Greya menuruni anak tangga cepat dengan seragam sekolah telah rapi. Dan ternyata Alegra dan Abraham sudah lebih dulu untuk sarapan, namun ketika ia akan duduk Alegra sigap langsung berdiri sembari menenteng tasnya."Kamu mau berangkat? Tungguin Greya sebentar, dia belum sarapan." ucap Abraham.
Alegra hanya menatap sekilas pada Greya. "Ada hal lain yang ga bisa ditinggal. Alegra berangkat sekarang." pamit Alegra dan berlalu begitu saja membuat Greya di sana terlanjur tahu jika sekarang Alegra yang menghindar darinya.
"Biar nanti papa yang anter." kata Abraham menenangkan.
Tapi bukan itu kabar gelisah Greya. Dia merasa tidak suka dengan sikap dingin Alegra yang ditujukan padanya, ini tidak adil. Seharusnya ia bersikap biasa karena kemaripun ia melakukan cara yang sama pada Alegra, dan sekarang semua telah terlanjur untuk dikhawatirkan.
"Hai guys," sapa Vela yang tak sengaja bertemu bersama tiga teman Greya di sampingnya.
"Ini ada undangan buat kalian." ucapnya dan memberikan selembaran kertas kecil pada ke-4 gadis yang ia temui.
"Wah lo ulang tahun ka?" tanya Naomy dengan mata berbinar.
"Ya, kalian harus dateng!"
"Sip! Kita pasti dateng."
Vela tersenyum mendengarnya. "Gue duluan ya."
Greya tidak tahu apa bisa dikatakan aneh, tapi mengapa gadis itu seperti enggan menatapnya, bahkan menyapanya saja tidak.
"I can't wait. Ini pasti seru! Aduh mana gue ga punya baju yang bagus." ucap Naomy kegirangan.
"Kenapa lo yang seneng? Kemarin-kemarin perasaan jengkel banget sama Vela."
"Kalau undangannya gini jangan disia-siain, ini namanya rezeki. Pesta gratis, siapa yang ga mau?" balas gadis itu dengan cengirannya.
"Dasar fake lo!"
"Biarin!"
"Lo dateng Grey?"
"Apa?" Greya mengerjab nampak jelas sedang melamun.
"Ngalamun mulu lo dari tadi. Jadi lo mau dateng ga?" tanya Helena lagi.
Greya berfikir sejenak sembari mengamati undangan di tangannya. "Gue ga tau."
***
"Widih ulang tahun aja lo. Perasaan baru kemarin lo ulangtahun." kata Kai setelah menerima undangan dari Vela.
"Itu udah lama. Kalian dateng ya."
"Apasi yang ga buat lo. Kita pasti dateng." ucap Kai dengan senyum lebar yang membuat Vela tersenyum.
Pandangan Vela memutar mencari seseorang yang tidak ia temukan di sana.
"Alegra lagi digedung belakang Vel, cari aja ke sana."
Vela terdiam sejenak menimang. Sejak mendengar kabar sesuatu tak ia sangkakan dari Alegra dan Greya ia merasa tidak pantas untuk bertemu mereka lagi. Baginya Alegra adalah pembohong terbesar.
"Gue titip aja ke lo ya."
"Jangan. Kasih sendiri aja lo tau sendiri Kai kaya gimana. Yang ada undangan lo udah jadi bungkus gorengan." ucap Rendi dengan nada jenakanya.
Jika seperti ini Vela tidak punya cara lain untuk mengalah, lantas dia pun pergi ingin menjumpai Alegra. Langkahnya kian terasa berat ketika pandangannya tak sengaja bertemu dengan Alegra, untuk sejenak jantungnya terasa semakin berdebar. Perasaannya akan tetap sama pada lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Denouement ALEGREYA
Novela JuvenilAwal kepindahan Greya ke rumah ayah tirinya membawanya bertemu dengan ketua Lavegas. Alegra Zeftiano, sekaligus lelaki yang pernah memiliki hubungan spesial dengannya. Tidak ada yang berubah, semua tetap sama, lalu bagaimana dengan perasaan mereka?