05| SELANGKAH LEBIH MAJU

27.5K 892 22
                                    

Selalu update malem soalnya lancar aja mikirnya🍌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selalu update malem soalnya lancar aja mikirnya🍌

~o0o~

"Al beneran lo punya adek di kelas 11?" tanya Vela nampak antusias dengan duduk di sebelah Alegra kala mereka duduk di depan kelas.

Jelas Alegra tidak suka membicarakannya, tatapannya langsung tertuju pada Kai yang berpaling seolah tak melakukan sesuatu. Padahal Alegra sangat yakin jika lelaki itu yang membocorkannya.

"Beneran ga?" ucap Vela sembari menggoyang lengan Alegra yang malah beranjak dan meninggalkan tempat duduknya begitu saja dengan langkah pasti.

Vela memasang wajah bingung, menatap teman-teman Alegra seolah meminta jawaban. "Alegra kenapa?"

"Vel gini," Bara memperbaiki posisi duduknya yang semula menyilangkan kaki kini dibiarkan menyentuh lantai. "Gue kasih  tau, mulai sekarang lo jangan tanya-tanya Alegra soal keluarganya. Lo tau sendiri dia kaya gimana."

"Tapi kan gue cuma tanya, lagian dari awal kenal Alegra ga pernah mau cerita."

"Lo bukan siapa-siapanya sampai Alegra harus cerita. Yang temen deketnya aja belum tentu, apalagi lo yang cuma orang baru." ucap Dion melirik Vela tanpa tahu hatinya langsung tersinggung.

Vela membuang nafas lirih meminimalisir perasaannya. Seharusnya ia tidak tersinggung, karena ucapan Dion memang benar.

"Gue masuk kelas dulu." pamitnya dan berlalu masuk ke dalam kelas.

"Mulut tuh dijaga." peringar Rendi menggeleng pelan.

"Gue yakin lo juga mau ngomong ini, cuma ga berani aja." balas Dion tersenyum miring.

"Setidaknya lo hargain lah perasaanya." bela Rendi.

"Suka lo sama dia?"

Rendi membelak tidak terima dengan tuduhan Dion. "Gue gampar mulut lo ya asli. Emang salah bersimpati?!"

"Banyakan simpati lo kaya ada yang perduli aja sama lo."

"Kampret!"

"KAS!"

"Allahu!" pekik Kai mengusap dadanya ketika mendengar sentakan Nenda si bendahara kelas yang entah sejak kapan muncul di belakangnya.

Nenda melirik sinis lelaki itu, matanya yang tajam mengawasi pemuda di sana yang selalu menjadi buronannya.

"Ga harus gue ulangin mau apa kan ke sini?"

"Sabar Nen ya elah kas doang sampai seret tenggorokan lo teriak-teriak." kata Rendi dan tertawa setelahnya.

"Kalau gue ga teriak ga akan kalian mau denger!"

"Nih!" Rendi memberikan 5 ribuan selembar pada gadis itu.

"Apaan?! Ini cuma cukup buat kas hari ini. Belum kas yang minggu lalu."

"Ya udah pinjem lo dulu."

"Enak aja lo ngomong. Lo kira gue jadi bendahara ada gajinya?!"

Denouement ALEGREYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang