—"
Jika begini pak Yudi bingung sendiri, pria berumur 60 tahunan itu tidak tahu cara untuk mengusir Hana, karena pasalnya ia sudah diperingati oleh Abraham jika mantan bosnya ini dilarang untuk bertemu Alegra apalagi memasuki area rumah.
Terlambat, Hana sudah berhasil masuk ke dalam rumah berlantai 3 itu. Ia tersenyum menatap rumah yang pernah ia tempati dahulu. Rumah yang sudah ia buat hancur.
Tidak ada yang berubah, terkecuali tidak ada lagi foto-fotonya terpajang bahkan guci-guci mahal koleksinya telah hilang entah ke mana dan berganti menjadi foto keluarga berukuran besar dengan seorang gadis yang tak ia kenali.
Bi Siti yang menyadari ada tamu datang segera datang menghampiri. Sama terkejutnya ia dengan pak Yudi tadi, matanya membelak melihat Hana yang tak ia temui sejak perceraiannya dengan Abraham. Sudah sangat lama, bahkan saat itu Alegra masih kecil.
"Maaf bu tapi den Alegra ga ada di rumah." ucap pak Yudi dan langsung mendapat tatapan tajam dari Hana.
"Jangan bohong kamu!" pungkasnya. "Alegra!"
"Lebih baik ibu keluar sebelum saya panggil pak Abraham kemari." kata bi Siti geram berbohong karena nyatanya Abraham belum kembali.
"Jangan ikut campur urusan saya. Apalagi ini—lepas!" Hana menghentak tangan pak Yudi yang memegang lengannya.
"Jangan berani ya kalian sama saya!" ancam Hana mengacungkan jari telunjuknya memperingati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Denouement ALEGREYA
JugendliteraturAwal kepindahan Greya ke rumah ayah tirinya membawanya bertemu dengan ketua Lavegas. Alegra Zeftiano, sekaligus lelaki yang pernah memiliki hubungan spesial dengannya. Tidak ada yang berubah, semua tetap sama, lalu bagaimana dengan perasaan mereka?